Pengertian, Jenis, dan Contoh Kohesi dalam Teks Eksposisi

Kohesi adalah hubungan kepaduan antarkalimat dalam paragraf. Kohesi dan koherensi merupakan syarat utama kewacaaan atau tekstualitas. Keduanya merupakan konsep kepaduan. Pengertian kohesi adalah kepaduan bentuk, sedangkan koherensi adalah kepaduan makna. Teks atau wacana yang yang kohesif berarti setiap unsur lahirnya terpadu secara internal dalam satuan teks tersebut. Tegasnya, setiap komponen teks lahir, misalnya kata aktual yang didengar atau dibaca, saling terhubung dalam rangkaian. 

Pengertian, Jenis, dan Contoh Kohesi dalam Teks Eksposisi

Jenis-Jenis Kohesi

Kohesi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut

1. Kohesi Leksikal

Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kosakata. Kohesi leksikal dapat berupa pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim.

- Pengulangan Kata

Pengulangan kata adalah sekelompok kata dalam kalimat yang mengalami reduplikasi (pengulangan kata) yang berarti bahwa dalam kalimat tersebut terdapat kata-kata yang diulang. 

Contoh:
a. Pak Guru galak itu tidak hadir sehingga anak-anak dengan leluasa mengobrol di dalam kelas.
b. Pada saat musim semi dedaunan mulai tumbuh menghiasi pekarangan.

- Sinonim

Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinonim juga disebut persamaan kata atau padanan kata.

Contoh:
a. binatang = fauna
b. tanaman = flora
c. bohong = dusta
d. haus = dahaga
e. pakaian = baju

- Antonim

Antonim adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya. Lebih sederhananya, antonim adalah suatu kata yang berlawanan makna dengan kata lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.

Contoh:
a. kaya x miskin
b. rajin x malas
c. surga x neraka
d. atas x bawah
e. mahal x murah

- Hiponim

Hiponim adalah suatu kata atau frasa khusus, atau memiliki arti khusus yang terkandung dalam kelompok, jenis, atau satuan tertentu. Makna yang terkandung dalam hiponim tercakup dalam arti yang belum umum. 

Contoh:
Di laut Papua terdapat berbagai macam jenis ikan seperti ikan pari, hiu, paus, salmon, tuna, dan lain-lain. Hiponim ikan pari, ikan hiu, ikan paus, ikan salmon, ikan tuna, hipernim: ikan.

 2. Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai melalui penggunaan elemen dan aturan gramatikal dalam kaimat dapat dibentuk dengan beberapa cara yaitu pengacuan referensi, subsitutisi, dan elipis.

- Referensi 

Refensi adalah dalam wacana lisan atau terdapat berbagai unsur seperti pelaku perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, dan tempat peraturan. 

Contoh:
a. Hartono menulis buku lagi. Dia memang produktif
b. Dengan sepedanya itu Pak Amat menelusuri kota Lamongan

- Subtitusi

Subtitusi adalah berpegang pada pandangan substitusi sederhana yang di situ suatu ungkapan dapat begitu aja diganti dengan yang lain dalam teks.

Contoh:
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada pembimbing beliau, penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan baik.

- Elipsis

Elipsis adalah proses penghilangan kata atau satuan-satuan bahasa lain yang dapat dimunculkan kembali dalam pemahamannya. Bentuk atau unsur yang dilesapkan dapat diperkirakan wujudnya dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa.

Contoh:
Tuhan selalu memberikan kekuatan dan ketenangan ketika saya menghadapi saat-saat yang menentukan dalam penyusunan tesis ini.

Contoh Teks 

Pemanasan Global dan Hilangnya 
Hutan Lindung

Pemanasan global adalah suatu kondisi di mana suhu di bumi kian hari kian panas. Adanya pemanasan global tersebut menyebabkan berbagai dampak negatif seperti lapisan ozon yang semakin tipis sehingga sinar ultraviolet bisa masuk ke bumi secara langsung tanpa ada penghalang. Selain itu, pemanasan global juga menyebabkan naiknya permukaan air laut karena es di kutub yang mencair.

Adanya pemanasan global sendiri terjadi karena banyak gas karbondioksida yang terdapat di atmosfer bumi dan itu menjadikan lapisan ozonnya semakin menipis. Kadar gas karbondioksida yang ada di bumi tersebut tidak sebanding jumlahnya dengan keseluruhan pohon yang ada di bumi. Padahal, adanya pohon-pohon tersebut bisa menyerap karbondioksida.

Tidak hanya itu, hutan-hutan telah banyak yang dibuka untuk lahan pertanian, industri, perkebunan atau dialihfungsikan sebagai hutan produksi.

Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan suhu di dunia ini memang terbilang parah. Pemanasan global ini terjadi lantaran banyaknya jumlah gas karbondioksida yang terdapat pada atmosfer bumi. Gas karbondioksida tersebut asalnya adalah dari asap pabrik atau bisa juga kendaraan bermotor. Jika melihat di sekeliling, tentu saja banyak pabrik yang beroperasi sehingga kadar dari karbondioksida semakin naik.

Ini sebatas yang ada di Negara Indonesia, belum yang ada di negara industri. Negara industri tentu saja mempunyai pabrik yang jumlahnya banyak. Bayangkan saja, seberapa banyak jasa karbondioksida yang asalnya dari aktifitas tersebut. Negara industri tersebut sudah selayaknya mengatasi karbondioksida yang keluar akibat aktifitas pabriknya.

Yang lebih parah lagi, hutan di dunia ini yang semestinya bisa mengurangi gas karbondioksida tersebut tidak bisa menjalankan fungsi mereka dengan baik. Hal itu disebabkan karena banyaknya pohon yang ditebang. Di samping banyaknya penebangan pohon di hutan.

Ada beberapa kasus di Indonesia sendiri seperti pengalihan fungsi dari hutan yang awalnya sebagai hutan lindung menjadi hutan konservasi. Adanya kegiatan-kegiatan tersebut tentu saja semakin menjadikan kondisi bumi buruk. 

Pemanasan global yang tengah terjadi di bumi beberapa tahun terakhir memang semakin parah karena semakin hari semakin banyak pabrik yang beroperasi sehingga menyebabkan asap dari kendaraan bermotor. Keadaan tersebut semakin para lagi lantaran adanya hutan yang semestinya mengurangi pemanasan global dengan mengurangi emisi gas justru malah banyak ditebang.

Di samping penebangan hutan, alih fungsi hutan juga dapat menjadikan hutan tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Alih fungsi hutan lindung menjadi jenis hutan konservasi pun sudah banyak dilakukan di negara ini.