Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini

searchpengertian.com | Selamat datang di situs searchpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan contoh renungan umat Kristiani sebelum melakukan aktivitas hari ini. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak, Ibu, dan Saudara dalam mencari bahan renungan untuk mengawali pagi ini. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan iman percaya kita kepada Tuhan yang maha kuasa. Kiranya Tuhan selalu menyertai kita semua, kini dan sepanjang masa.

Warta Kabar Gembira

Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini

Pada waktu itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Jangan membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk  ke dalam sebuah kota dan kamu diterima disitu, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada disitu dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan seruhkanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

Injil adalah kabar sukacita Allah yang menyelamatkan. Sukacita dan kegembiraan itu terwujud dalam diri dan kehadiran Yesus Kristus. Kepada siapa warta gembira itu di sampaikan? Siapa yang mesti mewartakan Kabar Sukacita tersebut? Warta gembira tentang keselamatan disampaikan untuk semua orang di mana pun dan kapan pun. Tugas pewartaan ini di emban kepada semua orang yang percaya dan beriman kepada Yesus. Inilah tugas dan perutusan para murid. Diutus untuk membawa damai sejahtera bagi setiap orang.

Berhadapan dengan berbagai persoalan dan tantangan dunia di mana kita berada, tugas pewartaan itu tidaklah mudah. Adakalahnya warta sukacita yang disampaikan mengalami penolakan. Namun, warta Injil mendesak dan aktual untuk diwartakan ditengah dinamika hidup manusia. Dituntut keberanian sekaligus kegigihan dalam upaya pewartaan Kabar Sukacita Allah yang menyelamatkan. Pewartaan pertama dan konkret hendaknya terungkap dalam kesaksian hidup sebagai seorang beriman melalui sikap, kata, tindakan dan perbuatan yang baik dan yang berkenan kepada Allah dan sesama. Apakah hidup kita sudah sesuai dengan Warta Kabar Gembira?

Memilih Yesus dalam Hidup

Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikuti Engkau, kemana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya." Lalu ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamit dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Hidup adalah pilihan. Setiap kita harus memilih dari sekian banyak pilihan yang ditawarkan . Apa pun sebuah pilihan selalu mengandung konsekuensi tertentu sesuai bobot dan hierarki pilihan tersebut. Dibutuhkan keberanian untuk menentukan sebuah pilihan dengan berbagai risiko yang kerapkali muncul atas pilihan dalam hidup ini.

Nehemia memutuskan dengan berani untuk menata tanah leluhur dan iman bangsanya. Keberanian itu lahir karena keyakinan akan pendampingan Allah nenek moyangnya yang setia menyelamatkan bangsanya dalam berbagai persoalan hidup. Sikap Nehemia menunjukkan sebuah pilihan untuk mengutamakan iman akan Allah dan keselamatan bangsanya.

Beriman itu pun sebuah pilihan dan tanggungjawab. Yesus menegaskan sikap dan komitmen untuk mengikuti jalan hidup dan karya yang dilakukan-Nya. Oleh sebab itu, mengikuti Yesus berarti pula mengikuti-Nya secara total, mengesampingkan pilihan-pilihan lain, dan siap sedia dengan segala konsekuensi dari pilihan mengikuti Yesus dalam jalan kemuridan. Pilihan mengikuti Yesus membawa kebahagiaan dan keselamatan bila diwujudkan dengan penuh tanggung jawa. Apakah kita telah memilih Yesus secara total dalam hidup kita? 

Menghidupi Belas Kasih Allah

Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini

Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Andai saja semua orang sadar bahwa damai itu indah, tentulah tidak akan terjadi perselisihan, peperangan, serta berbagai tindakan yang merusak menghancurkan sesama. Persoalannya sering kali didasari oleh berbagai klaim kebenaran ideologi, cara pandang dan sikap ekstrem yang menganggap orang lain keliru dan sesat. Agaknya dibutuhkan keterbukaan yang tulus serta sikap menghargai satu sama lain dalam cara dan sikap hidup sehari-hari demi kebahagiaan bersama-sama.

Sesungguhnya keselamatan Allah itu bersifat universal. Belas kasih dan keselamatan Allah tertuju bagi dan untuk semua bangsa. Ia tidak membeda-bedakan waktu, tempat maupun penerima keselamatan tersebut. Belas kasih-Nya mematahkan belenggu perbedaan, keterasingan dan kesombongan manusiawi. Namun, sering kali manusia menolak keselamatan Allah dan memenjarakan universalitas keselamatan Allah dalam ideologi ataupun kesombongan inteltual kepada setiap orang, bukankah kita hendaknya bergegas mencari keselamatan Allah dalam hidup? Sejauhmana kita telah menghidupi belas kasih Allah dalam sikap hidup bersama orang lain di sekitar kita?

Malaikat Pelindung Arah Hidup Kita

Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini

Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" Maka Yesus memanggil anak kecil dan menmpatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamutidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku. ia menyambut aku.

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena aku berkata kepadamu: "Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga."

"Engkau tidak sendirian!" Ungkapan tersebut sering dikemukakan untuk menguatkan dan meneguhkan seorang dalam situasi hidup. Ada kekuatan seraya sebuah pengharapan yang dimaknai untuk meneruskan hidup dan perjalanan. Mengapa demikian? Keberanian dan keteguhan hidup itu muncul karena pernyertaan serta pendampingan kasih banyak orang melalui berbagai cara: kehadiran, doa, semangat, motivasi, dsb.

