Pengertian Panggilan Gereja | 3 Tugas Panggilan Gereja di Dalam Keluarga

Agama Kristen | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian panggilan gereja dan 3 tugas panggilan gereja. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dan 3 tugas panggilan gereja. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan belajar anak didik di sekolah, khususnya pengertian gereja dan 3 tugas panggilan gereja. Berikut ini adalah pengertian panggilan gereja. 

Pengertian Panggilan Gereja | 3 Tugas Panggilan Gereja di Dalam Keluarga

Marturia adalah salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya, sebagai tugas panggilan gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman yang dimaksud adalah pemberitaan injil sebagai berita keselamatan bagi manusia. Marturia biasanya disandingkan dengan tugas gereja yang lain, yaitu koinonia yang berarti persekutuan dan diakonia atau pelayanan.

Kata "marturia" sendiri sangat dekat dengan kata "martir" yaitu orang-orang yang mati karena memberitakan Injil pada zaman sesudah Yesus Kristus. Memang banyak orang Kristen perdana yang harus mengalami penganiayaan karena kepercayaannya, dan pengorbanan ini terus berlanjut sampai sekarang. Karena istilah "marturia" dan "martir" itu banyak kali dirancukan, dan dan diasosiasikan dengan para "syuhada", yaitu orang-orang Kristen yang disiksa sampai mati karena imannya, atau para misionaris yang dibunuh dalam menjalankan tugasnya, menyampaikan berita injil ke tempat-tempat yang belum pernah mendengar berita itu.

Berikut tiga tugas panggilan gereja di dalam keluarga sebagai gereja mini.

1. Panggilan untuk melayani
 
Komunitas keluarga hanya dapat dilindungi dan dikembangkan dengan semangat saling melayani dan berkorban baik antar anggota keluarga maupun dengan masyarakat. Semangat melayani ini menuntut keterbukaan, saling menerima, saling pengertian, ketekunan, kesabaran dan pengampunan. Keluarga merupakan sekolah pertama untuk mengajarkan nilai-nilai sosial dan pelayanan yang menjadi prinsip keberadaan dan perkembangan gereja dan masyarakat. Oleh karena itu, keluarga Kristen seharusnya juga terbuka bagi pelayanan kepada sesama. Keluarga menjadi tempat yang paling efektif untuk memanusiakan manusia secara khusus dalam menjaga dan mewariskan nilainilai etis. Keluarga mempunyai kekuatan untuk melayani dan menolong orang di sekitarnya keluar dari jurang kehancuran menuju pada nilai kemanusiaan yang beradab sesuai dengan firman Tuhan. Salah satu contoh praktis dapat dibaca dalam 1 Petrus 4:9-10 yang berisi ajakan untuk melayani satu sama lain berdasarkan karunia yang dimiliki. Keluarga Kristen bertanggung jawab untuk mengambil bagian dalam tugas ini.

2. Panggilan untuk bersekutu
 
Keluarga Kristen pada dasarnya merupakan persekutuan pribadi-pribadi. Oleh karenanya keluarga adalah sekolah hidup bersama yang utama. Keluarga Kristen seharusnya menjadi contoh dan stimulus bagi pengembangan relasi bahkan persekutuan yang lebih luas. Hal ini dapat ditandai dengan adanya dialog, penghargaan, persekutuan bersama, kebaktian bersama, doa bersama. Dalam 1 Timotius 4:7b-8 berisi nasihat untuk melatih diri dalam beribadah yang akan berguna dan menyentuh berbagai aspek kehidupan, karena ibadah mengandung janji hidup baik pada masa kini dan pada masa yang akan datang.

Keluarga Kristen harus menjadi sekolah persekutuan dan doa bersama yang sejati untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus, bukan hanya sebagai saat untuk memohon dan mengadu, tetapi terutama untuk mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan, memuji, menyembah, serta bersyukur. Dalam keluarga para orang tua bertanggung jawab untuk mengajarkkan hal berbakti dan berdoa kepada anak-anak sesuai dengan iman yang telah dinyatakan di dalam pembabtisan maupun pengakuan percaya, agar dapat menyembah Tuhan dan mengasihi sesamanya.

Kebaktian dan doa keluarga mempunyai cirinya yang khusus yaitu doa dinaikkan oleh ayah, ibu, atau anak-anak. Dalam persekutuan kecil ini, Tuhan hadir di tengah mereka (Matius 18:19-20). Bersekutu dalam kebaktian keluarga merupakan suatu konsekuensi dan tuntutan dari sakramen maupun peneguhan perkawinan. Teladan kongkret dan kesaksian hidup dari orang tua memang sangat penting, tetapi sebagai anak juga dapat memulai dan menggantikan peran mereka, karena hal itu dapat memberikan kesan dan dampak mendalam yang tak akan terhapus dari hati keluarga. Bersekutu bersama akan menambah kekuatan dan kebersatuan keluarga dan membantu anggota keluarga untuk mengambil bagian di dalam kemurahan kasih Allah.

3. Panggilan untuk bersaksi
 
Tugas pokok keluarga Kristen adalah dipanggil untuk membangun kerajaan Allah di dunia dengan ikut serta dalam hidup dan misi gereja. Oleh karena itu keluarga harus menampilkan jati diri dan misinya sebagai persekutuan hidup di dalam kasih. Keluarga sebagai pusat untuk menghadirkan kabar baik bagi lingkungan, sebagai usaha untuk menghadirkan Kristus yang memberikan diri bagi dunia. Keluarga perlu solider dan setia kepada kebutuhan lingkungannya. Dengan demikian keluarga telah menampilkan dan melaksanakan panggilannya bagi lingkungan.