Kumpulan Contoh Renungan Agama Kristen Penguat Iman kepada Tuhan Yesus

searchpengertian.com | Selamat datang di search pengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan renungan agama Kristen penguat iman percaya kita kepada Tuhan Yesus. Semoga contoh renungan yang admin bagikan ini dapat membantu Bapak, Ibu, dan Saudara dalam mencari referensi renungan terbaru sebelum melakukan aktivitas hari ini. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan iman percaya Bapak, Ibu, dan Saudara dalam melakukan aktivitas hari ini. Kiranya Tuhan selalu menyertai kita semua, kini dan sepanjang masa.

Peduli Terhadap Sesama

Kumpulan Contoh Renungan Agama Kristen Penguat Iman kepada Tuhan Yesus

Pada suatu kali berdirilah seorang ahli taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus ku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis di dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, ia jatuh ketangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu; tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu; ia melewatinya dari seberang jalan.

Lalu datanglah seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu, dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali,. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah dan perbuatlah demikaian!"

Yesus mengajarkan kesediaan berbela rasa dan kepedulian bagi sesama sebagai perwujudnyataan iman. Beriman kepada Allah semestinya menyata dalam relasi, sikap, dan perbuatan untuk orang lain. Relasi kasih untuk sesama selalu menghidupkan dan menyelamatkan. Karenanya, wajah kasih dan kemanusiaan selalu bersifat universal tanpa pembedaan (bdk.Luk. 10:36-37).

Adakalanya manusia mengesampingkan bahkan menolak panggilan untuk menghidupi dan bertindak dalam semangat kasih. Penolakan demikian lahir karena keengganan terlibat dalam tanggung jawab, adanya tindak kesombongan diri, dan sikap acuh tak acuh (bdk. Yun. 1:3). 

Panggilan kemuridan sejatinya menyata dalam kepedulian pada sesama dan kehidupan. Apa pun konsekuensinya, tindakan kasih dan berbela rasa merupakan tindaan utama sebagai seorang yang beriman kepada Allah yang adalah kasih. Apakah kita sudah menghidupi semangat kasih dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan?

Beriman Melalui Sikap dan Tindakan

Kumpulan Contoh Renungan Agama Kristen Penguat Iman kepada Tuhan Yesus

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi: "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara juga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba -hambanya itu: mereka memukul yang seorang , membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.

Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakan kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."

Allah mengundang setiap orang pada keselamatan dan kebahagiaan. Namun, manusia justru menolak dan menutup diri terhadap tawaran Allah. Orang yang tidak membuka diri untuk kelimpahan cinta Tuhan akan menghasilkan buah hidup yang kerdil dan asam. (bdk. Yes. 5:2b.4).

Dalam sejarah keselamatan Allah telah berulang kali menawarkan undangan kasih-Nya kepada manusia. Melalui kesaksian para Nabi Allah memberikan tawaran keselamatan itu. Solidaritas dan kasih Ilahi berpuncak dalam diri dan kehadiran Yesus, Putra Tunggal-Nya hingga kematian di kayu salib serta kebangkitan (bdk. Mat. 21:37-39). Kebangkitannya pada hari ketiga menunjukkan bahwa Yesus telah mengatasi maut dan dosa serta membawa keselamatan bagi manusia. Apakah kita pernah menolak kasih Allah dalam hidup? Adakah kita telah setia beriman melalui sikap dan tindakan sehari-hari? Sebagaimana rasul Paulus nasihatkan, marilah memohon kepada Allah Bapa untuk selalu mendengar dan melakukan Sabda Allah agar damai sejahtera menyertai hidup kita (bdk. Flp.4:9).

Bersyukur Atas Kasih Allah

Kumpulan Contoh Renungan Agama Kristen Penguat Iman kepada Tuhan Yesus
Pada waktu itu ketujuh puluh murid itu kembali dari perutusannya dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takhluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalejengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.

Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takhluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di Surga." Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Seorang pemuda yang telah sukses pernah menyampaikan sharing demikian: "jika bukan pertolongan Allah melalui berbagai cara dan bantuan banyak orang, aku tidak akan pernah mengecap bangku sekolah hingga mendapat pekerjaan. Melihat kondisi kehidupan keluarga dan pekerjaan rang tua, mana mungkin aku dapat bersekolah tinggi? Aku tahu Allah itu Mahakasih dan memerhatikan orang yang mau berjuang serta berseru kepada-Nya."

Kedalaman rahasia kehendak Allah tak mampu kita duga, Ia menyatakan kebaikan dan kasih setia-Nya kepada setiap orang yang rendah hati mau terbuka akan kehadiran-Nya. Ia tidak membeda-bedakan manusia dengan kriteria cerdik pandai, kaya miskin, tingkatan sosial dan berbagai kriteria lain. Kehendak dan kebijakan Allah terbuka bagi siapa saja yang rendah hati menyerahkan diri kepada-Nya (bdk.Luk. 10:24). Apa kita pernah bersyukur atas kasih Allah dalam hidup? Apa yang dapat kulakukan bagi sesama untuk mewujudnyatakan kebaikan Allah?

Pembaruan dalam Hidup

Kumpulan Contoh Renungan Agama Kristen Penguat Iman kepada Tuhan Yesus
Sekali peristiwa Yesus bersabda: "Celakahlah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu,sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaun, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku, dan barangsiapa menolak kamu, Ia menolak Aku: ia menolak Dia yang mengutus Aku."

Salah satu yang dianjurkan di Tahun Kerahiman Ilahi adalah intensitas penerimaan Sakramen Tobat. Pada kenyataannya, kemauan untuk mengakukan dosa melalui Sakramen Tobat dilihat masih belum memadai. Rupa-rupa alasan di balik keengganan itu. Rasa malu, belum tahu bagaimana mesti mengaku dosa, tidak merasa dirinya berdosa, dan boleh jadi ada kesombongan manusiawi karena keengganan mengakui kebobrokan diri.

Pengakuan dosa membutuhkan kerendahan hati untuk "menelanjangi" diri dengan mengakui kekurangan dan kelemahan. Karena itu, pengakuan dosa menuntutketulusan, keberanian dan kerendahan hati di hadapan Allah untuk mengakui kedosaan dan menyesalinya (bdk. Bar. 1:15b-19.21-22). Yesus sendiri mengecam keangkuhan dan ketegaran hati karena keengganan mengakui kedosaan dan pertobatan (bdk. Luk. 10:13-15). Keangkuhan seperti ini tidak akan memberikan kebahagiaan dan hidup berkeutamaan. Kecaman Yesus terhadap mereka yang tidak mau bertobat merupakan penegasan dan peneguhan dalam kerangka perutusan para murid untuk mewartakan pertobatan dalam menerima warta Kerajaan Allah (bdk. Luk. 10:16). Apakah kita sudah mengakukan dosa-dosa? Sejauh mana kita sadari bahwa kita telah berdosa? Apa upaya kita untuk melakukan pembaruan dalam hidup?