7+ Unsur-Unsur Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Seni Budaya

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar unsur-unsur gambar flora, fauna, dan benda alam yang meliputi unsur seni rupa berupa titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang dalam mata pelajaran seni budaya. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu Guru, dan peserta didik dalam mencari referensi tentang unsur-unsur gambar flora, fauna, dan benda alam yang meliputi unsur seni rupa berupa titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang dalam mata pelajaran seni budaya.

7+ Unsur-Unsur Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Seni Budaya

Gambar: freepik.com

Menggambar flora, fauna, dan benda alam adalah mewujudkan suatu gagasan berdasarkan objek floram fauna, dan benda alam di atas bidang datar yang berupa unsur-unsur seni rupa dan menggunakan prinsip tertentu. Unsur-unsur seni rupa di sini adalah titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang. Jadi, unsur-unsur inilah yang akan kalian gunakan untuk mewujudkan gambar alam benda yang kita inginkan.

Unsur-Unsur Gambar

1. Titik

Titik adalah unsur seni rupa dengan bentuk paling sederhana. Setiap orang dapat membuat titik, tetapi belum tentu dapat mengorganisasikannya menjadi sebuah karya seni rupa yang baik. Meskipun bentuknya sangat sederhana, peran titik dalam karya seni rupa cukup penting.

Sebagai contoh, pada karya batik, titik (cecek) berguna mengisi bidang yang kosong (isen-isen). Apabila disusun rapat dapat membentuk unsur gelap, sedangkan jika disusun agak rapat, dapat membentuk unsur terang. Titik yang dibuat agak besar dapat menjadi bidang lingkaran kecil yang disebut bintik.

Jika bintik disusun sedemikian rupa, dapat terbentuk pola hias ataupun irama dalam karya seni rupa. Karya seni lukis atau gambar yang menggunakan teknik pointilis juga berbentuk dari sejumlah titik.

2. Garis

Garis merupakan suatu bentuk perpaduan dari sejumlah titik yang letaknya sejajar dan sama besarnya. Garis sendiri memiliki dimensi yang bentuknya memanjang serta memiliki arah. Bisa berbentuk pendek, halus, tebal, panjang, berombak, lurus, melengkung, dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadi ukuran dari garis. Untuk garis sendiri tidaklah ditandai dengan sentimeter. Namun, menggunakan ukuran yang sifatnya nisbi. Yang dimaksud dengan ukuran nisbi tersebut adalah meliputi tinggi, rendah, panjang, pendek, besar, kecil, tebal dan tipis.

Sementara untuk arah dari garis sendiri ada tiga macam, yaitu horizontal, vertikal dan diagonal. Meski garis sendiri bisa berbentuk melengkung, acak, ataupun bergerigi. Sebagai unsur suatu karya seni, garis sendiri memang sangat dominan. Sedangkan fungsi dari garis sendiri bisa Anda sejajar kan dengan peran dari warna ataupun tekstur. Bahkan, garis juga bisa membentuk suatu karakter tertentu serta watak pembuatnya.

Setelah mengetahui pengertian dari garis, selanjutnya akan dibahas tentang proses dari pembentukan garis. Garis merupakan suatu pola yang bentukan nya dari titik yang dipanjangkan. Dalam bahasa konseptual nya, garis mempunyai panjang akan tetapi tidak memiliki kedalaman dan juga lebar. Apabila suatu titik menjadi statis secara alamiah, maka suatu garis akan mampu mengekspresikan pergerakan, arah, serta pertumbuhan visual dalam memberi gambaran jalur pergerakan suatu titik. Artinya, garis adalah hasil dari sebuah goresan yang dikenal nyata atau kaligrafi.

Tidak kalah penting untuk dipahami adalah jenis-jenis garis di dalam suatu seni rupa. Dalam garis besarnya, garis hanya terdiri dari dua macam, pertama adalah garis lurus dan kedua adalah garis bengkok atau lengkung. Akan tetapi untuk perinciannya sendiri, garis dibagi berdasarkan bagiannya tersendiri. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Garis Horizontal

Garis horizontal adalah garis denagn tampilan lurus mendatar. Garis horizontal atau biasa dikenal sebagai garis mendatar lebih cenderung kepada mengasosiasikan suatu cakrawala laut mendatar, juga pohon yang tumbang, orang yang tidur atau mati, juga berbagai gambaran benda-benda lain yang mendatar. Garis ini karakternya adalah tenang, damai, dan kemantapan.

2. Garis Vertikal

Garis vertikal adalah garis lurus tegak. Selanjutnya makna dari garis vertikal adalah garis tegak yang menganalogikan benda yang berdiri dengan tegak dan lurus sebagaimana batang pohon, tugu, orang yang berdiri, dan lain sebagainya. Garis ini kesannya adalah keadaan yang tidak bergerak dan melesat menusuk ke arah langit.