Dalam hidup dan perjalanan kita di dunia ini pun, Allah senantiasa mendampingi dan menuntun kita (bdk. Kel. 23:20). Ia melindungi setiap kita dalam diri Malaikat Pelindung yang menuntun dan melindungi kita. Malaikat Pelindung inilah yang menjaga dan mengarahkan hidup kita agar selamat dan selalu berada pada jalan kehendak Allah. Pendampingan Allah melalui Malaikat Pelindung patut kita syukuri. Syukur dan pujian ini menyata dalam keterbukaan dan kerendahan hati serta penyerahan diri kepada Allah. Kemauan membiarkan diri dituntun oleh kerendahan hati akan penyelenggaraan Ilahi (bdk. Mat. 18:10). Adakah kita sudah terbuka dan menyerahkan diri kepada Allah dalam hidup sehari-hari? Sejauhmana kita menyadari bahwa Malaikat Pelindung menuntun arah hidup kita?

Menyuarakan Kebenaran

Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada iman-iman kepala dan tua-tua bangsa Yahudi: "Apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi . Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku  tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.

Siapakah di antara  kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus keepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Di tengah persoalan, tantangan dan persona dunia zaman sekarang, tidak jarang orang dihadapkan pada keputusan dilematis. Mengikuti suara hati dan kebenaran dengan konsekuensi yang ditimbulkannya ataukah sekadar mencari yang aman-aman saja dengan sikap mengkhianati kebenaran?

Rasul Paulus mengajarkan agar cara, sikap dan tindakan hidup kita hendaknya berpola seturut Kristus sendiri yang mengosongkan ke -Allahan-Nya hingga di kayu salib demi solidaritas-Nya bagi manusia (bdk. Flp. 2:8). Nasihat rasul Paulus ini menjadi identitas kemuridan kristiani yang semestinya menjadi dasar hidup orang-orang beriman. Agar mampu menghidupi semangat kemuridan dalam semangat kerendahan diri Kristus diperlukan pertobatan. Sebuah tindak pembalikan hidup dan pembaruan dalam semangat, cara, dan hidup Yesus sendiri.

Hidup semestinya didasari atas kebenaran iman dan keteguhan untuk menyuarajan kebenaran. Pertobatan dapat dimulai dari cara sederhana, mengatakan kebenaran dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Sta. Teresia dari Kanak-Kanak Yesus yang dipestakan hari ini telah memberikan teladan menghidupi kebenaran iman akan Yesus dengan cara sederhana, dalam keheningan dan kesetiaan.

Cinta kepada Yesus

Kumpulan Renungan Umat Kristiani untuk Mengawali Kegiatan Pagi Ini


Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. " Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Suatu kali Gustave Dore, seorang pelukis, melukis wajah Yesus pada salah satu lukisannya. Seorang temannya datang dan berkunjung ke ruang kerjanya. Di antara lukisan-lukisan yang ada, sahabatnya itu begitu terpukau ketika melihat gambar wajah Yesus. Ia berdiri di depan gambar itu dengan dengan penuh perhatian dan kekaguman memandang wajah tersebut. Dari sudut ruangan, mata sang pelukis terus mengamati wajah penuh kagum dari sahabatnya. Sadar bahwa sang pelukis memandangnya, ia bertanya: "Tuan Dore, tahukah kamu bahwa kamu tidak dapat melukis wajah Kristus seperti itu kalau kamu tidak mencintai-Nya?" Sahut Gustave Dore, "Ya, saya berharap saya makin mencintai-Nya, karena semakin saya mencintai-Nya, semakin lebih baik saya melukis wajah-Nya". Iman kita akan Kristus tidak terbatas pada rasa kagum dan heran, tetapi mewujud dalam tindakan. "Semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu" (Luk. 9:43b).

Pertanyaan refleksi bagi kita: "Seberapa besar cinta kita pada Kristus?" Untuk dapat mengukur seberapa besar cinta kita pada-Nya, mari kita melihat gambar wajah Kristus yang kita buat setiap hari melalui karya pelayanan yang  kita lakukan. Alangkah lebih indah apabila wajah-Nya kita lukis dalam pikiran, kata-kata, tindakan, dan perilaku kita setiap hari sehingga banyak orang lebih mudah memahami siapa Yesus itu melalui hidup dan karya kita.

Santo Hieronimus, imam dan pujangga Gereja, yang kita peringati pestanya hari ini bisa menjadi teladan kita dalam melukis wajah Yesus sesuai bakat dan kemampuan yang kita miliki. St. Hieronimus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Kitab Suci dan cakap dalam bahasa Latin, Yunani dan Ibrani. Atas penugasan Paus Damasus (366-384), Hieronimus membuat terjemahan seluruh isi Alkitab dari bahasa Yunani dan Ibrani ke dalam bahasa Latin. Ia bekerja selama 30 tahun dan hasilnya disukai banyak orang. Apa yang dilakukan St. Hieronimus merupakan karya monumental dalam melukis wajah Yesus dalam bahasa yang populer dan menjangkau banyak orang. Terjemahan itu disebut Vulgata, yang berarti populer. Kita mungkin tidak sehebat St. Hieronimus. Namun, kita bisa melukis wajah Yesus dengan bakat dan talenta yang kita miliki. Sekecil apapun itu sudah cukup menjadi bukti cinta kita kepada Yesus.