Contoh Renungan Katolik | Menghidupi Iman Secara Konkret dan Hidup Jujur dalam Beriman

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan contoh renungan yang berjudul "Menghidupi Iman Secara Konkret dan Hidup Jujur dalam Beriman." Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu Bapak, Ibu, dan Saudara dalam mencari contoh renungan yang berjudul "Menghidupi Iman Secara Konkret dan Hidup Jujur dalam Beriman." Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan iman percaya kita. Kiranya Tuhan Yesus selalu menyertai kita semua, kini dan sepanjang masa. 

Menghidupi Iman Secara Konkret

Contoh Renungan Katolik | Menghidupi Iman Secara Konkret dan Hidup Jujur dalam Beriman

Sekali peristiwa berkerumunlah beribu-ribu orang sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya : “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 

Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu, apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang dan apa yang kamu bisikan ketelinga didalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 

Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku menunjukan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. 

Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang kedalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!

Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalapun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada burung pipit.

Abraham adalah Bapa yang beriman. Oleh kepercayaannya Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (bdk. Rm. 4:3). Paulus menunjukan sikap keberimannan Abraham sebagai teladan bagi orang-orang beriman. Sikap beriman Abraham membawa kepenuhan janji bagi bangsa Israel. Ia adalah nenek moyang mereka yang beriman.Lukas dalam Injilnya menceritakan bagaimana Yesus memberikan pengajaran khusus bagi muri-murid.

Ajaran tersebut mengingatkan dan menegaskan para murid untuk selalu jujur dan terbuka terhadap Allah dan sesama. Yesus menekankan sikap hidup jujur dan percaya.

Abraham sebagai Bapa orang beriman ditampilkan kembali. Ia tampil sebagai sosok yang mewakili cara beriman bagi manusia. Sikap yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid ialah agar mereka memiliki sikap takut dan setia akan Allah. Inilah kemegahan yang telah ditunjukkan Abraham.

Ia menerima tugas perutusan dari Allah dengan iman yang gembira dan kuat. Martabat kemanusiaan kita diangkat kembali karena Allah memberikan cinta-Nya. Setiap kita diteguhkan untuk berani mengakui dan mengimani Yesus sebagai penyelamat.

Apakah kita sudah menghidupi iman secara konkret? Bagaimana iman dapat dinyatakan dalam tindakan sehari-hari?

Hidup Jujur dalam Beriman

Contoh Renungan Katolik | Menghidupi Iman Secara Konkret dan Hidup Jujur dalam Beriman

Sekali peristiwa, tatkala duduk makan dirumah seorang Farisi, Yesus berkata : “Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. 

Sebab itu hikmat Allah berkata : Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh diantara mezbah dan Rumah Allah.

Bahkan,kata kepadamu : Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan, kamu sendiri tidak masuk kedalam dan orang yang berusaha untuk masuk kedalam kamu halang-halangi.”

Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.

Yesus mengecam kepalsuan dan kemunafikan. Kecaman itu menjadi tajam karena ditujukan terhadap mereka yang diberi mandat untuk menuntun hidup sesamanya namun tidak dilakukan, dengan rupa-rupa argumen yang menyesatkan.

Kepalsuan dan kemunafikan semakin nyata dengan alasan nama baik, jabatan, kehormatan dan demi popularitas. Kepalsuan berarti menutupi apa yang seharusnya dinyatakan adanya atau tidak menampilkan diri sejatinya.

Sementara kemunafikan nyata dalam sikap, bicara dan tindakan yang seolah-olah suci, tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang dikemukakan. Terhadap sikap demikian, kecaman Yesus menjadi aktual dan mendalam. Sikap dan tindakan hidup hendaknya didasari oleh iman.
Iman mendorong kita untuk berbuat kebaikan dan memberikan kehidupan bagi sesama. 

Paulus menyerukan tentang Allah yang satu dan universal. Kasih sayang Allah terbuka untuk siapa saja yang hidup berlandaskan iman. Kasih setia Allah telah nyata dalam diri Yesus Kristus yang menebus kita secara cuma-cuma.

Atas dasar inilah selayaknya kita bergembira dan bermegah karena iman, bukan karena kecemerlangan intelektual, popularitas atau jabatan semata. Apakah kita sungguh hidup jujur dalam beriman? Bersediakah kita berbuat baik bagi sesama disekitar kita?