Teks Tanggapan | Pengertian, Ciri-Ciri, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh Teks

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, dan contph teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, dan contph teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, dan contph teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Teks Tanggapan | Pengertian, Ciri-Ciri, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh Teks
www.searchpengertian.com

Pengertian Teks Tanggapan

Teks Tanggapan adalah karangan berisi tanggapan kritis terhadap masalah. Tanggapan kritis merupakan tanggapan seseorang terhadap masalah berdasarkan cara berpikir kritis. Dalam mengemukakan tanggapan, seorang harus tajam menganalisis masalah. Selain itu, harus peka terhadap masalah yang ada. Tanggapan kritis tersebut dapat berupa kritik dukungan pernyataan setuju atau tidak setuju tentang baik buruknya suatu masalah disertai dengan alasan logis.

Cara berpikir kritis merupakan proses penilaian atau pengambilan keputusan dilakukan secara mandiri dengan memperhatikan keadaan di lingkungan sekitar. Berpikir kritis dapat muncul dalam proses penilaian, keputusan, atau penyelesaian masalah secara umum. Proses berpikir melalui usaha pemahaman, seperti membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan dapat dilakukan secara kritis. Berpikir kritis penting agar kita dapat menggunakan potensi pikiran secara optimal.

Pada umumnya tanggapan kritis biasa digunakan dalam perdebatan  atau diskusi tertentu yang di dalamnya terdapat perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh anggota. Kita dapat menganalisis pendapat orang lain serta memberikan kritikan terhadap pendapat tersebut. Kita juga harus siap dapat mendapat kritikan dari anggota lain. Tanggapan kita bisa melemahkan atau menguatkan suatu penilaian dan pendapat yang terdapat dalam permasalahan yang kita tanggapi. Tanggapan tersebut perlu disertai fakta yang akurat agar dapat diterima orang lain.

Ciri- Ciri Teks Tanggapan

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun ciri-ciri teks tanggapan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks merupakan kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua verba.
Contoh:
Orangtua berperan sebagai guru yang membimbing dan memberikan petunjuk kepada anaknya.
Kalimat di atas terdiri atas dua struktur dan dua verba, yaitu
Orangtua  berperan sebagai guru.
Guru membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswa.
2. Kalimat aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya aktif melakukan kegiatan atau aktivitas.
Contoh:
Mahasiswa melakukan PPL di masyarakat terpencil.
3. Penggunaan kata tugas
Kata tugas adalah kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal sehingga maknanya bisa menjadi jelas jika dihubungkan dengan kata lain. Kata tugas ini meliputi penggunaan preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), kata sandang, dan kata seru.
Contoh:
di, ke, dari, dan, atau, serta, meskipun, karena
4. Kalimat deskriptif
Kalimat deskriptif digunakan untuk mengolah data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar mudah dimengerti oleh pembaca yang tidak langsung mengalami sendiri secara langsung.
5. Penggunaan istilah
Istilah merupakan kata atau gabungan kata khusus yang menjelaskan konsep tertentu. Penggunaan istilah menyesuaikan konteks kalimat.
Contoh:
Kelompok mading di sekolah Bayu membuka pendaftaran anggota redaksi baru.

Langkah-Langkah Menyusun Teks Tanggapan

Teks tanggapan dapat disusun apabila kita mengamati atau mengalami peristiwa di sekitar kita. Langkah-langkah menyusun teks tanggapan adalah sebagai berikut.
  1. Menentukan tema teks tanggapan yang akan disusun
  2. Mengembangkan tema menjadi ide pokok atau gagasan pokok
  3. Menyusun ide atau gagasan pokok menjadi kalimat-kalimat yang urut dan logis sesuai dengan struktur teks tanggapan, baik secara deskriptif maupun kritis.
  4. Mencermati dan meneliti teks yang disusun agar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Cara Meringkas Teks Tanggapan

