Rangkuman Materi Seni Budaya Kelas 9 Semester 2 Revisi Terbaru

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan rangkuman materi seni budaya kelas 9 semester 2 revisi terbaru. Semoga rangkuman materi yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang rangkuman semua materi seni budaya di kelas 9 semester 2. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami semua materi yang diajarkan di semester 2 khusus mata pelajaran seni budaya. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Rangkuman Materi Seni Budaya Kelas 9 Semester 2 Revisi Terbaru
www.searchpengertian.com

Menampilkan Ornamentasi Musik Populer dalam Bentuk Ansambel

  1. Berbeda dengan pertunjukkan musik klasik, pertunjukkan musik populer biasanya dilakukan di ruang terbuka dan luas, dengan tata suara yang keras, tata panggung yang tinggi dan besar, dan penampilan yang bebas dan atraktif. Penontonnya pun dalam jumlah besar dan bersifat interaktif.
  2. Musik populer berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat.
  3. Pengaruh musik populer itu biasanya karena para pengemar mengikuti gaya hidup perilaku  tokoh musik populer tersebut.
  4. Pengaruh kehidupan tokoh musik pop itu meliputi gaya hidup, gaya busana, gaya rias rambut dan wajah, juga daya kritis, daya pikir, dan pola hidup.
  5. Pertunjukkan ansambel musik populer dapat dilakukan dengan instrumen musik sederhana, seperti rekorder, pianika, dan gitar.
  6. Untuk menambah keindahan ansambel, musik dapat ditambah hiasan ornamentasi melodi, ritmis, dan harmonis.

Memperagakan Keunikan Gerak Tari Kreasi Berdasarkan Unsur Pendukung Tari

  1. Tari kreasi adalah tari gerakan baru dari ragam gerak yang sudah ada.
  2. Tari kreasi gaya tradisional klasik, rangkaian geraknya diambil dari ragam gerak tari klasik yang dikembangkan menjadi rangkaian gerak pada tarian baru.
  3. Tari kreasi gaya tradisional kerakyatan, rangkaian geraknya sederhana yang diambil dari ragam gerak tari daerah.
  4. Tari kreasi gaya modern kekinian mengambil ragam gerak tari yang berasal dari negara lain.
  5. Irama musik internal, irama musik yang dihasilkan dari gerakan tubuh penari, suara vokal penari.
  6. Irama musik eksternal yang dipergunakan sebagai pengiring tari kreasi, dapat dibuat secara sederhana dari alat musik.

Memperagakan Tari Kreasi dengan Menggunakan Unsur Pendukung Tari sesuai Iringan


  1. Tari kreasi adalah tari garapan baru dari ragam gerak yang sudah ada. Artinya, materi rangkaian gerak yang terdapat dalam tari tradisional klasik dan tari tradisional kerakyatan yang ada di berbagai daerah dikembangkan/dipadupadankan menjadi rangkaian gerak baru, iringan baru dengan dandanan/rias busana baru.
  2. Tari kreasi memiliki ciri kekinian dari segi rangkaian gerak, iringan musik, busana serta properti yang dipergunakan.
  3. Tari kreasi gaya tradisional klasik mengembangkan ragam gerak tari tradisi klasik untuk menjadi tarian bentuk baru.
  4. Tari kreasi yang berlatar belakang tari tradisi kerakyatan lebih luas pengembangannya karena rangkaian geraknya sederhana dan masing-masing daerah.
  5. Tari kreasi yang berlatar belakang tari modern/tari masa kini lebih luas lagi pengembangannya karena ragam geraknya sesuai dengan jiwa muda masa kini.
  6. Irama gerak tari kreasi gaya tradisional klasik masih menggunakan jenis musik, seperti gamelan atau alat musik daerah lengkap.
  7. Irama gerak tari kreasi gaya tradisional kerakyatan berasal dari alat musik daerah yang dipadu-padankan dengan alat musik lain sesuai dengan garapan tari kreasi tersebut.
  8. Irama gerak tari kreasi gaya modern berasal dari alat musik yang sudah modern, seperti drum dan lainnya.

