Pengertian, Ciri, Tujuan, dan Contoh Teks Deskripsi | Bahasa Indonesia Kelas VII (Revisi)

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian, ciri, tujuan, dan contoh teks deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII (tujuh) revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian, ciri, tujuan, dan contoh teks deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami materi seputar pengertian, ciri, tujuan, dan contoh teks deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk lebih jelasnya, silakan simak penjelasannya berikut ini!

Pengertian, Ciri, Tujuan, dan Contoh Teks Deskripsi | Bahasa Indonesia Kelas VII (Revisi)

A. Pengertian Teks Deskripsi

Teks deskripsi merupakan teks yang berisi penggambaran suatu objek, tempat, atau peristiwa tertentu kepada pembaca secara jelas dan terperinci. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang dideskripsikan oleh penulis. Dengan demikian, pembaca memperoleh kesan yang mendalam terhadap tulisan tersebut.

B. Ciri-Ciri Teks Deskripsi

Ada empat ciri pokok teks deskripsi. Adapun ciri-ciri teks deskripsi adalah sebagai berikut!

  1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
  2. Melibatkan kesan indra sehingga gambaran objek menjadi jelas.
  3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri objek yang diamati penulis.
  4. Menjelaskan ciri-ciri objek secara terperinci, seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek.

C. Tujuan Teks Deskripsi

Berdasarkan tujuannya, teks deskripsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Deskripsi sugestif bertujuan menciptakan pengalaman kepada diri pembaca karena berkenalan langsung dengan objeknya. Sasaran deskripsi sugestif disampaikan dengan kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, dan watak dari objek tersebut sehingga dapat tercipta sugesti tertentu kepada pembaca. Dengan kata lain, deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui khalayan pembaca. Sedangkan deskripsi teknis bertujuan memberi identifikasi atau informasi mengenai objek. Pembaca dapat mengenali objek jika bertemu atau berhadapan langsung.

D. Contoh Teks Deskripsi

Berikut ini adalah beberapa contoh teks deskripsi. Adapun contoh teks deskripsi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Contoh Teks Deskripsi

Kuperhatikan perempuan itu hampir setengah menyelidik, dari ujung rambut sampai ke kakinya. Perawakannya kurus kerempeng terbungkus dalam gaun usang yang kumal dan lusuh. Ia masih muda, barang kali belum lagi dua puluh tahun, tapi tampaknya serupa perempuan separoh baya. Wajahnya pasti kepucat-pucatan dan kedua matannya yang sayu seolah-olah tersembunyi dalam luangan di atas pipinya yang cekung, sedang pada pelipisnya jelas tampak beberapa garis derita yang tajam. Kakinya yang kotor berdebu itu mengapit sepasang sandal jepit.

2. Teks Deskripsi Lisan

(Seseorang pelayan restoran menyakan menu yang akan dipesan oleh pengunjung)
Pelayan : Selamat siang, Pak. Bapak mau pesan apa? Ini daftar menunya.
Pengunjung : Saya pesan nasi goreng telur.
Pelayan : Minumnya?
Pengunjung : Es teh saja.
Pelayan : Ada tambahan, Pak?
Pengunjung : Oh ya, saya pesan makanan khas Yogyakarta, apa itu namanya?
Pelayan : Gudeg?
Pengunjung : Bukan. Makan itu bentuknya agak bulat kecil-kecil. Di dalamnya ada semacam kacang hijau, kadang-kadang cokelat. Makanan itu tampaknya di panggang. Biasanya dikemas dalam dus berukuran sekitar 10 x 20 cm. Apa, ya, nama makanan itu?
Pelayan : Oh, itu namanya bakpia, Pak.
Pengunjung : Iya, betul. Saya pesan dua dus, ya!

3. Teks Deskripsi Tulisan

 Ada suatu tempat yang jauh dari keramaian dan berada di sudut kota kecil. Setiap paginya selalu penuh keramahan, di sana terdapat rumah mungil yang menghadap ke arah utara jalan. Warna hijau menempel pada dinding. Warna hitam pada setiap kusen berpadu melengkapi cokelat tua yang melekat pada pintu sehingga menghasilkan keindahan tersendiri. Dua tiang menjadi penyangga rumah yang memiliki luas 10 x 14 m² tersebut. Di sebelah kanan rumah, tampak berdiri sebuah garasi. Garasi tersebut memuat dua buah kendaraan roda empat dan sepeda motor serta sepeda kayuh. Gudang yang menjadi tempat barang-barang bekas berada tepat di belakang garasi. Garasi dan gudang tersebut bercat cokelat muda dan putih pada gerbangnya.