3. Garis Diagonal

Diagonal adalah garis lurus yang miring ke kanan atau ke kiri. Garis-garis diagonal ini memberikan kesan sesuatu yang tidak stabil, bergerak atau dinamis. Sementara garis diagonal atau garis miring ke arah kanan ataupun kiri merupakan garis yang menganalogikan orang yang lari, kuda yang meloncat, serta pohon yang doyong dan lain sebagainya.

4. Garis Lengkung

Garis lengkung merupakan garis dengan arah membelok. Garis ini terdiri dari tiga macam yaitu garis lengkung busur, lengkung kubah dan lengkung mengapung. Untuk makna dan kesan dari Garis lengkung yang memberi kesan keanggunan, halus, dan luwes. Namun bisa juga melambangkan ketidakpastian.

5. Garis Zig-Zag

Garis zig-zag adalah garis majemuk yang berkelok-kelok di arah berlawanan. Model dari garis ini mirip dengan ngaris lurus yang dibuat dengan arah berlawanan kemudian disambungkan. Arti dan makna dari garis zig-zag adalah menggambarkan kegembiraan, keceriaan dan sesuatu yang intens. Bisa juga bermakna gairah dan semangat yang membara.

6. Garis Berombak

Garis berombak adalah garis yang masuk dalam kategori garis majemuk berupa lengkungan-lengkungan yang saling berkesinambungan. Garis ini terkadang juga disebut dengan garis lengkungan S yang sering kali menggambarka sebuah irama dan pergerakan.

7. Garis Gabungan

Sesuai namanya, yaitu adalah kombinasi 2 atau lebih jenis garis dalam seni rupa. Untuk model garis ini biasanya membentu struktur garis yang lebih kompleks.

3. Bidang

Bidang terbangun dari rangkaian sejumlah garis lurus atau lengkung. Bidang memiliki ukuran panjang dan lebar (dua dimensi). Bidang dapat dibedakan menjadi dua yaitu bidang yaitu bidang geometris dan bidang nongeometris. Bidang geometris bentuknya teratur, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran, dan bintang. Sebaliknya, bidang nongeometris bentuknya tidak teratur dan bebas.

a. Motif Batik Geometris

Dari segi penamaannya, motif batik geometris dapat didefinisikan sebagai motif batik yang ornamennya tersusun secara geometris. Jenis batik yang termasuk ke dalam golongan ini umumnya mempunyai bentuk dasar yang sangat standar misal segiempat, persegi panjang, lingkaran, layang-layang maupun bentuk lainnya. Beberapa jenis corak batik yang dapat diklasifikasikan ke dalam motif batik geometris diantaranya berupa motif batik swastika, motif batik banji, motif batik pilin, motif batik meander, motif batik kawung, motif batik tumpal, dan motif batik ceplokan.

Motif batik swastika merupakan jenis motif batik yang memiliki bentuk dasar huruf Z yang saling berlawanan. Motif batik swastika ini biasanya lebih banyak digunakan sebagai hiasan pinggir. Motif batik “banji” termasuk pola batik tertua, berupa silang yang diberi tambahan garis-garis pada ujungnya dengan gaya melingkar kekanan dan kekiri. Motif batik ini biasanya digunakan sebagai penghias bidang Motif batik pilin digambarkan sebagai motif batik yang mempunyai bentuk dasar lengkung spiral atau lengkung kait. Dalam variasinya ada juga yang berbentuk SS (pilin ganda). Motif batik ini banyak difungsikan untuk hiasan pinggir dan juga pengisi bidang.

Motif batik meander dengan bentuk dasar huruf T atau garis berliku (berkelok-kelok) termasuk ke dalam jenis motif batik yang banyak digunakan sebagai hiasan pinggir. Pada zaman prasejarah motif ini sering diaplikasikan pada tembikar dan bejana perunggu. Motif batik kawung sebenarnya dulu sempat dikategorikan sebagai salah satu jenis motif batik larangan. Ragam hias motif kawung umumnya memiliki bentuk seperti layaknya buah aren yang dipotong melintang.

Memiliki bentuk dasar bidang segitiga dengan pola yang berderet, motif batik satu ini sangat mudah dijumpai pada batik pesisir yang banyak mendapat pengaruh dari China. Motif batik tumpal biasanya lebih sering digunakan sebagai hiasan tepi. Motif batik ceplokan adalah ragam hias yang terdiri atas satu motif dan disusun berulang-ulang. Oleh sebagian orang motif batik ini juga sering disebut sebagai motif kertas tempel 

b. Motif Batik Non Geometris

Sedikit berbeda dengan motif sebelumnya, motif batik non geometris kebanyakan memiliki bentuk dan susunan motif yang tidak teratur. Pola hias yang termasuk ke dalam golongan motif batik non geometris diantaranya tersusun dari ornamen tumbuhan, candi, maupun binatang dalam susunan yang tidak teratur. Ragam hias tumbuhan yang diaplikasikan pada motif batik bisa diadaptasi dari bentuk daun, tangkai, kuncup, bunga, sulur, dan sebagainya. Sementara motif binatang yang bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan motif batik dapat diambil dari bentuk kupu-kupu, burung, sayap, kijang, dan sebagainya.

