Pengertian Spermatogenesis dalam Sistem Reproduksi pada Manusia

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian spermatogenesis, kelenjar, campuran, dan prosesnya dalam sistem reproduksi pada manusia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi pembelajaran tentang pengertian spermatogenesis, kelenjar, campuran, dan prosesnya. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik dalam memahami pengertian spermatogenesis, kelenjar, campuran, dan prosesnya dalam sistem reproduksi pada manusia.

Pengertian Spermatogenesis dalam Sistem Reproduksi pada Manusia

Pengertian Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan sel kelamin laki-laki. Spermatogenesis berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan spermatozoa (sel sperma) dipengaruhi oleh beberapa hormon. Aktifnya hormon-hormon tersebut dipengaruhi oleh kelenjar hipofisis.

Kelenjar Spermatogenesis

Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Follcle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubersitas, testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yan akan memacu spermatogonium untuk memulai proses Spermatogenesis.

Proses pemasakan spermatosit menjadi sel sperma menjadi sel sperma disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2  hari. Proses spermatogenesis diawali dengan sel-sel primordial diploid di dalam testis membelah berkali-kali dan membentuk spermatogonium (2n). Spermatogonium mengalami perkembangan dan membentuk spermatosit primer (2n).

Spermatosit primer membelah secara meiosis menghasilkan dua buah sel spermatosit sekunder haploid (n). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder membelah secara meiosis menghasilka empat spermatid haploid (n). Setiap spermatid mengalami pematangan menjadi sel sperma. Apabila spermatogenesis sudah selesai, ABP testoteron tidak diperlukan lagi. Setelah itu, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibrin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.

Campuran Spermatogenesis

Sperma yang dihasilkan testis akan bercampur dengan getah-getah yang dihasilkan kelenjar reproduksi sehingga terbentuk suatu suspensi. Suspensi ini adalah campuran antara zat cair dan zat padat yang disebut air mani (semen). Semen ini akan dikeluarkan melalui uretra. Pada umumnya, volume semen yang dikeluarkan sebanyak 2,5-5 mililiter (mL). Dalam setiap mililiter semen mengandung 50-150 juta sel sperma. Dari jutaan sel sperma tersebut hanya satu sel sperma yang mampu membuahi sel telur.

Proses Spermatogenesis

Sel sperma yang dihasilkan dari proses Spermatogenesis terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Pada bagian kepala mengandung inti dan akrosom. Akrosom mengandung enzim ini untuk menembus lapisan pelindung sel telur. Bagian tengah (leher) sel sperma terdapat banyak mitokondria sebagai penghasil tenaga untuk pergerakan sel sperma. Bagian ekor sel sperma selalu bergerak sehingga sel sperma dapat mencapai ovum.