Pengertian Masa Depan, Faktor-Faktor, dan Potensi dalam Meraih Masa Depan Cerah

Pendidikan Budi Pekerti | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian masa depan, faktor-faktor, dan potensi dalam meraih masa depan. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang masa depan dalam pembelajaran budi pekerti. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan belajar anak didik di sekolah. Dan semoga masa depan kalian semuanya cerah dan menjadi anak-anak yang sukses.

Pengertian Masa Depan, Faktor-Faktor, dan Potensi dalam Meraih Masa Depan Cerah

Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian masa depan, faktor-fakor memengaruhi masa depan, dan potensi dalam meraih masa depan yang baik. 

Pengertian Masa Depan

Masa depan adalah sesuatu yang dituju setiap orang. Setiap orang pasti ingin meraih masa depan tentunya masa depan yang cerah, gemilang, membanggakan dan menyenangkan. Sering kita mendengar kata masa depan terucap dari orang tua kita saat mereka memberikan nasihat kepada seperti "Belajar yang rajin nak, agar menjadi orang pintar. Biar punya masa depan!". Sering juga kita dengar kata masa depan terucap dalam kalimat seperti 1) Kalau mau punya masa depan yang bagus, kamu harus sekolah. 2) Bekerja di tempat itu tidak ada masa depannya. 3) Kalau kamu menikah dengannya, dijamin pasti masa depanmu cerah. 4) Masa depannya sangat buram.

Apabila kita dihadapkan pada sebuah pilihan, barang kali kita akan mengalami berbagai kesulitan untuk menjatuhkan pilihan yang kita anggap paling tepat. Setelah melalui beberapa pertimbangan maka kita akan mampu dan yakin untuk memilih dan tentu puas dengan hasil pilihan itu. Remaja adalah masa yang paling menyenangkan, yang lebih banyak dikenang dari segala perjalanan hidup. Masa remaja adalah masa penuh cita-cita. Memiliki badan yang sehat, otot yang kuat, pikiran yang cemerlang, tidak banyak memikirkan kebutuhan hidup sehari-hari dan jiwa penuh dengan cita-cita. 

Memiliki banyak teman, macam-macam kegemaran dan hobby yang dipilih, dan dapat menikmati beraneka macam hiburan. Ini membuat hidup di masa remaja sangat menggairahkan. Pandangan akan masa depan membentang luas di hadapan kita, cita-cita membubung setinggi langit dengan setumpuk harapan yang didambakan, ada yang ingin menjadi insinyur, dokter, pengacara, hakim, polisi, pilot, perawat, guru dan lain sebagainya sebagai harapan hidup yang menyenangkan. Namun perlu kita pikirkan lebih riil bagaimana caranya mewujudkan cita-cita tersebut menjadi kenyataan. Yang dicita-citakan belum menjadi sebuah kenyataan.

Berbagai faktor yang ikut mempengaruhi untuk membuat pilihan antara lain.
  1. Situasi Indonesia dengan tingkat pengangguran yang tinggi, kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi dengan layak, mutu pendidikan yang rendah, kesulitan ekonomi, dan lain-lain.
  2. Situasi keluarga yang kurang mendukung (broken home) atau kurang harmonis, ikut berpengaruh dalam menentukan pilihan cita-cita hidup.
  3. Persoalan-persoalan yang muncul dalam diri sebagai remaja, masa remaja yang ingin mengambil tanggung jawab seperti orang dewasa pada umumnya, padahal belum mampu.
Dalam memilih cita-cita kita sering mengalami keraguan dan ketidakjelasan, maka kita perlu berpikir matang dengan cita-cita yang kita impikan. Kita perlu mempertimbangkan dengan matang dan sungguh-sungguh atas pilihan yang akan kita buat.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Peralihan dari "yang belum berpribadi sendiri"(infans) ke masa berkepribadian sendiri. Masa remaja adalah masa yang memerlukan waktu untuk belajar dan berpikir banyak, harus memilih, menimbang, memutuskan dan bertindak . Pada zaman sekarang, lebih-lebih berhadapan dengan tawaran zaman yang saraf dengan berbagai pilihan kita sebagai remaja dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, penuh pertimbangan, tantangan yang tak terelakkan, kebimbangan, harus mencari dan memilih ditengah banyaknya kemungkinan dan arah hidup. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kesempatan yang paling baik untuk masa depan.

Masa muda masa yang paling indah, menyuguhkan seribu satu kemungkinan dan masa depan untuk memilih. Dengan demikian, kita diharapkan memilih yang paling maksimum. Untuk sampai pada kesadaran itu, dibutuhkan pandangan yang luas, melihat jauh ke depan dan tidak hanya melihat masa kini saja. Hanya orang yang mempunyai planning (perencanaan) yang akan menggunakan kesempatan yang tersedia baginya semaksimal mungkin. Dengan kata lain, sikap untuk memilih yang paling maksimum ini dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan perencaan yang jelas. 

