Pengertian dan Contoh Teks Eksplanasi | Rangkuman Materi Bahasa Indonesia (Revisi)

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian dan contoh teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 semester 2 revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dan contoh teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian dan contoh teks eksplanasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 

Pengertian dan Contoh Teks Eksplanasi | Rangkuman Materi Bahasa Indonesia (Revisi)
www.searchpengertian.com

A. Pengertian Teks Ekspalanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya. Sebuah peristiwa baik peristiwa alam maupun sosial yang terjadi di sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab-akibat serta juga prosesnya.

B. Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri teks eksplanasi. Adapun ciri-ciri teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan Istilah -Istilah Teknis
Istilah teknis adalah istilah berkaitan dengan bidang ilmu tertentu. Jika sebuah teks eksplanasi menjelaskan fenomena alam, istilah-istilah teknis di bidang ilmu alam akan digunakan. Kadang-kadang makna istilah teknis ini jarang diketahui oleh pembaca. Pembaca dapat menemukan artinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pembaca dapat pula mencari arti kata di kamus istilah. Kamus istilah ialah kamus khusus yang berisi istilah-istilah di bidang tertentu. Istilah-istilah teknis juga sering diganti menjadi istilah-istilah populer. Penggantian ini dilakukan agar pembaca awam mudah memahami teks.
2. Menggunakan Kalimat Aktif dan Pasif.
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Contoh kalimat aktif, Andi membersihkan kelas. Dalam kalimat tersebut, Andi melakukan pekerjaan yaitu membersihkan kelas. Sebaliknya, kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Contoh kalimat pasif, Kelas dibersihkan oleh Andi. Dalam kalimat tersebut, kelas dikenai pekerjaan yaitu dibersihkan oleh Andi.

Ada perbedaan antara susunan kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja/verba bermakna 'melakukan pekerjaan'. Predikat tersebut diawali dengan imbuhan me-. Kalimat aktif memiliki susunan subjek, predikat, dan objek. Dalam contoh sebelumnya, Andi merupakan subjek. Kata membersihkan merupakan predikat. Kata kelas merupakan objek.

Kalimat pasif memiliki predikat kata kerja/verba berawalan di-. Subjek dalam kalimat aktif menjadi objek dalam kalimat pasif. Sebaliknya, objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif. Susunan unsur-unsur kalimat aktif ini dapat dilihat dalam contoh kalimat kelas dibersihkan oleh Andi.
3. Menggunakan Kalimat Tanya (Interogatif) dan Kalimat Berita (Deklaratif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung makna pertanyaan. Sementara itu, kalimat berita adalah kalimat yang mengandung pernyataan tertentu. Kalimatnya diakhiri tanda tanya, sedangkan kalimat berita diakhiri tanda titik.

Perhatikan contoh berikut!
1) Mengapa hujan turun?
2) Hujan turun karena pengaruh curah hujan tinggi.

Kalimat 1) merupakan contoh kalimat tanya. Kalimat 2) merupakan contoh kalimat berita.
4. Ditulis untuk Menjawab Pertanyaan Bagaimana
Kata tanya bagaimana membutuhkan jawaban berupa proses sesuatu terjadi. Teks eksplanasi ditulis untuk menjelaskan suatu fenomena atau peristiwa (kronologis). Oleh karena itu, penulis teks eksplanasi harus menguasai bidang yang ditulisnya. Contohnya, teks eksplanasi tentang proses terjadinya gempa bumi sebaiknya ditulis oleh ahli geologi.
5. Ditulis untuk Menjawab Pertanyaan Mengapa
Kata tanya mengapa membutuhkan jawaban berupa penjelasan sebab-akibat (kausalitas). Dengan kata lain, teks eksplanasi tidak hanya menjelaskan proses, tetapi juga menjelaskan hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penulis teks eksplanasi harus dapat menganalisis proses terjadinya sesuatu. Hasil analisis tersebut dipaparkan dalam sebuah teks eksplanasi.
6. Ditulis Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah
Penelitian dapat dilakukan oleh penulis atau orang lain. Jika penelitian dilakukan oleh orang lain, penulis cukup mengutip hasil penelitian tersebut dalam teks. Penulis menjadikan hasil penelitian tersebut sebagai sumber referensi. Untuk menghargai jasa peneliti tersebut, penulis dapat mencantumkan nama sang peneliti sebagai orang yang mengemukakan pendapat yang dikutip.

C. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lainnya. Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut.

a. Menggunakan konjungsi, kausalitas, antara lain sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, dan sehingga.
Contoh:
Lapisan udara panas yang berada dekat dengan tanah akan terperangkap oleh lapisan udara dingin yang berada di atasnya. Oleh karena itu, cahaya mengalami pembiasan secara horizontal pada pandangan. Pembiasan tersebut bergerak ke atas karena pengaruh internal total.
b. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada, dan akhirnya.
Contoh:
Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat terkena panas matahari. Air yang menguap melayang ke udara, lalu bergerak menuju awan yang tinggi.
c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti penceritanya.
Contoh:
Surabaya, hujan asam, fatamorgana, banjir, dan gaya hidup.
d. Menggunakan kata istilah sesuai dengan topik yang dibahas.
Contoh:
Proses terjadinya angin puting beliung erat kaitannya dengan keberadaan awan Kumulonimbus (Cb). Awan Cb terbentuk oleh uap air hasil penguapan intensif. Dalam waktu tertentu, uap air itu akan terangkut ke bawah awan Cumulus, awan Cumulus biasa tumbuh dari awan-awan stratus yang kemudian berkembang menjadi awan cumulus. Temperatur di dalam awan lebih hangat dibanding dengan suhu udara di sekitarnya.