Teks tanggapan terdiri atas beberapa paragraf. Teks tanggapan dapat diringkas menjadi satu paragraf . Meringkas adalah kegiatan memperpendek teks atau mengambil inti sari teks. Ringkasan merupakan penyajian singkat suatu teks dengan kalimat sendiri. Kejelasan urutan teks dan pokok-pokok isi teks perlu saat meringkas. Berikut cara meringkas teks tanggapan.
  1. Bacalah teks tanggapan secara menyeluruh
  2. Catatlah ide-ide pokok setiap paragraf teks tanggapan
  3. Kembangkan ide-ide pokok tersebut menjadi kalimat. Kalimat disusun dalam bentuk baru dan berbeda dengan kalimat dalam teks sebelumnya.
  4. Buatlah ringkasan teks tanggapan sesuai dengan isi dalam teks tanggapan

Cara Penyampaian Tanggapan yang Baik

  1. Kalimat tanggapan akan lebih kuat jika disertai dengan fakta.
  2. Ketika menyampaikan tanggapan, hendaknya kita tidak menjelekkan pihak lain.
  3. Kalimat tanggapan harus bersifat objektif.
  4. Penyampaian kalimat tanggapan dapat diiringi dengan gerakan, mimik muka, atau nada suara.
  5. Jika yang disampaikan merupakan tanggapan negatif, sebaiknya tidak disertai dengan emosi.
  6. Kalimat tanggapan hendaknya merupakan kalimat yang benar dan tidak ambigu.
  7. Kalimat tanggapan harus murni pendapat sendiri.
  8. Penyampaian tanggapan harus dapat membuat orang lain memahami pembahasan permasalahan.
  9. Tanggapan yang disampaikan harus sesuai topik pembahasan.

Contoh Teks Tanggapan

Berikut ini adalah contoh teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Adapun contoh teksnya adalah sebagai berikut.

Pembangunan Karakter 
sebagai Modal Menghadapi Tantangan Global

Bagian awal teks membahas karakter bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain di dunia saat ini, di satu sisi dihadapkan pada berbagai tantangan pembangunan global yang semakin lama tidaklah semakin ringan. Di sisi lain, globalisasi membuktikan bahwa bangsa yang kuat dan tangguh akan sanggup mengubah berbagai tantangan itu menjadi peluang yang menguntungkan.

Bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa yang memiliki karakter positif yang kuat. Salah satu karakter itu adalah semangat kejuangan untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat penuh. Sebuah bangsa akan maju dan jaya bukan karena kekayaan alam, kompetensi, ataupun teknologi canggih yang dimiliki, melainkan karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Negara-negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Inggris adalah contoh negara-negara yang memiliki dorongan semangat dan karakter bangsa. Intinya, bangsa yang didorong oleh karakter bangsanya akan menjadi bangsa yang maju dan jaya.
Selanjutnya, penulis menguraikan bahwa banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan budaya di Indonesia sudah sangat memperhatinkan. Kekhawatiran itu bahkan semakin nyata ketika menyaksikan memudarnya wawasan kebangsaan yang telah dimiliki oleh warga negara. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat melahirkan ancaman disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan re-evaluasi terhadap proses terbentuknya pembangunan karakter bangsa (nation and character building).

Selanjutnya, juga disampaikan bahwa di negeri ini cukup banyak ditemukan sosok yang tidak tulus, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu, senang basa-basi, dan lebih senang memilih budaya "asal bapak senang" (ABS). Itu semua sangat merusak karakter individu dan berimplikasi pada rusaknya karakter bangsa. Dalam koridor kebiasaan, masih banyak dikembangkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, seperti tidak menepati waktu, mengingkari janji, saling menyalahkan, dan mengelak dari tanggung jawab. Dalam koridor memberi teladan, ternyata dalam kehidupan bermasyarakat kita masih langka adanya teladan. Ketidaksanggupan sebuah bangsa dalam melakukan pembinaan karakter warga bangsanya berpotensi menghadirkan beragam masalah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa.

