Pengertian Peta, Letak, dan Luas Indonesia | Materi IPS Kelas 7 Semester 1 (Revisi)

searchpengertian.com | Selamat datang di situs searchpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi tentang pengertian peta, letak,dan luas Indonesia dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 semester 1 revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian peta, letak,dan luas Indonesia dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 semester 1 revisi. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian peta, letak,dan luas Indonesia dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 semester 1 revisi.

Pengertian Peta, Letak, dan Luas Indonesia | Materi IPS Kelas 7 Semester 1 (Revisi)
www.searchpengertian.com

A. Pengertian Peta

Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui sebuah sistem proyeksi. Peta dapat disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat dimaknai sebagai gambaran permukaan bumi pada suatu bidang datar dan diperkecil menggunakan skala.

B. Peta Menurut  Ahli

Definisi peta menurut pakar dan badan pembuat peta adalah sebagai berikut
  1. Menurut Erwin Raisz, peta adalah gambaran konvensional kenampakan muka bumi yang diperkecil seperti kenampakannya jika dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar, dan ditambah tulisan-tulisan sebagai pengenal.
  2. Menurut Aryono Prihandito, pata adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu serta digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
  3. Menurut Soetarjo Soersumarmo, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan skala perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.
  4. Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG), peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan serta sumber informasi bagi para perencana dan pengambil keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
  5. Menurut International Cartoggraphic Association (ICA), peta adalah gambaran konvensional dan selektif yang diskalakan(diperkecil), biasanya dibuat pada bidang datar meliputi kenampakan di permukaan bumi atau benda angkasa.
C. Fungsi Peta

Secara umum fungsi peta adalah sebagai berikut.
  1. Berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
  2. Berfungsi untuk memperlihatkan ukuran (luas/jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
  3. Berfungsi untuk menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai, dan bentuk-bentuk lainnya.
  4. Berfungsi untuk membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
  5. Berfungsi untuk menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
  6. Berfungsi untuk alat menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
  7. Berfungsi untuk alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan
  8. Berfungsi untuk alat mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
D. Tujuan Peta

Adapun tujuan pembuatan peta adalah sebagai berikut.
  1.  Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.
  2. Menganalisis data spasial seperti perhitungan volume
  3. Memberikan infomasi dalam perencanaan tata kota dan pemukiman.
  4. Memberikan informasi tentang ruang yang bersifat alami, baik manusia maupun budaya.
E. Komponen-Komponen Peta

Suatu peta terdiri atas beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut berguna untuk memudahkan pembaca memahami informasi yang ditunjukkan peta. Suatu peta harus memiliki komponen yang lengkap sehingga pembaca mengetahui secara pasti informasi yang disajikan. Komponen-kompone yang terdapat pada suatu peta sebagai berikut.
  1. Judul peta digunakan untuk mengetahui gambaran umum isi peta. Judul peta harus mencerminkan isi peta dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
  2. Skala menunjukkan perbandingan ukuran objek sesungguhnya dengan ukuran objek di peta.
  3. Tanda orientasi berfungsi menunjukkan arah mata angin pada peta. Tanda orientasi biasanya disimbolkan dengan anak panah yang ujungnya diberi huruf U. Tanda tersebut menunjukkan arah utara pada peta. Arah utara dinyatakan dengan 0⁰, sesuai dengan arah putaran jam. Besarnya arah yang lain dinyatakan mulai 0⁰ hingga 360⁰.
  4. Simbol merupakan tanda pada peta untuk mewakili kenampakan objek sebenarnya. Simbol yang baik tidak memenuhi ruang baca dan tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca peta. 
  5. Garis koordinat merupakan garis khayal pada peta berupa koordinat peta dalam bentuk garis lintang dan garis bujur. Garis lintang dan garis bujur dapat digunakan untuk menentukan posisi geografis suatu latitude. Garis bujur yang membagi bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan longitude. Garis ini juga dapat menggambarkan karakteristik suatu lokasi atau wilayah yang dipetakan.
  6. Inset digunakan untuk memperjelas posisi suatu wilayah pada peta. Inset dibedakan menjadi inset lokasi dan inset pembesaran. Inset lokasi memberikan gambaran global dari wilayah sekitar yang dipetakan. Contohnya peta Provinsi Kalimantan Barat memerlukan inset peta Indonesia. Inset pembesaran digunakan untuk menggambarkan wilayah kecil.
  7. Legenda menunjukkan keterangan simbol yang digunakan dalam peta. Legenda membantu pembaca memahami simbol-simbol yang digunakan dalam peta.
  8. Sumber peta memberikan kepastian tentang data yang digunakan dalam pemetaan sehingga informasi yang disajikan akurat. Informasi tahun memberikan petunjuk bahwa data yang disajikan dalam peta tidak kedaluwarsa. Dengan demikian, sumber dan tahun pembuatan peta menunjukkan tingkat keakuratan dan keterkinian peta.
  9. Garis tepi berfungsi untuk menuliskan angka-angka astronomis lintang dan bujur. Angka-angka tersebut digunakan untuk menunjukkan posisi geografis suatu wilayah.
  10. Lettering adalah tulisan nama objek dan keterangan, termasuk angka pada peta. Lettering menggunakan berbagai bentuk huruf seperti huruf kapital, huruf kecil, kombinasi huruf kapital-kecil, huruf tegak (roman), dan huruf miring (italic). Sebagai contoh penulisan nama sungai menggunakan huruf kecil miring.
F. Letak Indonesia