4. Bentuk

Bentuk terbangun dari rangkaian sejumlah bidang geometris atau nongeometris. Bentuk memiliki ruang atau berukuran panjang, lebar, dan tinggi (tiga dimensi). Seperti halnya bidang, bentuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk geometris dan bentuk nongemetris. Bentuk geometris bentuknya teratur, misalnya kubus, balok, silinder, piramida, kerucut, dan bola. Bentuk nongeometris bentuknya tidak teratur dan bebas.

Bentuk adalah salah satu unsur seni rupa yang tercipta dari gabungan berbagai bidang. Bentuk dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu bentuk geometris dan non geometris.

1. Bentuk Geometris

Geometris adalah bentuk yang memiliki pengukuran. Misalnya bentuk kubistis (kubus dan balok), bentuk silindris (tabung, kerucut, dan bola).

2. Bentuk Non Geometris

Non Geometris adalah bentuk yang meniru bentuk-bentuk alam, misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan.

Seni rupa adalah sebuah cabang seni yang menciptakan karya seni dengan media yang bisa dilihat dengan mata dan dapat disentuh dengan tangan. Seni rupa diwujudkan oleh beberapa unsur, seperti titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Bentuk adalah unsur yang dapat dilihat secara visual karena tersusun oleh adanya beberapa unsur fisik.

Bentuk merupakan gabungan dari unsur-unsur bidang yang membentuk suatu benda. Secara garis besar, unsur bentuk dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk figuratif, bentuk abstraktif, dan bentuk bstrak.

1. Bentuk Figuratif

Bentuk figuratif adalah bentuk yang meniru wujud yang berasal dari alam. Terwujudnya suatu bentuk figuratif tergantung dari pemikiran seseorang, dimana setiap pemikiran memiliki konsep yang berbeda dengan gambar bentuk alam. Contoh bentuk figuratif seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.

2. Bentuk Abstraktif

Bentuk abstraktif adalah bentuk figuratif yang telah diubah bentuknya, sehingga beberapa wujud dari bentuk aslinya berubah menjadi bentuk yang sudah digayakan. Contoh bentuk abstraktif seperti batik, topeng, wayang kulit, dan dekorasi.

3. Bentuk Abstrak

Bentuk abstrak adalah bentuk yang telah menyimpang dari wujud aslinya yang telah mengalami proses eksplorasi bentuk lebih lanjut dari bentuk yang biasa dilihat. Bentuk abstrak memerlukan imaji yang tinggi untuk menikmatinya. Contoh bentuk abstrak yaitu bentuk-bentuk geometris, seperti balok, tabung, piramid, kerucut, dan bola.

Menggambar merupakan salah satu bentuk seni rupa yang paling mudah dilakukan. Sebuah bentuk gambar dapat dikatakan sebagai tiruan dari perwujudan benda aslinya, sehingga unsur bentuk merupakan hal yang penting untuk diutamakan.

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan unsur-unsur lainnya. Misalnya tehnik arsir, pengaturan komposisi, keseimbangan warna, kesan gelap terang, dan pembentukan visual. Sehingga, gambar benda yang tercipta mudah diamati dan memiliki nilai karya seni yang tinggi.

Ada banyak sekali bentuk benda yang ada di alam. Seperti benda berbentuk kotak, segitiga, bulat, dan lainnya. Dan berikut ini merupakan beberapa jenis bentuk benda pembentuk seni rupa.

1. Bentuk Kubistis

Bentuk kubistis merupakan bentuk benda yang menyerupai kubus atau balok. Contoh benda-benda yang memiliki bentuk kubistis antara lain meja, televisi, lemari, kulkas, dan mesin cuci.

2. Bentuk Piramid

Bentuk piramid adalah bentuk benda yang menyerupai limas, yaitu memiliki ujung lancip dan bidang sisinya datar. Contoh benda berbentuk piramid adalah atap rumah dan piramida.

3. Bentuk Kerucut

Bentuk kerucut adalah bentuk benda dengan atas lancip dan bidangnya berbentuk lengkungan. Contoh benda berbentuk kerucut adalah topi hias, terompet tahun baru, dan nasi tumpeng.