Penerapan Pola Lantai Tari Kreasi

  1.  Tari kreasi memiliki ciri kekinian dari segi rangkaian gerak, iringan musik, busana serta properti yang dipergunakan.
  2. Tari kreasi yang berlatar belakang tari tradisi kerakyatan lebih luas pengembangannya karena rangkaian geraknya sederhana dan masing-masing daerah.
  3. Tari kreasi yang berlatar belakang tari modern/tari masa kini lebih luas lagi pengembangannya karena ragam geraknya sesuai dengan jiwa muda masa kini.
  4. Irama gerak tari kreasi gaya tradisional klasik masih menggunakan jenis musik seperti gamelan atau alat musik daerah yang lengkap.
  5. Irama gerak tari kreasi gaya tradisional kerakyatan menggunakan alat musik daerah yang dipadu-padankan dengan alat musik lain sesuai dengan garapan tari kreasi tersebut.
  6. Irama gerak tari kreasi gaya modern menggunakan alat musik yang bersifat modern/kekinian.

Penerapan Pola Lantai Tari Kreasi Sesuai Iringan 

  1. Di dalam tari, selain gerak tubuh sebagai unsur utama, terdapat unsur pendukung lainnya berupa irama/iringan musik tari, tata rias dan busanam serta properti tari untuk memperjelas pergelaran tari itu sendiri.
  2. Sebuah tarian dapat menjadi tari kreasi gaya tradisional dengan memadukan ragam gerak murni dan gerak maknawi dari ragam gerak tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik.
  3. Iringan musik tari kreasi gaya tradisional tidak menuntut harus menggunakan seperangkat alat musik.  Iringan musik juga dapat menggunakan lagu-lagu daerah, alat musik tradisional, atau mengedit instrument lagu daerah, irama yang dihasilkan dari tubuh seperti, hentakan kaki, tepuk tangan, decakan mulut, dan syair-syair lagu pun sudah dapat menjadi pengiring dari gerakan tari kreasi gaya tradisional.
  4. Fungsi dari tata rias dan busana dalam tari kreasi adalah memberi kejelasan wujud dan karakter penampilan sebuah pertunjukkan tari itu sendiri. Orang yang belum paham tentang tari tersebut dapat mengerti dengan melihat tata rias dan busana yang dikenakan penari.
  5. Properti tari kreasi gaya tradisional disesuaikan dengan garapan tari, tujuan, dan tema tari itu sendiri. Selain itu, properti juga dapat menambah daya tarik dalam kreasi dengan syarat seorang penari dapat mempergunakannya dengan baik sehingga dapat menambah kelincahan, kegagahan, dan kewibawaan para pelaku atau penari.
  6. Rangkaian gerak tari kreasi gaya tradisional berdasarkan pola lantai, yaitu menggunakan pola lantai yang ada garis-garis lurus dan garis-garis lengkung yang dilintasi oleh penari dan terlihat oleh penonton. Rangkaian geraknya bersifat kesinambungan yang divariasi dengan peralihan penari untuk membuat formasi tari baru.

