Liturgi Gereja | Pengertian, Alasan, Aturan, Bidang, dan Macam Simbolisasi

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian liturgi gereja, alasan mengapa dikatakan liturgi gereja, aturan dalam liturgi gereja, bidang-bidang liturgi gereja dan macam-macam simbolisasi dalam liturgi gereja. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian liturgi gereja, alasan mengapa dikatakan liturgi gereja, aturan dalam liturgi gereja, bidang-bidang liturgi gereja dan macam-macam simbolisasi dalam liturgi gereja. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian liturgi gereja, alasan mengapa dikatakan liturgi gereja, aturan dalam liturgi gereja, bidang-bidang liturgi gereja dan macam-macam simbolisasi dalam liturgi gereja.

Liturgi Gereja | Pengertian, Alasan, Aturan, Bidang, dan Macam Simbolisasi

Pengertian Liturgi Gereja

Liturgi Gereja merupakan perayaan iman Gereja. Yang kita rayakan dalam Liturgi tidak main-main, sebab yang kita rayakan adalah Yesus Kristus sendiri yang hadir di tengah kita. Tuhan Yesus Kristus itu hadir ditengah kita kita tidak sekedar melihat-lihat kita, tetapi Dia bekerja, Dia berkarya, yaitu menebus dan menyelamatkan kit. Bukankah kita ini banyak dosa dan kelemahan? Bukankah kita memiliki banyak beban dan kesulitan hidup? Nah, Tuhan Yesus Kristus ingin membangikan rahmat penebusanNya yang mau menghapus dosa kita dan membebaskan kita dari segala belenggu dan beban hidup kita.

Ini cocok dengan istilah liturgi yang berasal dari bahasa Yunani leitourgia, yang artinya karya pelayanan bagi Allah dan sesama. Siapa yang memberikan pelayanan kepada Allah dan sesama. Siapa yang memberikan pelayanan kepada Allah dan manusia secara sempurna? Tidak lain jawabannya ialah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dengan misteri sengsara, wafat dan kebangkitanNya, atau yang kita kenal dengan Misteri Paskah, Tuhan Yesus Kristus memberikan pujian dan pemuliaan kepada Allah Bapa di surga dan menguduskan kita umat manusia. Itulah karya penebusan Tuhan. Dan Misteri Paskah itulah persis yang kita rayakan dan hadirkan dalam liturgi Gereja.

Alasan Mengapa Dikatakan Liturgi Gereja


Ya liturgi itu selalu perayaan seluruh Gereja. Sebenarnya pemahaman yang utuh akan liturgi mencakup pengertian mengenai liturgi sebagai perayaan iman akan karya penyelamatan Allah yang berpuncak pada misteri wafat dan kebangkitan Yesus Kristus dalam Roh Kudus, yang dilaksanakan oleh Tubuh mistik Kristus, yaitu Kristus dan GerejaNya. Kata-kata terakhir ini sulit dipahami ya adik-adik? Sebenarnya saya hanya mau menggaris-bawahi mengenai siapa yang melaksanakan perayaan liturgi. Yang melaksanakan perayaan liturgi adalah Tuhan Yesus Kristus dan bersama seluruh Gereja!

Karena Tuhan Yesus Kristus tidak kelihatansecara indrawi, dia kini hadir melalui dan dalam Gereja. Gereja disini ya dalam arti seluruh Gereja, baik itu Gereja di seluruh dunia maupun Gereja sepanjang waktu dan zaman. Pokoknya, Gereja semesta. Namun dalam praktek, seperti kita lihat, Gereja hadir dalam bentuk umat beriman yang konkret di sebuah tempat seperti paroki kita, wilayah kita. Dalam perayaan Ekaristi misalnya, Gereja hadir memalui diri imam yang memimpin Ekaristi, dan juga dalam diri seluruh umat beriman yang hadir dengan segala bentuk macam ragam budaya dan kebiasaannya.

