Gaya Bahasa (Majas) Buku Fiksi : Pengertian Dilengkapi dengan Contohnya

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian dan contoh gaya bahasa (majas) yang terdapat dalam teks buku fiksi dilengkapi dengan contoh kalimat majas dalam kalimat. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang  pengertian dan contoh gaya bahasa (majas) yang terdapat dalam teks buku fiksi dilengkapi dengan contoh kalimat majas dalam kalimat.

Gaya Bahasa (Majas) Buku Fiksi : Pengertian Dilengkapi dengan Contohnya

Majas
adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresi perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwa. Berikut ini adalah macam-macam gaya bahasa atau majas dalam bahasa Indonesia. Adapun jenis-jenis majas tersebut adalah sebagai berikut.

1. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:

  • Baru 3 km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk
  • Pasir berbisik tertiup angin di padang gurun.
  • Lampu sorot dari mobil itu menusuk mataku.
  • Angin membelai rambut indah Sari.
  • Api melahap seisi pasar dalam semalam.
  • Dini hari ambulans mengaum di desa kami.
  • Gunung merapi memuntahkan lahar dingin.
  • Longsor menyelimuti setengah rumah itu.
  • Motorku kehausan tak ada bensin
  • Gedung-gedung bergoyang terkena gempa.
  • Sirine mobil polisi membangunkanku dari tidur.
  • Ombak menyeret perahu sampai ke tepian.
  • Aroma rendang menari-nari di udara.
  • Langit menangis sepanjang sore.
  • Kuah sup ayam Pak Min menonjok lidah.
  • Dingin salju menusuk sampai tulang.
  • Burung kasuari bernyanyi tiap pagi.
  • Api unggun melindungiku dari dingin.
  • Selimut memelukku sepanjang malam.
  • Motor vespa menemani masa muda ayah.
  • Kartel narkoba mengancam masa depan bangsa.
  • Pohon kelapa melambai mengucap selamat malam.
  • Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
  • Mesin ketik membisu, aku kehabisan ide.
  • Pohon sukun menghidupi kami selama krisis moneter.
  • Hutang melilit keluarga itu selama belasan tahun.
  • Aku bermalas-malasan sementara waktu terus berjalan.
  • Bedug memanggil anak-anak untuk segera pulang dan berbuka puasa.
  • Matahari sembunyi di balik awan hitam.
  • Pelangi setia menunggh hujan reda.
  • Di luar pagar sana kehidupan memanggilmu.
  • Kota bertumbuh makin pesat setelah sepuluh tahun.
  • Siaran televisi itu menciderai nalar penontonnya.
  • Hujan berlomba mencapai tanah.
  • Pohon meminum air hujan dan mencegah banjir.
  • Setiap hari SMS itu menerorku dengan tawaran pinjaman uang.
  • Speaker masjid menyapa tiap hari.

2. Majas Metafora

Majas metafora adalah majas perbandingan yang dilukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama

Contoh:

  • Tikus berdasi itu disidang dalam kasus tipikor.
  • Si Jago Merah membakar habis ruko di pasar tersebut .
  • Anak Kutu Buku itu menjuarai lomba matematika nasional. 
  • epulang dari surabaya kakak membawakan buah tangan untukku.
  • Miftah merupakan bintang kelas di kelasnya.
  • Pemuda adalah tunas bangsa untuk membawa perubahan yang lebih baik pada negeri ini.
  • Apapun hasilnya kita harus bisa berlapang dada menerima keputusan tersebut.
  • Budi merupakan anak emas kepala sekolah.
  • Ibu selalu merawat sang buah hati nya dengan iklash.
  • Gang Doli dulu adalah tempat berkumpulnya para kupu kupu malam untuk mencari uang.
  • Budi adalah anak berkepala batu, dia sulit menerima pendapat orang lain.
  • Buku adalah jendela dunia.
  • Kecantikan miftah membuatnya menjadi bunga desa.
  • Seorang pria harus siap menjadi tulang punggung keluarga saat menikah nanti.
  • Internet merupakan gudang ilmu di masa kini maupun masa depan.
  • Anak adalah harta karun bagi kedua orang tuanya.
  • Preman merupakan sampah masyarakat yang harus di tindak.
  • Sang Dewi Malam keluar menampakan dirinya bersama bintang.
  • Raja hutan merupakan satwa yang harus kita lindungi.
  • Miftah adalah belahan jantung hatiku yang tak tergantikan oleh siapapun.
  • Raja malam berkeliaran di sekitar taman kota.
  • Jadilah atlit yang bisa menjadi bunga bangsa .
  • Aku selalu menjadi kambing hitam oleh teman temanku.
  • Tangisan awan tak berhenti di langit surabaya.
  • Raja siang bersembunyi dibalik awan.
  • Aku selalu mati kutu saat membacakan puisi di depan panggung.
  • Miftah adalah tulang rusukku.
  • Harutya mulai naik daun saat menyanyikan lagu mabataki.
  • Dia suka bermuka dua kepada perempuan yang baru dikenalnya.
  • Tanggal tua selalu menjadi momok setiap orang karena keuangan menipis.
  • Anak tersebut menjadi buah bibir karena kenakalannya.
  • Lebih baik berdiskusi daripada ringan tangan untuk menyelesaikan masalah.
  • Preman itu tangan panjang di pasar tersebut. Andi selalu menjadi anak bawang di kelasnya.
  • Orang tua akan selalu berat hati saat terpisah dengan anaknya.
  • Bagus adalah anak yang suka mencari muka di depan guru.
  • Para tersangka terkesan cuci tangan akan kasus korupsi ini.
  • Pak Ahok harus di meja hijau untuk mengadili perbuatannya.
  • Messi unjuk gigi kemampuannya menggiring bola.
  • Banyak super market akhirnya gulung tikar karena sepi pengunjung.
  • Para tersangka tutup mulut setiap dimintai keterangan.
  • Agus kehabisan tiket kereta yang membuat dia gigit jari.
  • Lelaki hidung belang selalu menggoda setiap ada perempuan yang melewatinya .