Memperagakan Adegan Drama Musikal

  1. Keterampilan berseni peran tidaklah dapat dengan mudah dikuasai seseorang. Ada beberapa latihan yang harus terus-menerus dilakukan, diantaranya latihan oleh tubuh, olah suara, imajinasi, dan latihan ekspresi.
  2. Latihan olah tubuh melatih kesadaran tubuh dan cara mendayagunakan tubuh. Olah tubuh dilakukan dalam tiga tahap, yaitu latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan.
  3. Latihan inti merupakan kegiatan pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan membentuk ketahanan tubuh, kelenturan tubuh, dan ketangkasan fisik.
  4. Pendinginan atau peredaan (warm-down), yaitu gerakan latiha yang bertujuan untuk menyegarkan kembali kondisi tubuh. Pengenduran otot-otot dilakukan untuk memperbaiki kelenturan tubuh yang menegang akibat latihan inti.
  5. Kemampuan vokal bagi seorang aktor adalah syarat utama agar bisa memainkan peran dengan baik. Dengan laku vokal, pemeran dituntut untuk dapat menjadi perwuudan watak-watak yang nyata.
  6. Penghayatan atau merasakan sesuatu secara mendalam merupakan fenomena psikologis yang harus selalu diasah dan dipertajam agar sampai kepada kepekaan rasa.
  7. Latihan imajinasi bagi pemeran berfungsi mengidentifikasi peran yang akan dimainkan. Selain itu, seorang pemeran juga harus berimajinasi tentang pengalaman hidup peran yang akan dimainkan.
  8. Manusia dapat mengalami ekspresi wajah tertentu secara sengaja. Akan tetapi, umumnya, ekspresi wajah dialami secara tidak senggaja akibat perasaan atau emosi manusia tersebut.

Penyusunan Naskah Drama Musikal

  1. Unsur penting dalam drama salah satunya adalah naskah.
  2. Naskah adalah sebuah tulisan berupa dialog dan hal-hal yang berkaitan dengan rancangan pementasan yang akan dibawakan pada saat pementasan.
  3. Naskah drama harus menarik sehingga pesan yang ingin disampaikn dapat diterima dengan baik oleh para penonton.
  4. Hal-hal yang dapat dijadikan sumber cerita untuk naskah drama, selain peristiwa yang pernah kita alami, adalah sebuah lagu, benda-benda dan lingkungan sekitar kita, dan cerita rakyat seperti dongeng.
  5. Unsur-unsur naskah drama antara lain tema, latar/setting, tokoh, sudut pandang, plot/alur, amanat, dan dialog/percakapan.
  6. Ada lima tahapan dalam menulis naskah drama, yaitu mengidentifikasi gagasan, obeservasi/pengamatan, perspektif, penonton, dan pementasan.

Perencanaan Pementasan Drama Musikal

  1.  Hal-hal yang perlu menjadi kajian dalam pertunjukkan drama musikal di antaranya, skenario, pemain, sutradara, dekorasi, busana dan rias, serta musik pengiring.
  2. Dalam skenario, terdapat tiga unsur pokok, yakni premis, karakter, dan plot
  3. Plot adalah alur atau rangkaian cerita. Plot tersusun atas empat rakaian yaitu protoasis, epitasio, catastrophe, catastasis.
  4. Peran dalam drama/teater terbagi menjadi empat yaitu protagonis, antagonis, tirtagonis, dan figuran.
  5. Tugas seorang sutradara adalah menentukan motif karya lakon, menentukan pemain (casting), serta merencanakan caradan teknis pentas.
  6. Fungsi tata busana dalam pertunjukkan drama adalah membantu menghidupkan perwatakan pelaku, individualisasi peranan, serta memberi fasilitas dan membantu gerak.
  7. Kegunaan tata rias dalam pertunjukkan drama di antaranya, merias tubuh manusia, mengatasi efek tata lampu yang kuat, membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan. 

Pementasan Drama Musikal

  1.  Sebuah pementasan drama atau teater dapat terjadi berkat kerja sama dari berbagai komponen.
  2. Semua komponen dalam pementasan drama mempunyai peranan penting dalam menciptakan sebuah keharmonisan.
  3. Komponen dalam pementasan drama terdiri atas naskah, pemaian, sutradara, narator, panggung, dan properti.
  4. Bagian artistik dalam pementasan drama terdiri atas penata artistik, penata rias, penata kostum, penata cahaya, dan penata musik.
  5. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pementasan drama yang baik adalah mengadakan naska, membaca naskah, membedah naskah, pemilihan peran, mendalami peran, mengatur teknis pentas, latihan secara lengkap, geladi gresik, pementasan.