Aturan dalam Liturgi Gereja

Rasanya memang begitu sih, liturgi itu banyak aturannya. Tetapi itu kan biasa, adik-adik. Itulah konsekuensi hidup bersama. Ada aturan bersamannya. Seperti upacara bendera pada setiap tanggal 17 Agustus, bukankah kita harus mengikuti aturan baku seperti pengibaran bendera merah putih dengan penuh hormat dan sambil menyanyikan lagu kebangsaan indonesia Raya? itu Loh kayak orang main sepak bola pula. Main sepak bola itu kan memiliki banyak aturan. Tetapi si pemain dapat beriman cantik, indah , terampil dan enak dinikmati meskipun ada berbagai macam atauran mainnya.

Begitu pula berliturgi. Karena liturgi itu perayaan selurug Gereja, lalu ya ada banyak aturannya. Ada aturan baku dan pokok yang mesti kita ikuti dan ada pula aturan yang lebih longgar yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Yang penting kita tahu saja, mana pokok dan mana yang bisa disesuaikan. Gitu saja. Yang suka bikin bingung para misdinar itu yah, kok di paroki sana begini dan diparoki kita begitu. Mana yang betul? Nah, cara menilainya tidak sulit kok. Lha yang begini begitu itu menyangkut soal pokok atau enggak? Kalau di sana Misalnya menggunakan roti browniskukus dan anggurnya memakai soft drink, ya itu misa yang tidak benar. Penggunaan roti dan anggur kan baku, pokok dalam Misa. Tetapi apabila dalam Misa di paroki dana umatnya berlutut sementara di tempat kita umat berlutut sewaktu Doa Syukur Agung, ya biar sajalah, kan di paroki sana tidak ada tempat berlututnya, sedangkan di paroki kita ada! Begitu seterusnya ya adik-adik

Bidang-Bidang Liturgi Gereja

Liturgi umumnya dipandang sebagai perayaan resmi. Hal ini tampak misalnya dipimpin oleh pastor sebagai pelayanan biasa. Meski begitu tidak semua perayaan liturgi resmi harus di pimpin pastor. Yang termasuk bidang liturgi ialag Perayaan Ekaristi, perayaan sakramen-sakramen yang lain seperti dibaptis, krisma, tobat, pengurapan orang sakit, perkawinan dan thabisan. Ibadat harian atau liturgi horarum atau yang dikenal dengan doa brevir juga termasuk bidang liturgi. Doa brevir ini biasa didoakan oleh orang-orang tertahbis, birawan-biarawati, dan siapapun juga yang mau termasuk awam dan adik-adik misdinar juga lho. Doa brevir ini contoh bidang liturgi yang tidak harus di pimpin oleh pastor.

Simbolisasi dalam Liturgi Gereja

Sebenarnya sih ya, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun tidak bisa melepaskan diri dari simbolisasi. Coba tuh adik-adik lihat dirimu. Pakaian yang kamu kenakan, bukankah menandakan kamu sedang apa? Kalau kalian pakai seraganm sekolah, kalian pasti sedang dalam rangka bersekolah. Kalau kini kalian menggunakan pakaian santai, kalian memang sedang bersantai ria. Tuh raut muka atau wajahmu juga menandakan situasi dan perasaan hatimu. Kalau wajah kalian kelihatan terang dan cerah, pastilah hati kalian juga sedang sedih, tentu raut mukamu juga tampak murung. Orang gendut tanda makmur atau mungkin kurang olaraga. Badan kurus mungkin tanda orang yang banyak cacingnya atau kurang gizi, eh tapi juga biasa karena makan sehat dan olaraga teratur lho. Mungkin ada mempunyai kalung? Nah, kalung apa yang dikenakan juga menunjukkan apa yang menjadi kekuasaannya. Apabila ia mengenangkan kalung salib, nah ini pasti orang katolik yang bangga dengan kekatolikannya. Nah, kalau kalungnya rosario, orang ini pasti berdevosi kuat pada Bunda Maria. Pokoknya, simbol atau lambang mengungkapkan sesuatu yang lebih mendalam. 