D. Langkah Menulis Teks Eksplanasi

Sebelum menyusun teks eksplanasi, kamu dapat membuat langkah-langkah penulisan. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mempermudah kerja penulis. Langkah-langkah tersebut meliputi menentukan topik teks, mengumpulkan referensi, menyusun kerangka teks, dan menyunting teks.

Sebuah teks tidak akan pernah ada tanpa topik. Teks tersebut ditulis untuk menjelaskan topik tertentu. Dalam teks yang baik akan dibahas sebuah topik utama secara fokus. Topik tersebut merupakan landasan penulis dalam menjabarkan uraiannya.

Dalam menentukan topik perlu diperhatikan beberapa aspek. Pertama, topik harus menarik. Topik menarik dipilih berdasarkan fenomena yang sedang dibicarakan masyarakat. Salah satu contohnya di suatu baru saja terjadi fenomena hujan es. Penulisnya pun memilih topik tentang proses terjadinya hujan es.

Kedua, topik yang dipilih disesuaikan dengan bidang studi penulis. Penulis yang ahli di bidang fisika sebaiknya memilih topik tentang fenomena alam. Jika penulis belum menguasai bidang tertentu, penulis dapat memilih topik yang disukainya.

Ketiga, pilih topik yang jarang ditulis orang lain. Topik tentang proses terjadinya hujan sudah sering ditulis. Penulis dapat memilih topik lain tentang hujan. Salah satunya adalah proses terjadinya hujan es di Indonesia.

Kerangka teks adalah gambaran pola yang akan dikembangkan. Kerangka tersebut dibentuk mulai dari yang sederhana hingga rumit. Secara sederhana, kerangka teks hanya terdiri atas tiga pembagian yaitu identifikasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Di setiap bagian tersebut diberi sub-subtopik. Secara lebih rumit, penulis membuat kerangkalebih detail. Penulis menentukan jumlah paragraf dan membuat kalimat utama setiap paragraf. Penulis juga menambahkan ilustrasi contoh-contoh yang diperlukan. Kemudian, penulis melengkapinya dengan catatan rujukan ke referensi-refensi yang pernah dibaca.

Penulis dapat menyusun kerangka dengan mengembangkan topik utama ke dalam rincian-rincian topik yang lebih spesifik. Topik itu dapat disusun dengan urutan kronologis atau kausalitas.

F. Langkah Meringkas Teks Eksplanasi

Di bawah ini adalah beberapa langkah-langkah yang kalian bisa gunakan dalam meringkas isi teks eksplanasi. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sediakan 1 contoh teks eksplanasi (fenomena alam, sosial, dan budaya)
2. Membaca teks secara intensif dan saksama dengan penuh perhatian.
3. Mencatat gagasan umum atau pokok pikiran dalam setiap paragraf.
4. Menyimpulkan gagasan umum setiap paragraf menjadi gagasan umum teks
5. Menyusun atau menuliskan gagasan umum teks menjadi paragraf sesuai pemahaman kalian.
6. Hasil ringkasan teks eksplanasi telah selesai dikerjakan.

E. Contoh Teks Eksplanasi

Berikut ini adalah salah satu contoh teks eksplanasi dalam bahasa Indonesia kelas 8 semester 2. Adapun contoh teks eksplanasi tersebut adalah sebagai berikut.

Proses Terjadinya Pelangi

Pelangi adalah fenomena alam yang berupa optik dan meteorologi yang memiliki warna-warni indah yang sejajar yang ada di langit. Pelangi terbentuk melewati proses pembelokkan cahaya atau yang disebut dengan pembiasan, proses pembiasan pada pelangi akan tertata secara struktur dan akan menghasilkan warna-warni indah pada pelangi.

Pelangi akan terjadi apabila cahaya mengalami pembiasan ketika cahaya Matahari terkena hujan. Pelangi hanya dapat dilihat pada saat hujan dan disertai cahaya Matahari ada dibelakang pengamat sehingga akan terjadi garis lurus antara Matahari, pengamat, dan busur pelangi dan akan terbentuklah menjadi pelangi dari hasil proses pembiasan tadi.

Bagaimana warna-warni pelangi bisa terbentuk? Prosesnya berawal dari cahaya Matahari karena cahaya Matahari tersebut dinamakan polikromatik. Cahaya yang akan ditangkap oleh kasat mata manusia ada 7 warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu yang akan muncul pada langit yang disebut dengan cahaya tampak. Menurut ilmu Fisika cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat adanya medan magnet dan medan listrik. Cahaya tampak memiliki panjang yang berbeda-beda dimulai dari 4000 A sampai 7000 A dan tampak cahaya juga memiliki frekuensi 4,3 x 1014 Hz.

Mengapa urutan warna pelangi selalu sama? Hal ini disebabkan karena cahaya warna merah bagian dari spektrum cahaya tampak yang memiliki frekuensi paling rendah atau memiliki panjang gelombang paling panjang bila dibandingkan dengan cahaya tampak yang lainnya dan cahaya ungu memiliki frekuensi paling tinggi serta panjang gelombang paling pendek. Maka dari hal ini yang menyebabkan warna merah dan ungu tidak akan saling bertemu. Warna merah berada paling ujung pelangi dan warna ungu berada paling bawah pelangi dan diantara warna merah dan ungu dikelilingi dengan warna, jingga, kuning, hijau, biru, nila sehingga warna pelangi akan menjadi sempurna.