Penulis menambahkan bahwa karakter bangsa umumnya bersifat kolektif, yaitu akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya. Komponen utama dari karakter bangsa adalah tata nilai (values) yang dibangun dan ditumbuhkembangkan oleh bangsanya. Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan sebuah bangsa menjadi sangat tergantung pada upaya pembinaan dan pembangunan karakter warga bangsanya. Upaya pembangunan karakter (character building) akan menjadikan rakyat Indonesia menjadi kumpulan masyarakat pekerja keras, penuh semangat juang yang tinggi, dan mampu bekerjasama secara produktif dengan sesama warga bangsanya. Pada gilirannya, bangsa kita akan maju dan berhasil dalam pembangunan.

Tulisan Suparlan dalam artikel tersebut lebih bersifat teoretis. Tulisan ini belum didukung oleh data yang menunjukkan adanya krisis karakter di negeri kita. Data tentang keberhasilan pembangunan karakter di negara lain yang dicontohkan pun belum didukung data.

Dalam artikel, belum tampak adanya upaya riil yang berhubungan dengan pendidikan karakter, khususnya pendidikan karakter pada lingkungan sekolah. Sebaiknya perlu ditekankan bahwa pendidikan karakter di sekolah perlu dilakukan dengan keteladanan mulai sekarang dan dari diri sendiri. Pendidikan karakter di sekolah juga perlu segera diimplementasikan melalui pengintegrasian dalam semua mata pelajaran tertentu.

Artikel tersebut juga belum banyak menuliskan argumentasi dari penulisnya. Sebagian besar uraian dalam artikel lebih banyak mengambil teori pembangunan karakter dari beberapa tokoh. Penulis sebaiknya menyampaikan ide dan tanggapannya dalam hal pembangunan karakter. Argumentasi penulis juga perlu dukungan data tentang pelaksanaan pembangunan karakter, khususnya di Indonesia.

Artikel tentang pembangunan karakter relatif belum banyak ditulis sehingga keberadaan artikel ini bisa menjadi pendorong untuk mengembangkan karya tulis tentang pembangunan karakter. Artikel tersebut memiliki kekuatan dalam hal landasan teori karena didukung oleh teori yang relevan, yakni tentang pembangunan karakter.

Menindaklanjuti tulisan dalam artikel tersebut, dipandang penting untuk mengujicobanya dalam sebuah penelitian. Penelitian yang dapat diangkat sesuai dengan artikel ini, misalnya penerapan metode atau media tertentu dalam upaya meningkatkan kualitas sikap yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Perlu diperoleh informasi secara nyata melalui fakta lapangan tentang konsep-konsep strategi pembelajaran dalam upaya pendidikan karakter. Pendidikan karakter seyogianya segera diimplementasikan dengan baik di dalam pembelajaran di kelas. Tawaran menarik dalam artikel ini perlu diimplementasikan dalam pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas dirasa masih kurang.

Secara umum, artikel tersebut dapat berguna untuk menyadarkan pembaca akan pentingnya pendidikan karakter dalam upaya menanggulangi krisis multidimensi di Indonesia. Disamping itu,  ini dapat menyadarkan dunia pendidikan untuk melakukan pendidikan karakter sedini mungkin, khususnya di sekolah. Pembaca pun diajak untuk aktif dalam pendidikan karakter bangsa.

Gagasan yang dibangun terstruktur dengan baik. Beberapa paragraf yang ada dapat digunakan dalam membangun teori, khsusnya untuk penelitian yang berhubungan dengan pendidikan karakter.
Sayangnya, artikel tersebut lebih bersifat teoretis. Sebagian besar uraian dalam artikel lebih banyak mengambil teori pembangunan karakter dari beberapa tokoh. Dukungan berupa data yang menunjukkan adanya krisis karakter di negeri kita pun belum ada. Begitu pula data yang mendukung keberhasilan pembangunan karakter di negara lain yang dicontohkan pun tidak ditemukan. Namun demikian, artikel tersebut baik untuk kita baca. Paling tidak, artikel itu dapat menambah wawasan tentang pembangunan karakter bangsa.