Pengertian Teks Puisi Lengkap dengan Contohnya | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)

searcpengertian.com | Selamat datang di searcpengertian. Pada kesempatan kali admin akan membagikan pengertian dan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dan contoh teks puisi. Dan mudah-mudahan apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian dan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pengertian Teks Puisi Lengkap dengan Contohnya | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)
www.searchpengertian.com

1. Pengertian Teks Puisi

Teks puisi adalah karya sastra seseorang dalam menyampaikan pesan melalui diksi dan pola tertulis. Puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang mengungkapkan suatu pikiran serta perasaan dari penyair dan secara imajinatif serta disusun dengan mengonsentrasikan sebuah kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian suatu struktur fisik serta struktur batinnya. Puisi ialah seni tertulis yang menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan).

2. Contoh Teks Puisi

Berikut ini adalah 16 contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dari berbagai penulis terkenal. Adapun contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Aku Berkaca
Karya: Chairil Anwar

Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Ku dengar seru menderu
Dalam hatiku
Apa hanya angin lalu?
Lagi lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah..!!!
Segala menebal
Segala tak kukenal..!!!
Selamat tinggal..!!

Doa
 Karya: Chairil Anwar

Kepada pemeluk teguh
Tuhanku 
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cahaya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk 
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku bisa mengetuk
Aku tidal bisa berpaling

Karawang-Bekasi
Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami
terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu 
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kamu cuma tulang-tulang berserakan 
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami
Menjaga bung Karno
Menjaga bung Hatta
Menjaga bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi

Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku 
Tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari hingga pedih dan perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
sudah itu mati
Maju
bagimu negeri
Menyediakan api.
Punah di atas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
serang Terjang

Kita Berjuang
Karya: Usmar Ismail

Terbangun aku, terloncat duduk
Kulayangkan pandang jauh keliling
Kulihat harilah terang jernilah falak
Kuisap
Legalah dada
Kupijak tanah
Kudengar bisikan
Hatiku rawan
Kita berjuang!
Kita berjuang!
Sebagai dendang menyanyi kalbu
Bangkitlah hasrat damba dan larang
Ingin meda ridlah menyerbu
"Beserta saudara turut berjuang"

Derita Negeriku
Karya: IC- Surabaya

Suara hatiku membisikkan kata
Menyapa puing-puing berserakan
di negeri tercinta
Saudara-saudaraku yang menderita
Di tenda-tenda pengungsian
Banyak yang sakit dan meninggal
Diserang sakit dan kurang pangan
Karena kerusuhan tiada henti
Perang antara saudara sendiri
Ingin kuulurkan tangan
Membantu dengan tulus ikhlas

Teratai
Karya: Sanusi Pane

Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengenang
Biarpun ia diabagaikan orang 
Semoga kembang gemilang mulia
Teruslah oh teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman

Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilaman ia datang
Kedua tangannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring 
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda

Raden Ajeng Kartini
Karya: Sides Sudiyarto Ds

Bagai lilin menyala dalam gelap semesta
Kau terangi kaum wanita Indonesia
Hingga mampu meraba jalan masa depan
Melawan nasib yang tiada nyata arahnya
Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam
Kau sinari langit kelabu udara beku
Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju
Meski jauh jalan berliku penuh batu
Kartini yang agung
Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan
Kuntum bunga pujaan nusantara
Juangmu terpatri dalam sejarah bangsa

Perang Sudah Selesai

Perang sudah selesai
Tidak ada tekanan lagi
Tak ada rasa takut setiap hari
Semua orang bergembira
Anak-anak sedang belajar
Karena sekolah pun dibuka
Entah menumpang di rumah Pak Lurah
Entah belajar di emper rumah
Terima kasih pahlawan
Engkau membela bangsa Indonesia
Dari berbagai serangan 
Yang menyerang bangsa Indonesia

Maju
 Karya: Chairil Anwar

Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

Nenek Pejuang
Karya: Sides Sudiyarto Ds

Seorang nenek miskin berjalan merangkak
Tertatih-tatih langkahnya jatuh bangun
Lalu kembali merangkak dengan pakaian bercabik-cabik
Menuju jalan raya yang sepi senyap
Di tangannya ada sebungkus nasi
Terbungkus dengan daun jati
Dengan secubit garam putih
Dan setangkai cabe merah di tepinya
Nenek yang tua itu kembali ke gubuknya
Ia beristirahat meredakan nafasnya
Kemudian terdengar letusan senjata
Sebutir peluru mencabut nyawa nenek tua itu
Ia mati sunyi
Ia mati dalam sepi
Untuk kemerdekaan negeri ini
Untuk kebebasan Republik ini

Selamat Jalan Pahlawan
Karya: Grace

Ku kirim doa
Untuk kusuma bangsa
Padamu putra-putri tercinta
Engkau berdaya upaya, berjuang
Menyelamatkan para penumpang
Bergelut dengan badai dan bara
Sampai pada akhirnya
Nyawamu kau korbankan
Keluarga kau tinggalkan 
Dengan penuh haru ku ucapkan 
Selamat jalan pahlawan
Semoga arwahmu
Diterima Tuhan, Amin

Hidup Adalah Perjuangan
Karya: Seysar Inggar Tofani

Pejuang sejati
Bukanlah orang yang berani mati
Melainkan orang yang berani 
Menghadapi tantangan hidup ini
Aku ini kecil dan lemah
Aku tak menyerah
Aku rajin ke sekolah
Aku belajar tak kenal lelah
Aku ingin berkualitas dan berdaya
Aku ingin bermanfaat dan berguna
Aku ingin hidupku penuh makna
Dan sesungguhnya,
Sebaik-baiknya manusia adalah
Yang bermanfaat dan berguna
Bagi sesamanya

Yang Terampas dan Yang Putus
Karya: Chairil Anwar

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku
Menggigir juga ruang di mana dia yang ku ingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
Dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu
Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlaku beku