3. Majas Eufemisme

Majas eufemisme adalah majas perbandingan yang dilukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama

Contoh:

  • Raja siang telah pergi ke peraduannya”. Raja siang = matahari” Nenek berpulang ke rahmat Tuhan. (berpulang = mati)
  • Mulai hari ini Bu Min menjadi asisten rumah tangga di rumah kami. (asisten rumah tangga = pembantu)
  • Ibuku mengajar di kelas tuna rungu. (tuna rungu = tuli)
  • Jember masih meduduki angka tuna aksara tertinggi di Jawa Timur. (tuna aksara = tidak bisa membaca)
  • Lapisan masyarakat dengan ekonomi mengengah ke bawah sulit bertahan hidup selama pandemi. (ekonomi menengah ke bawah = miskin)
  • Selama kelas berlangsung saya sudah izin buang air sebanyak tiga kali. (buang air = kencing)
  • Banyak buruh dirumahkan gara-gara perusahaan bangkrut. (dirumahkan = dipecat)
  • Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor polisi secara paksa tanpa bukti jelas. (diamankan = ditangkap)
  • Kakek dibebastugaskan setelah mengabdi selama lebih dari 40 tahun. (diebebastugaskan = dipecat)
  • Dinas Sosial memberi bantuan pada tuna wisma. (tuna wisma = gelandangan)
  • Pramusaji menyodorkan menu makanan laut pada kami. (pramusaji = pelayan)
  • Tuna susial kota Surabaya bersatu melawan penggusuran. (tuna susila = pelacur)
  • Peserta upacara mengheningkan cipta mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang. (gugur = mati)
  • Aku tidak menemukan kamar kecil di bagian barat rumah ini. (kamar kecil = toilet)
  • Pramuniaga menawarkan perona bibir terbaru pada tante. (pramuniaga = sales)
  • Tuna netra dan orang berkebutuhan khusus lainnya tidak mendapat fasilitas yang layak di ruang-ruang publik. (tuna netra = buta)
  • Adik kurang pandai dalam pelajaran matematika. (kurang pandai = bodoh)
  • Potensi dan kedaulatan pangan di desa yang dipandang sebelah mata hanya memunculkan banyak tuna karya. (tuna karya = pengangguran)
  • Muncul aroma kurang sedap dari kamar kakak. (aroma kurang sedap = bau)
  • Setelah berlatih bahasa isyarat selama setahun, kini aku bisa berkomunikasi dengan teman-teman tuna wicara. (tuna wicara = bisu)

4. Majas Sinekdokne

Majas sinekdone terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pars pro toto, yaitu majas sinekdokne yang menuliskan sebagian tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan. contoh “dia mempunyai lima ekor kuda

b. Totem pro parte, ialah majas sinekdokne yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian

Contoh:

  • Kaum wanita memperingati hari Kartini
  • Untuk masuk kedalam bioskop perkepala harus membayar Rp45.000
  • Ani tidak terlihat batang hidungnya seharian ini.
  • Keluarga itu harus angkat kaki dari kontrakan rumah karena belum membayar tagihan.
  • Paras cantik miftah telah mencuri hatiku .
  • Penampilan pesulap itu mencuri pandangan mata para penonton.
  • Sudah sejak lama aku tak menginjakan kaki di kota pahlawan ini.
  • Putri tanjung menjadi tangan kanan presiden joko widodo.
  • Per batang jati dihargai jutaan rupiah.
  • Suara Dodi Kangen Band memanjakan telinga penonton.
  • Ibu ani menggendong buah hatinya.