4. Teks Deskripsi Orang

Di sudut dekat pintu, duduk seorang laki-laki. Ia mengenakan celana pendekdan kaos yang telah kumal, melukiskan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Dadanya bidang dan berisi, dan lengannya yang kukuh, penuh urat dan tertutup baju kaosnya. Hal itu menggambarkan betapa berat pekerjaan sehari-harinya. Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis, dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh dengan penderitaan.

5. Teks Deskripsi Benda

Sebuah tugu di Pulau Weh, Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tugu itu terletak di sebuah semak belukar di Bilangan Jaboi, Kota Sabang. Itulah kilo meter nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik "Dari Sabang sampai Merauke" seakan-akan terngiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling barat Nusantara.

Lambang Garuda begitu megah bertengger di puncak tugu. Di bawah kaki sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilo meter nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung barat Indonesia ke timur. Akan tetapi, berada di titik itu, slogan Sabang-Merauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.

6. Teks Deskripsi Tempat

Angin tajam sekali. Kelam  menyelubungi teratak doyong itu. Dingin menempa. Di tengah suasana itu, ada hidup dalam teratak sebuah cahayanya. Teratak itu hanya mempunyai satu ruangan. Tidak ada sekat-sekatnya. Mejanya persis di tengah dengan sebuah kursi panjang bambu. Di sudut tenggara, lantai dari tanah. Lantai itu becekdan terdapat sebuah gentong. Pada sudut itu, disisipkan tiga buah piring seng dan sebuah sendok yang kekuning-kuningan. Pada sudut barat daya, sebuah peti ukuran 1 x 1/2 x 1/2 m kubik yang terbuka: sebuah peti beras yang dalamnya putih tapi kosong, hanya ada kutu-kutu yang berkeliaran tak tentu tujuan. Di dekatnya ada sebuah perapian yang tidak ada apinya. Ada dua potong kendil hitam yang kosong, agak jauh sedikit, ada sebuah pengki yang bambunya sudah busuk. Isinya rumah bekicot yang pecah-pecah, dagingnya sudah hilang.

7.  Teks Deskripsi Watak/Tingkah Laku

Nenek meluruskan letak kacamatanya yang berbingkai emas, tetapi segera melorot lagi sampai ke ujung hidungnya, sehingga kacanya memperjelas tentang pipinya yang kisut. Dengan tawakal, terpaksa ia menengadahkan kepalanya sedikit supaya matanya bisa memandang lewat kaca yang ada dibawahnya. Dengan sama sekali tak tergesa-gesa ia mengambil tabung yang lebih panjang daripada tempat kapur. Ia memulai memasukkan daun sirih dan gambir di dalamnya, setelah dipotong-potongnya dengan semacam gunting yang berbentuk kakak tua. Tambah kapur sedikit, kemudian ia mulai menumbuk campuran itu dengan perkakas yang mirip obeng. Dalam pada itu mulutnya tak henti bercakap-cakap; menanyakan sanak saudara jauh. Kalau sudah dijawab, bercerita tentang mereka ketika masih bayi atau masih kanak-kanak. Kalau ternyata cucunya tak mengetahui siapa-siapa mereka itu, maka Nenek menerangkan dengan panjang lebar dan kejelasan yang patut dicontoh oleh guru besar kalau memberi kuliah. Si anu itu yang kawin dengan adik si anu. Si anu ini anak daripada kakak nenek dari ibu ketiga. Jadi masih famili dan sang cucu mendengarkan dengan khidmat dan sabar.

8. Teks Deskrispi Susana/Peristiwa

Di siang yang redup ini, gerimis menyiram sekolahku. Aku masih termenung di kursi kelasku yang telah sepi. Lantunan syahdu suara penyanyi favoritku terdengar dari earphone. Suaranya lembut, tenang dan mengurai kesunyian. Nyanyian itu memancar dari lubuk hatinya, berirama mesra. Mataku terpejam ketika suaranya terus menggenang di udara. Mataku menatap jendela kelas yang menggulirkan rintik-rintik hujan. Airnya mengalir dengan irama yang pasti. Napasku melambat, mencoba terus hanyut dalam suasana khusyuk ini. Ah, menemukan momen sedamai ini dalam hari-hari remaja bukanlah pekerjaan sembarangan.