Letak suatu wilayah berkaitan dengan posisi dan lokasinya di permukaan bumi. Letak suatu wilayah juga menunjukkan karakteristik keadaan alam di permukaan. Dengan demikian, perbedaan letak wilayah memengaruhi perbedaan kondisi fisik atau keadaan alam permukaan bumi. Letak suatu wilayah dapat dilihat dari posisi geografis, letak geografis, dan letak geologis.

1. Posisi  Geografis

Posisi geografis suatu wilayah di permukaan bumi didasarkan pada garis lintang dan garis bujur. Garis lintang dan garis bujur merupakan garis khayal yang digunakan untuk mempermudah penentuan lokasi setiap wilayah di permukaan bumi. Posisi geografis Indonesia memengaruhi keadaan alam Indonesia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari pergantian musim,, jenis vegetasi, pembagian daerah waktu, dan perilaku angin. Berbagai pengaruh tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Pergantian Musim 

Posisi Indonesia yang berada di daerah ekuator menyebabkan lama siang dan malam hampir sama. Kesamaan tersebut yaitu siang sekira 12 jam dan malam sekira 12 jam. Keadaan alam Indonesia ini tentu berbeda dengan daerah yang jauh dari garis ekuator (lintang menengah dan lintang tinggi) seperti Jepang dan Kanada. Kawasan Jepang dan Kanada akan mengalami siang lebih panjang pada musim panas. Sebaliknya, ketika musim dingin Jepang dan Kanada akan mengalami malam lebih panjang. Perbedaan lamanya waktu siang dan malam dipengaruhi rotasi bumi dan revolusi bumi.

Gerak revolusi bumi menyebabkan matahari seolah-olah bergerak bolak-balik di antara garis balik utara (23⁰30⁰ LU) dan garis balik selatan (23⁰30⁰ LS). Gerakan matahari ini disebut gerak semu matahari. Gerak semu matahari mengakibatkan daerah yang berada di lintang rendah seperti Indonesia, mendapatkan sinar mata hari lebih banyak. Kondisi ini menyebabkan Indonesia hanya mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim tersebut tidak menimbulkan perbedaan suhu yang mencolok sepanjang tahun. Dengan demikian, Indonesia tidak mengalami suhu sangat dingin seperti daerah kutub.

b) Jenis Vegetasi

Dilihat dari posisi geografisnya Indonesia terletak di daerah lintang rendah sehingga beriklim tropis. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Keuntungan tersebut adalah Indonesia memperoleh hujan sepanjang tahun hingga Indonesia memiliki hutan hijau sepanjang tahun.

c) Pembagian Daerah Waktu

Letak Indonesia yang berada di garis bujur 95⁰BT-141⁰BT menyebabkan wilayah Indonesia mengalami tiga zona waktu. Zona waktu ini terdiri atas Waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Barat (WIB). Setiap zona waktu di Indonesia terdapat selisih satu jam. Zona waktu di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut.
  • Daerah Waktu Indonesia Timur (WIT) berbatasan dengan garis bujur 135⁰BT. Daerah ini berselisih waktu sembilan jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT). Daerah waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
  • Daerah Waktu Indonesia Tengah (WITA) berbatasan dengan garis bujur 120⁰BT. Daerah ini bersilisih waktu delapan jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT). Daerah waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimatan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
  • Daerah Waktu Indonesia Barat (WIB) berbatasan dengan garis bujur 105⁰BT. Daerah ini berselisih waktu tujuh jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT). Daerah waktunya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
d) Perilaku Angin

Letak Indonesia yang berada di daerah ekuator menyebabkan Indonesia berada di pertemuan angin pasat dari belahan bumi utara dan selatan. Angin pasat merupakan angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropis menuju ekuator. Angin pasat terdiri atas angin pasat timur dan angin pasat tenggara. Angin pasat timur bertiup dari belahan bumi utara dan angin pasat tenggara bertiup dari belahan bumi selatan. Kedua angin ini bertemu di sekitar ekuator.

Suhu udara di sekitar ekuator umumnya tinggi sehingga massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal. Daerah pertemuan kedua angin pasat tersebut dinamakan  Daerah Konvergensi Antar-Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari angin topan. Dengan demikian, sudah selayaknya kita bersyukur karena wilayah Indonesia terhindar dari bencana angin topan.