Begitu pula Liturgi Gereja. Dalam liturgi ada aneka macam simbol dan semua simbol itu memang ungkapan salah satu segi atau fokus dari misteri iman yang dirayakan. Semua misteri iman mengalir dari misteri Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan kita melalui wafat dan kebangkitanYa. Maka setiap simbol liturgi pun tentu berhubungan dengan misteri Tuhan Yesus Kristus pula, entah dari sisi mananya.

Macam-Macam Simbol Liturgi Gereja

Karena apa yang kita lihat, kita dengarkan, kita cium, kita rasakan, kita katakan dan kita lakukan dalam perayaan liturgi, semuanya saja, merupakan ungkapan dan tindakan simbolis! Aktivitas indra kita seperti mendengarkan, melihat, mencecap dst., atau tata gerak seperti dijalan, berdiri, duduk, berlutut dst., atau tata suara seperti musik, nyayian, atau tata ruang seperti gedung gereja, kursi, altar, mimbar, tempat kor, tempat misdinar dst., atau tata warna liturgi seperti warna hijau, merah, putih ungu dst., tata waktu seperti hari Minggu, hari raya, pesta, hari biasa dst., atau bahan-bahan perayaan liturgi seperti roti, anggur, air minyak, garam dst., atau segala peralatan liturgi seperti sibori, pisikis, piala, purifikatorium, ampul, wiruk dan wangi-wanginnya, lilin dan kalendernya dst., adalah simbol-simbol liturgi! Seluruh indra kita melambangkan keterbukaan kita kepada Sang Pencipta dan Penyelamatan kita, Yakni Tuhan Allah yang menhasihani kita dan memberikan hidupNya kepada kita.

1. Melihat

Mata kita memampukan kita menyaksikan kemuliaan Allah. Dengan melihat kemuliaan Allah, mata hati kita dibuat kagum dan karenanya kita ingin berbakti kepadaNya. Oleh karena itu betapa pentingnya keindahan dalam seluruh segi dan unsur liturgi yang kita buat saat bertugas.

2. Mendengarkan

Tuhan menciptakan bagi kita dua telinga dan satu mulut karena Tuhan meminta kita agar kita lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Dalam perayaan Liturgi, indra mendengarkan berperan untuk mendengarkan Tuhan yang sedang bersabda, membuka diri pada pujian, syukur dan permohonan dari umat beriman kepada Tuhan. Maka kita jangan suka ribut sewaktu tugas karena itu mengacaukan nyaringnya suara Tuhan.

3. Menyentuh

Sebelum indra lain berfungsi, indra sentuhan telah berperan dalam hidup. Sentuhan penuh kasih sayang menghidupkan dan meneguhkan diri kita. Tuhan pun menyentuh  diri kita melalui komuni suci yang kita terima; dan sentuhan ini pula semakin mempersatukan kita dengan sesama umst beriman seperti saat Salam Damai.

4. Merasakan

Kulit kita terasa diingin saat kita di udara dingin, mulut kita merasakan lezatnya makanan saat menyantap hidangan lezat. Indra merasakan memberikan pengalaman kesatuan dengan Tuhan sebagai pengalaman yang manusiawi pula seperti saat kita mengunyah Tubuh Kristus saat komuni. "Kecaplah...Betapa Baiknya Tuhan" (Mzm 34:9).

5. Membau

Bau-bauan wangi yang baik dapat menyehatkan tubuh kita. Aroma harum saat menghirup asap ukupan sewaktu pendupaan pada perayaan liturgi melambangkan kerahuman nama Allah sendiri yang menyelamatkan! Bau dan aroma digunakan dalam liturgi semula dalam arti untuk higiengsi-kesehatan tetapi kemudian juga dalam arti teologis-liturgis.

Sumber Referensi: kekatolikan.blogspot.com