Kumpulan Renungan Kristiani | Diambil dari Kitab Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani

searchpengertian.com | Selamat datang di searchpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan kumpulan renungan Kristiani yang diambil dari kitab  Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu Bapak, Ibu, dan Saudara dalam mencari renungan-renungan yang baru setiap saat dalam mengawali aktivitas kita hari ini. Dan mudah-mudahan apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan iman percaya kita kepada Juselamat. Semoga bermanfaat dan selamat membaca. 

Diberi Kesempatan
Keluaran 32:7-14

Kumpulan Renungan Kristiani | Diambil dari Kitab Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani

Anak yang masih kecil biasanya sulit memegang janji yang telah ia ucapkan. Ketika seorang anak kecil melakukan kesalahan, saat ia diberi hukuman ia mudah sekali untuk mengatakan: "ampun, saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Sebagai orang tua yang mendengar perkataan anak kecil seperti itu tentunya merasa sayang dan memberi pelukan bahkan kesempatan kepada si anak. Walaupun beberapa saat kemudian kembali mengulangi kesalahannya.

Allah telah mengikat perjanjian dengan Israel bahkan bangsa Israel telah mengucapkan janji untuk taat sepenuhnya kepada Allah (pasal 24). Namun ironisnya pada pembacaan kita ini, ketika mereka berada di kaki gunung menantikan Musa, ternyata membuat orang Israel tidak sabar. Mereka mengira bahwa Musa sudah binasa dalam api yang terlihat menghanguskan di puncak gunung Sinai.

Lalu mereka mendesak Harun agar membuatkan bagi mereka allah lain (berhala), yang akan memimpin mereka. Mereka melupakan Allah yang masih hadir dalam kemulian-Nya di atas gunung Sinai. Allah murka, sehingga Ia ingin membinasakan Israel. Namun untunglah masih ada Musa yang "memohon" kepada Allah dan Allah pun menyatakan kasih sayangnya karena seorang anak yakni Musa yang "memohon" kesempatan dari Allah.

Seperti seorang ayah/ibu yang mengasihi anaknya demikian Tuhan terlebih mengasihi umat-Nya. Kesempatan bertobat masih terbuka, yakinlah bahwa ini anugerah dari pada-Nya. Amin

Tuhan Yesus Mengenal Dirimu
Yohanes 10:11-21

Kumpulan Renungan Kristiani | Diambil dari Kitab Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani

Salah satu ciri khas pengajaran Tuhan Yesus yakni Ia senantiasa menggunakan perumpamaan yang dikenal akrab oleh pendengar-Nya untuk memberitahukan tentang "Siapa Diri-Nya?". Dalam pembacaan kita hari ini Ia menggunakan kata "Gembala yang Baik" untuk menjelaskan tentang "Siapa Diri-Nya?".

Dibutuhkan hubungan yang akrab antara gembala dan domba-dombanya. Tuhan mengatakan bahwa Ia mengenal baik domba-domba-Nya. Setiap umat yang percaya kepada Tuhan Yesus ialah domba-domba-Nya. Ini berarti Ia sungguh mengenal diri kita dengan baik. Tak ada sesuatu pun dalam diri kita yang tidak diketahui oleh Tuhan Yesus.

Keyakinan akan hal ini menjadi kekuatan dan dorongan bagi kita untuk menyerahkan seluruh persoalan, pergumulan, rencana, harapan, cita-cita, hanya kepada Tuhan Yesus. Penyerahan diri dan kehidupan kita hendaknya juga membawa kita pada keadaan untuk semakin mengenal "Siapa Yesus?" dalam kehidupan pribadi kita. Marilah berdoa agar diri kita semakin rindu untuk mengenal dengan baik Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Gembala yang Baik. Tuhan memberkati kita semua. Salam cinta kasih.

Singkirkan Berhalamu
1 Samuel 7:2-14

Kumpulan Renungan Kristiani | Diambil dari Kitab Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani

Hidup mendua hati mengakibatkan kegelisahan, ketidaktentraman, dan ketidaknyamanan Israel telah menikmati "kemakmuran namun tidak tenang dan merasa tidak bahagia, dipenuhi kekuatiran karena terus-menerus di bawah bayang-bayang tekanan kekuatan dan kekuasaan Filistin".

Menurut Samuel, Israel telah "mendua hati" yakni percaya kepada Allah tetapi sekaligus "beribadah kepada ilah asing=Baal dan Asytoret=dewa kemakmuran" (ay.3,4). Mereka beribadah kepada Allah bahkan mungkin sangat sibuk tetapi bersamaan dengan itu mereka lebih mengandalkan "baal dan dewa kesuburan=kemakmuran".

Bagaimana dengan dengan kita? Kita pasti lebih setia bergereja dan beribadah dan mungkin kita lebih sibuk melayani/berkegiatan di gereja. Kita juga tidak memiliki "baal dan dewa kesuburan" seperti dimaksudkan Samuel. Tetapi dalam kenyataannya, tidak jarang kita sudah "memperilah dan menciptakan dewa-dewa baru yang modern" di samping Tuhan. Sadar atau tidak kita sering menjadikan "kebiasaan gereja dan gereja kita sebagai yang ilahi" sehingga bukan Tuhan lagi yang disembah tetapi yang dipuja adalah "lembaga gereja dan segala kebiasaannya".