5. Majas Alegori

Majas alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.

Contoh:

  • Hidup ini diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan, (istri = jurumudi), (suami = nakhoda), (topan, gelombang dan batu karang = cobaan) dan tanah seberang = cita-cita)
  • Bayi yang baru lahir itu layaknya kertas putih yang masih kosong dan belum ada coretannya.
  • Hidup ini bagaikan roda, terkadang kita berada di bawah, terkadang akan diam sejenak dan kadang juga akan naik ke atas.
  • Otak manusia bagaikan mata pisau, semakin diasah, maka akan menjadi semakin tajam.
  • Cinta itu seperti menggenggam pasir. Bila tidak digenggam akan hilang, namun jika digenggam terlalu erat akan terdesak keluar melalui celah jari.
  • Negara Indonesia itu layaknya sebuah tanah impian, ada banyak sumber daya dan kekayaan alami yang berlimpah di penjuru negeri.
  • Waktu itu ibarat uang, jika dihabiskan dengan baik, maka akan mendatangkan manfaat, namun jika disia-siakan, maka akan mendatangkan kerugian.
  • Perasaan manusia itu seperti permen, ada banyak rasa yang tersedia, bisa manis, pahit, asam, dan sebagainya.
  • Ilmu pengetahuan laksana cahaya yang menerangi kehidupan manusia di dunia.
  • Perilaku para koruptor hampir sama dengan tikus-tikus yang sangat suka berkeliaran di lumbung padi. Ia makan padi itu sepuasnya.
  • Buku itu seperti jendela dunia, dimana kita bisa mengetahui dunia lewat tulisan dalam buku.
  • Al Qur’an adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk jalan menuju Allah.
  • Kecantikan wanita itu layaknya seorang bidadari yang benar-benar meneduhkan hati.
  • Emosi manusia itu layaknya api, semakin disulut maka akan semakin besar kemarahannya.
  • Hidup itu seperti kotak cokelat, kau takkan pernah tahu apa yang ada di dalamnya.
  • Ibu bagaikan malaikat bagi anak-anaknya, ia memberi kasih sayang yang tulus dan suci.
  • Tubuh manusia bagaikan mesin, jika bekerja secara terus menerus tanpa istirahat akan mencapai batas kapasitasnya

6. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti

Contoh:

  • Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya
  • Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa.
  • Bahagiaku melambung tinggi sampai ke angkasa.
  • Seribu kota sudah kulalui untuk mencari kekasih hati.
  • Hati hancur remuk-redam mendengar kabar duka.
  • Selama krisis moneter ibu kurus sekali tinggal tulang kulit.
  • Kejutan ulang tahun kali ini hampir membuatku terkena serangan jantung.
  • Patah hati membuat Ardi tenggelam dalam air mata.
  • Paket buku datang secepat kilat.
  • Adik memiliki cita-cita setinggi langit.
  • Bidadari khayangan kalah dengan kecantikannya
  •  Lagu “Terpesona” membakar semangat aparat.
  • Soto Haji Sarkun kulahap dengan membabi-buta.
  • Kutunggu dia sampai ke liang lahat.
  • Bila negara ingin mengusir petani dari tanahnya sendiri, langkahi dulu mayat kami.
  • Penemuan ini akan mengguncang jagat raya.
  • Puisi yang Ahmad bacakan begitu menggetarkan sanubari.
  • Harga ayam di pasaran hampir geratis saking anjloknya.
  • Kematian ayah membuat duniaku berhenti berputrar.
  • Teriakannya menggema sampai ulu hati.
  • Cintaku sebesar dunia, seluas jagat raya ini kepadamu.
  • Aku membawa segelas air dan kau meminta lautan.
  • Kuharap ia pergi ke ujung dunia atau menghilang di segitiga bermuda.
  • Dia pasti belahan jiwaku.
  • Amarahnya sudah memuncak, membekukan seisi kelas.
  • Semangat dalam dirinya lebih panas dari lahar merapi.