4. Bentuk Silindris

Bentuk silindris adalah bentuk benda yang bulat memanjang menyerupai tabung atau silinder. Contoh benda bentuk silindris antara lain gelas, ember, kaleng, botol, toples, dan drum.

5. Bentuk Bola

Bentuk bola adalah bentuk benda bundar yang menyerupai bola. Contoh benda yang memiliki bentuk seperti ini antara lain bola, globe, buah-buahan bundar (semangka, jeruk, melon).

6. Bentuk Bebas

Bentuk bebas adalah bentuk benda yang memiliki dimensi tidak beraturan atau lepas dari bentuk geometris. Contoh benda tidak beraturan adalah bunga, hewan, buah-buahan, dan busana.

5. Warna

Warna terbuat dari pigmen atau zat warna yang diambil dari alam. Warna juga dapat ditimbulkan dari gelaja alam seperti pelangi dan cahaya yang dipantulkan oleh kristal. Warna yang digunakan dalam seni rupa dapat menggunakan bahan pasta, serbuk, padat, dan cair, misalnya cat air, cat minyak, cat akrilik, naftol, pencil warna, pastel, crayon, dan tinta. Warna dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Warna Primer

Warna Primer merupakan warna pokok atau warna dasar. Jadi, warna primer ialah warna yang menjadi fondasi dari warna lain. Jika dalam kehidupan manusia, sama dengan kebutuhan pokok manusia seperti makan dan minum. Yang mana jika manusia tidak makan dan minum, maka kehidupan manusia, akan berakhir alias mati. Begitu pula dengan warna primer. Tanpa adanya warna kategori ini, maka tidak akan ada warna-warna yang lain. Artinya semua warna, pada hakikatnya merupakan turunan dari percampuran ketiga warna primer ini (Merah, Kuning, Biru).

Karena inilah seorang pelukis, dengan menggunakan 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru, bisa menghasilkan ribuan bahkan tak terhingga jumlah warna pada lukisannya. Karena warna yang begitu kaya dari setiap coretan di kanvasnya, merupakan hasil pencampuran dari ketiga warna pokok. Secara teknis, asal usul warna primer tidak sama dengan warna sekunder, tidak bisa dibuat berdasarkan campuran warna lain. Warna primer adalah warna induk. Warna yang murni berdiri sendiri tanpa campuran warna lain

2. Warna Sekunder

Warna ini disebut dengan istilah warna kedua, yang artinya yaitu warna yang berasal dari pencampuran dua warna primer. Misalnya warna merah jika dicampur dengan warna kuning maka akan menjadi warna orange. Merah dengan kuning adalah warna primer jika kedua warna tersebut dicampurkan maka akan menjadi warna hijau, warna hijau ini disebut dengan warna sekunder.

3. Warna Tersier

Warna tersier merupakan warna yang yang dihasilkan dari pencampuran antara warna primer dengan warna sekunder. Adapun macam macam warna tersier yaitu: Coklat Merah merupakan warna yang berasal dari campuran warna merah dengan warna hijau. Coklat Kuning merupakan warna yang berasal dari campuran warna kuning dengan warna ungu. Coklat Biru merupakan warna yang berasal dari campuran warna biru dengan warna jingga atau orange.

6. Tekstur

Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda, baik kasar maupun halus. Dalam seni rupa, keadaan permukaan suatu benda ada yang nyata dan ada juga yang tidak nyata atau semu. Jika keadaan suatu permukaan benda keadaanya sama waktu dilihat dan diraba, artinya benda tersebut bertekstur nyata. 

Sebaliknya, jika tekstur suatu benda berbeda ketika dilihat dan diraba, artinya benda tersebut bertekstur tidak nyata atau semu. Untuk tekstur yang nyata dalam melukis dapat dibuat dengan goresan kuas yang kasar. Lukisan yang bertekstur kasar ini memberi kesan ekspresif. Adapun tekstur yang semu dapat dibuat dengan goresan yang halus dan memperhatikan gelap terang.

7. Gelap Terang

Gambar atau lukisan akan tampak jelas apabila ada bagian gelap dan bagian yang terang. Jika menampilkan bagian yang gelap atau terang saja, gambar atau lukisan tersebut tidak tampak jelas. Artinya, gambar atau lukisan tersebut tidak dapat dinikmati keindahan bentuknya. Oleh karena itu, gambar atau lukisan hendaknya memuat unsur gelap dan terang.

Benda atau keadaan alam akan tampak terang jika terkena cahaya dan sebaliknya. Jadi, unsur gelap dan terang ini ditentukan oleh arah datangnya cahaya. Dengan perkataan lain, gambar atau lukisan yang baik hendaknya terdapat bagian yang gelap dan bagian yang terang. Dalam lukisan atau gambar keadaan gelap terang dapat diwakili dengan perbedaan warna hitam dan putih atau warna tua dan warna muda.