Menapaki tahun 2019, kita diingatkan untuk segera meninggalkan segala bentuk berhala yang dapat "menduakan Tuhan bahkan mungkin menyingkirkan Tuhan dalam hidup ini". Bertekunlah dan arahkan hidup melalui doa dan ibadah hanya kepada Sang juruselamat maka kedamaian dan ketentraman menguasai hidup kita. Amin.

Hebatnya Janji Allah
Yosua 1:1-9

Kumpulan Renungan Kristiani | Diambil dari Kitab Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani

Mengawali tahun ini, kita mendengar perkiraan-perkiraan yang mungkin terjadi sepanjang tahun. Para ahli mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan yang mungkin akan terjadi . Ada yang menyejukkan dan menentramkan namun ada juga membuat kita ragu-ragu dan mawas diri, bahkan mungkin menakutkan kita. Semua kemungkinan itu perlu didengar dan diperhatikan tetapi jangan menjadi penentu yang memengaruhi cara berpikir dan cara hidup kita.

Kepada Yosua Allah berfirman "...bersiaplah dan menyeberanglah,... Aku menyertaimu,... Aku bersamamu,... Aku tidak meninggalkan engkau...". Berita sorgawi menawarkan jaminan pasti menatap masa depan. Apakah jaminan Allah senantiasa berlaku dan terjadi dalam kehidupan kita?

Kenyataannya, badai, gelombang, tantangan, rintangan, dan musuh-musuh langsung atau tidak langsung senantiasa juga mengancam kehidupan anak-anak Tuhan. Godaan datang bertubi-tubi dalam berbagai bentuk seperti: kebutuhan hidup, ekonomi, jabatan, gengsi, harga diri, dan lain-lain. Seharusnya kita dimampukan menghadapi semua bentuk godaan itu namun dalam kenyataannya kita lebih sering dikendalikan, dikuasai, dan takluk di bawah kendali godaan dan cobaan dunia.

Dan dengan mudah kita berdalih "maklumlah kita bukan malaikat dan kita masih di dunia". Betul, kita bukan malaikat dan masih di dunia, tetapi kita tidak dipanggil dan dipilih hidup sembarangan. Kita mestinya hidup dalam pengaturan dan pengendalian Allah seperti janji-Nya "kuatkan dan teguhkan hatimu, bertindak hati-hati berdasarkan hukum Allah, pelihara kehidupan berdasarkan firman". Masa depan sudah disiapkan, mari kita menyongsong bersama Tuhan. Amin

Iman Melampaui Kenyataan
Ibrani 11:23-31

Kumpulan Renungan Kristiani | Diambil dari Kitab Keluaran, 1 Samuel, Yosua, dan Ibrani

Iman merupakan kepastian yang mutlak bahwa yang dipercaya itu benar dan yang diharapkan itu pasti menjadi kenyataan (Ibr. 11:1). Hari ini kita mendengar tentang "dua tokoh iman" (Musa dan Rahab) dan peristiwa runtuhnya kota Yerikho (Yosua. 6:1-20). Ketiga peristiwa itu sulit dipahami oleh akal sehat manusiawi kita namun itulah iman percaya kepada Tuhan, yang tak mungkin menjadi mungkin. Pusat perenungan kita adalah tentang Rahab (Yosua 2;6:22-25). Menurut Alkitab Rahab sebagai salah satu "tokoh iman" seperti tokoh iman lainnya" (Ibr. 11), bahkan Rahab dimasukkan dalam silsilah Yesus (Mat. 1:5" Salmon memperanakan Boas dari Rahab, Boas memperanakan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai).

Rahab menjadi contoh orang beriman karena ia percaya bahwa Allah Israel Maha kuasa di langit dan di bumi (Yosua 2:19-11). Rahab mempertaruhkan nyawanya, keluarganya, dan masa depannya (kepada Allah Israel) dengan memihak kepada Israel (menyelamatkan para pengintai itu). Tindakan Rahab ini disebut Yakobus sebagai tindakan "tindakan seorang teladan dalam mempraktikkan iman (Yak. 2:25)". Masa lalu rahab gelap dan sundal tetapi kemudian menjadi orang yang sungguh-sungguh beriman dan dianggap "salah satu tokoh iman". Ia percaya Allah Israel dapat mengubah masa lalunya yang kelam-gelap menjadi masa depan yang cerah-cemerlang.

Tentu kita tidak bisa membenarkan kelemahan dan ketidak-beresan kita dengan membandingkan masa lalu Rahab. Tetapi celakalah jika kita merasa lebih baik dari masa lalu Rahab namun iman kita tidak sebaik dan sekuat iman Rahab, sesungguhnya kita sedang menuju malapetaka dalam perasaan kebaikan kita. Amin.