Apabila masa depan remaja ini, kita hanya terkungkung dengan masa sekarang, kita tidak dapat melihat bahwa pada masa ini ditawarkan kemungkinan yang begitu banyak. Dengan memandang jauh ke depan dan mempelajari kehidupan orang dewasa masa kini akan membantu kita untuk menggunakan masa muda ini semaksimal mungkin dalam menentukan masa depan. Kadang-kadang kita mempunyai cita-cita yang tinggi, tetapi kita tidak mau mengembangkannya karena harus melalui latihan-latihan yang kurang menyenangkan bagi kita yang tentu harus membutuhkan keberanian dan ketekunan. Misalnya, seorang memiliki cita-cita menjadi dokter, tetapi tidak mau belajar dengan tekun dan maksimal melainkan belajar dengan jalan pintas, yaitu suka menyontek saat ujian dan malas belajar.

Menyadari Potensi Diri

Setiap orang memiliki potensi dalam dirinya. Ada berbagai potensi atau talenta yang tersebunyi. Disebut kemampuan karena belum dikembangkan dengan maksimal. Kegiatan positif yang amat kita senangi itulah yang perlu kita kembangkan sebagai bagian dari pengembangan potensi diri.

Semua orang pasti ingin sukses dalam hidupnya. Jangan dikira kalau orang -orang yang berhasil dalam hidupnya tidak berusaha dengan segenap tenaga dan pikiran. Tidak boleh dilupakan, sejak muda kita sudah harus mempunyai cita-cita yang selanjutnya menjadi tujuan hidup kita. Pada saat kita dilahirkan, kita sudah dibekali potensi dan karakteristik utama yang tidak berbeda dengan bayi-bayi di mana pun, yang berbeda dan lebih bernilai dari makhluk-makhluk lainnya. Potensi dan karakter bawaan lahir ini dalam perjalanan bisa berkembang atau dikembangkan melalui interakasi dengan lingkungan hidup kita. Jangan sia-siakan karunia yang telah Anda bawa sebagai bekal dalam perjalanan hidup. Kembanglah melalui proses pembelajaran, baik formal, maupun informal dan dengan pengalaman dalam perjalanan hidup yang telah kita lalui.

Dalam perjalanan hidup kita, sejak kita dilahirkan, kita tidak bisa terhindar dari pengaruh lingkungan hidup kita yang bisa memperdayakan kita, tetapi juga bisa memperlemah diri kita, tergantung bagaimana kita berintekrasi dengan lingkungan dan respon kita terhadap rangsangan yang kita terima dari lingkungan. Dengan watak dan rasa percaya diri kita dalam membentuk citra diri maka kita akan menentukan nasib sendiri.

Setelah menyadari potensi diri kita masing-masing, hal yang perlu kita ingat baik-baik adalah hanya diri kita sendirilah yang paling bertanggung jawab memotivasi diri kita, karena hanya kitalah yang paling tahu potensi, kemampuan, dan kebutuhan kita. Percayalah pada diri kita dan apabila kita mau, kita akan bisa mencapai hasil kerja yang baik dan bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk melakukan sesuatu dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Betapapun besarnya potensi diri Anda dan kemampuan yang telah kita miliki, tetapi bila kita tidak termotivasi untuk mewujudkan dengan melakukan sesuatu, potensi dan kemampuan tidak ada artinya. Motivasi tercermin dari kemauan untuk melakukan sesuatu.

Pernahkah kalian melihat seorang remaja yang kelelahan setelah pulang sekolah atau latihan olahraga, atau pekerjaan lain yang melelahkan? Karena keletihan yang dialaminya, ia langsung duduk atau berbaring di ruang tamu dan mengatakan bahwa ia sangat lelah sehingga tidak bisa belajar? Tetapi ketika pacarnya datang dan mengajaknya pergi, ia segera bangkit, berlari membuka pintu dan pergi, lupa akan kelelahannya. Setelah pulang ia akan bernayanyi kecil dengan dengan amat senang seakan-akan telah terbang semua letih dan lelahnya. Amat jelas, bahwa ketika kita melakukan hal yang menyenangkan hati  banyak tersedia energi. Begitu pula seorang anak yang mengatakan lelah sehingga tidak mau membantu orang tuanya mengerjakan tugas rumah tangga pada hari liburnya, tetapi dengan gembira dan bersemangat ia pergi memancing atau bermain bola dengan temannya. Energi akan muncul bila suatu cita-cita atau tujuan benar-benar menarik hati.