Pengertian Diksi dalam Teks Puisi | Materi Bahasa Indonesia Kelas VIII (Delapan) Revisi 2017

searchpengertian.com | Selamat datang di searcpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian diksi dalam teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian dan contoh diksi dalam teks puisi. Dan mudah-mudahan apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positi yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian diksi dalam teks puisi lengkap dengan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesi.

Pengertian Diksi dalam Teks Puisi | Materi Bahasa Indonesia Kelas VIII (Delapan) Revisi 2017
www.searchpengertian.com

A. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang paling tepat atau selaras pada penggunaannya guna mengungkapkan gagasan agar mendapat efek tertentu yang diharapkan. Pengertian diksi adalah pilihan kata pembicara atau penulis ketika menggambarkan cerita yang dibuatnya. Diksi adalah suatu pernyataan yang dipakai untuk mengungkapkan sebuah cerita yang membahas gaya bahasa, mengungkapkan gagasan maupun lainnya. Sehingga dengan adanya diksi, setiap kata bisa dibaca dan juga dipahami oleh pembaca dan pendengar.

Diksi bisa disebut pilihan kata. Pilihan kata dalam puisi bersifat konotasi dan puitis. Konotasi berarti memiliki kemungkinan makna lebih dari satu. Puitis berarti mempunyai efek keindahan dan berbeda dari kata-kata dalam kehidupan sehari-hari. Penyair juga menggunakan berbagai gaya bahasa atau majas untuk melukiskan atau menyamakan sesuatu dengan yang lain.

B. Syarat-Syarat Diksi

Agar karya sastra puisi yang kita buat lebih menarik, maka diksi atau pilihan kata yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
  1.  Ketepatan pemilihan kata ketika menyampaikan suatu gagasan.
  2. Pengarang juga mempunyai kemampuan untuk membedakan dengan tepat makna berdasarkan gagasan yang hendak disampaikan.
  3. Memiliki kemampuan untuk menemukan bentuk yang pas dengan situasi serta nilai rasa para pembacanya.
  4. Dapat mengusai berbagai kosakata.
  5. Mampu memanfaatkan kata menjadi suatu kalimat
  6. Mudah dimengerti dan lebih efektif
C. Ciri-Ciri Diksi
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri diksi dalam teks puisi. Adapun beberapa ciri-ciri diksi tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Tepat pada pemilihan kata guna mengungkap gagasan atau hal yang diamanatkan.
  2. Bisa digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan dan situasi maupun nilai rasa pembacanya.
  3. Memakai pembendaharaan kata yang dipunya oleh masyarakat bahasanya serta bisa menggerakkan atau memberdayakan kekayaan itu menjadi sebuah kata yang jelas.
D. Fungsi Diksi

Berikut ini adalah beberapa tujuan atau fungsi diksi. Adapun beberapa fungsi diksi tersebut adalah sebagai berikut.
  1.  Diksi dapat membuat pembaca memahami yang disampaikan oleh penulis atau pengarang.
  2. Menjadikan komunikasi menjadi lebih efektif serta lebih efisien.
  3. Mampu menggambarkan ekspresi terhadap gagasan sebuah cerita.
  4. Membentuk suatu gagasan yang tepat dari suatu cerita.
E. Manfaat Diksi

Diksi juga bermanfaat agar pembaca atau pendengarnya dapat membedakan dengan baik kata-kata yang denotatif, sinonim, konotatif, antonim, maupun kata yang mempunyai ejaan hampir mirip. Sementara bagi penulis itu sendiri, diksi bisa bermanfaat supaya penulis dapat membedakan kata-kata yang telah ditulisnya dengan kata-kata yang telah dikutipnya milik orang lain.

F. Contoh Teks Puisi

Di bawah ini beberapa contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Karawang-Bekasi
Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu 
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kamu cuma tulang-tulang berserakan 
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami

Menjaga bung Karno
Menjaga bung Hatta
Menjaga bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi

Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku 
Tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari hingga pedih dan perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
sudah itu mati

Maju
bagimu negeri
Menyediakan api.
Punah di atas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
serang Terjang

Kita Berjuang
Karya: Usmar Ismail

Terbangun aku, terloncat duduk
Kulayangkan pandang jauh keliling
Kulihat harilah terang jernilah falak

Kuisap
Legalah dada
Kupijak tanah
Kudengar bisikan
Hatiku rawan
Kita berjuang!
Kita berjuang!

Sebagai dendang menyanyi kalbu
Bangkitlah hasrat damba dan larang
Ingin meda ridlah menyerbu
"Beserta saudara turut berjuang"

Derita Negeriku
Karya: IC- Surabaya

Suara hatiku membisikkan kata
Menyapa puing-puing berserakan
di negeri tercinta

Saudara-saudaraku yang menderita
Di tenda-tenda pengungsian
Banyak yang sakit dan meninggal
Diserang sakit dan kurang pangan

Karena kerusuhan tiada henti
Perang antara saudara sendiri
Ingin kuulurkan tangan
Membantu dengan tulus ikhlas

Teratai
Karya: Sanusi Pane

Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengenang
Biarpun ia diabagaikan orang 
Semoga kembang gemilang mulia

Teruslah oh teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman

Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilaman ia datang
Kedua tangannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring 
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda