Tata Cara Misa Biasa dalam Kelender Liturgi Agama Katolik

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan tata cara misa biasa dalam kelender liturgi agama Katolik. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam khususnya yang beragama Katolik dalam mencari referensi tentang tata cara misa biasa dalam kelender liturgi agama Katolik. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami tata cara misa biasa dalam kelender liturgi agama Katolik.

Tata Cara Misa Biasa dalam Kelender Liturgi Agama Katolik

Misa biasa dalam kelender liturgi dimulai setelah oktaf Natal berakhir atau susudah Pesta Pembaptisan Tuhan. Nah, masa biasa ini ditandai dengan warna liturgu hijau. Sekarang kita akan membahas apa saja yang dilakukan Misdianar dalam perayaan Ekaristi secara garus besar. Mungkin di tempat kalian ada sedikit perbedaan. Itu tidak masalah, bisa disesuaikan dengan kebiasaan di tempat kalian sejauh tidak menyimpang sehingga mengaburkan maknanya. 

Ritus Pembuka

Sebelum perarakan, Misdinar dan petugas-petugas lain mempersiapkan diri di sebuah ruang yang disebut dengan ruang sakristi. Biasanya ruangan ini ada di bagian belakang Gereja. Selama di ruang sakristi, para Misdinar dan pelayan liturgi lainnya hendaknya menjaga keheningan, saling membantu merapikan, dan membantu koster bila diperlukan. Perarakan adalah masuknya para pelayanan Misa yang diawali dengan Misdinar, Lektor, pembagi komuni, dan iman pada urutan terakhir menuju altar. Perarakan dimulai saat lagu pembuka dinyanyikan. Perarakan ini dimulai dari ruang sakristi langsung menuju altar, atau dari pintu utama atau samping Gereja. Selama perarakan hendaknya berjalan rapi dan penuh khidmat, dengan jarak yang sesuai.

Setelah mencapai altar, Misdinar dan petugas liturgi lainnya akan berbaris melebar menghadap altar. Imam mengambil posisi di tengah dan kemudian bersama Misdinar dan petuas liturgi lainnya menghormat ke arah latar. Cara menghormati ini bisa dengan membungkuk atau berlutut, tergantung dari imam bersangkutan. Biasanya berlutut kalau ada tabernakel atau membungkuk kalau tidak ada tabernakel. Setelah itu, imam akan naik ke altar. Saat imam mencium altar, Misdinar dan petugas liturgi lainnya ikut menghormati dan kemudian bergerak ke tempat duduknya masing-masing. Pada ritus-ritus Pembuka ini, kalau imam berdiri di depan kursi pemimpin, maka Misdinar membantu memegang buku perayaan menurut keperluan imam.

Liturgi Sabda

Bacaan Pertama
Setelah doa pembuka, imam bergerak ke tempat duduknya. Misdinar duduk bersamaan dengan imam. Sebaiknya Misdinar tidak duduk mendampingi imam. Namun, meski sebenarnya ini adalah praktik yang salah, di beberapa tempat masih ada Misdinar yang ditugaskan untuk duduk di sebelah imam. Bila demikian, biasanya tugas Misdinar bertambah untuk merapikan kasula imam. Misdinar masih duduk, mendengarkan bacaan dan bersiap apabila imam meminta bantuan.

Bacaan Injil
Misdinar berdiri saat Bait Pengantar Injil dinyanyikan atau dibacakan sampai Injil selesai dibacakan. Kalau merasa pusing/maul atau hendak ke toilet, berjalanlah keluar dengan sikap yang tenag dan khidmat. Jangan lupa untuk menghormat ke arah altar sebelum keluar ya!

Homili

Saat homili, Misdinar duduk dan siap apabila imam meminta bantuan baik yang berhubungan dengan homili, misalnya megambilkan alat peraga. Iman sering kali juga meminta bantuan yang bersifat teknis. Misalnya ketika mikrofon yang digunakan mati, dan diminta untuk mengambilkan penggantinya.

Syahadat

Bacaan dengan umat, Misdinar berdiri untuk bersama-sama mengucapkan Syhadat. Jangan lupa untuk membungkukkan badan saat kalimat: "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria".

Doa Umat

Pada bagian ini, Misdinar masih berdiri sampai liturgi Ekaristi dimulai.

Liturgi Ekaristi

Bla tidak ada perarakan persembahan, Misdinar yang paling dekat dengan meja kredens mengambil bahan-bahan persembahan, sedangkan yang lainnya menuju tempat duduk masing-masing. 
  1. Misdinar mengambil piala dan altar. Setelah sampai di altar, Misdinar menghormat ke arah imam. kemudian menyerahkan piala dan sibori untuk disusun oleh imam.
  2. Setelah piala dan sibori diberikan, Misdinar langsung menuju ke meja kredens kembali setelah menghormat ke arah imam.
  3. Kemudian Misdinar mengambil ampul yang berisi anggur dan air, kemudian menuju altar. Setelah menghormat ke arah imam, Misdinar menyerahkan ampul tersebut. Imam akan menuang sendiri anggur dan kemudian air.
  4. Setelah itu, ampul dikembalikan ke meja kredens. Misdinar kemudian mempersiapkan Lavabo dan lapnya.
  5. Setelah siap, Misdinar menuju altar untuk membantu imam mencuci tangannya. Kemudian Misdinar menghormat ke arah imam dan mengembalikan lavabo beserta lapnya ke meja kredens.
  6. Misdinar kemudian merapihkan meja kredens dan seluruh Misdinar kemudian menuju ke posisi berdirinya masing-masing (di depan altar atau di tempat gong bila ada) untuk bersiap Berdoa Persembahan
Kalau ada perarakan persembahan, sebelum mempersiapkan persembahan, paling tidak ada dua orang Misdinar menjemput persembahan. Setelah persembahan sampai di depan altar, imam akan ke depan altar dan seluruh Misdinar berdiri di samping imam untuk kemudian meletakkan bahan persembahan utama (sibori serta ampul) di meja kredens dan lainnya di meja kecil yang telah disendiakan di samping altar. Piala dan patena disipakan di meja kredens sejak awal, dan dihantar ke altar terlebih dahulu sebelum menjemput perarakan bahan-bahan persembahan.

Doa Persembahan

Pada bagian ini, Misdinar berdiri sampai aklamasi Kudus dalam Prefasi selesai diucapkan atau dinaynyikan.

Doa Syukur Agung 

Setelah aklamasi Kudus, Misdinar berlutut sampai selesai Doa Syukur Agung, yaitu setelah doksologi selesai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan Misdinar selama Doa Syukur Agung adalah sebagai berikut.
  1. Lonceng dibunyikan pendek setelah imam mengucapkan kata-kata, "Agar menjadi bagi kami, Tuhan dan Darah Putra-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus".
  2. Konsekrasi, Misdinar membunyikan lonceng pada saat imam mengangkat Piala dan mengangkat Hosti. Selama konsekrasi, lonceng dibunyikan dua kali, yaitu saat imam mengangkat Hosti dan saat imam mengangkat Piala.
  3. Doa Syukur Agung diakhiri dengan yang namanya doksologi yaitu saat imam mengucapkan atau mendaraskan "Dengan perantaraan Kristus, bersama Dia dan di dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang Mahakuasa, segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang masa". Dan kemudian umat akan menjawab "Amin".
Bila doksologi ini dinyayikan, pada jawaban 'amin' umat yang ketiga, lonceng dibunyikan panjang. Bila ada gong, maka gong dibunyikan tiga kali saat imam mengangkat bahan persembahan. Setelah itu, ketika imam memberikan penghormatan, baru lonceng dibunyikan.

Doa Tuhan, Doa Damai, Anak Domba Allah
Saat Doa Tuhan atau yang sering kita sebut sebagai Doa Bapa Kami, Misdinar berdiri. Saat pemecahan roti (aklamasi Anak Domba Allah), Misdinar berlutut. Setelah imam menyantap Tubuh dan Darah Kristus, Misdinar berdiri.

Pembagian Tubuh (Darah) Kristus
Misdinar berdiri membentuk barisan untuk menerima komuni bersamaan dengan turunnya imam dari altar. Setelah menerima komuni, Misdinar menuju tempat duduknya masing-masing.

Setelah Komuni 

Ketika pembagian komuni sudah selesai dan para pembagi komuni sudah kembali ke altar, Misdinar yang bertugas mempersiapkan persembahan membantu imam untuk kembali merapikannya.
  1. Bila yang dipakai adalah Doa Syukur Agung II, lonceng di bunyikan pendek setelah imam mengucapkan kata-kata," Agar menjadi bagi kami, Tubuh dan Darah Putera-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus".
  2. Setelah selesai, Misdinar mengembalikan ampul ke meja kredens
  3. Kemudian menuju altar untuk mengambil piala dan sibori
  4. Jika sudah tidak ada lagi yang perlu dimabil, setelah alat terakhir ada di tangan Misdinar, Misdinar kembali menghormat ke arah imam dan langsung menuju kredens.
  5. Setelah membereskan peralatan di kredens, Misdinar, Misdinar langsung menuju posisi beridiri masing-masing.

Ritus Penutup

Doa Penutup
Misdinar beridiri di tempatnya.

Pengumuman
Misdinar duduk untuk mendengarkan pengumuman dengan posisi seperti pada saat bacaan pertama. Perlu bagi Misdinar untuk tahu berapa banyak jumblah pengumuman yang akan dibacakan agar dapat diketahui apakah imam akan duduk atau tidak. Pada beberapa kasus, sering kali imam mendengarkan pengumuman sambil berdiri oleh karena itu diperlukan koordinasi dengan lektor.

Pengutusan dan Berkat
Misdinar beridiri. Tempat berdirinya tergantung dari kebiasaan di Gereja kalian masing-masing. Biasanya, pada bagian ini, Misdinar berdiri di depan altar.

Lagu Penutup
Misdinar membungkuk, kemudian memberikan jalan agar imam dapat berdiri di depan altar. Setelah semua berada pada posisinya, bersama dengan imam menghormat ke arah altar seperti pada saat perarakan masuk. Pada saat lagu penutup, Misdinar harus memperhatikan tindakan imam karena saat ini adalah saat yang menentukan kapan perarakan keluar. Saat imam mencium altar, Misdinar ikut membungkuk. 

Pada Misa biasa ini, sebelum Misa dimulai Misdinar mengecek apakah lilin di meja altar sudah menyala atau belum. Jika belum, tentu saja Misdinar yang telah berpakaian lengkap dan rapi perlu menyalakan lilin-lilin tersebut. Perlu dicatat, ketika melewati tabernakel, baiklah untuk memberi hormat terlebih dahulu dengan berlutut.