Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur-Unsur, dan Contoh Teks Puisi | Materi Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)

Searchpengertian.com | Selamat datang di searcpengertian. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur, dan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi terbaru. Mudah-mudahan pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur, dan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi. Dan semoga apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur, dan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur-Unsur, dan Contoh Teks Puisi | Materi Bahasa Indonesia Kelas VIII (Revisi)
www.searchpengertian.com

1. Pengertian Teks Puisi

Teks puisi adalah suatu karya sastra tertulis di mana isinya merupakan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya. Puisi merupakan suatu karya sastra yang isinya mengandung ungkapan kata-kata bermakna kiasan dan penyampaiannya disertai dengan gaya bahasa yang dipadatkan.

2. Ciri-Ciri Teks Puisi

Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa ciri-ciri teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Menggunakan bahasa yang padat
  2. Memerhatikan diksi
  3. Memunyai daya imajinatif dan figuratif
  4. Memunyai rima
  5. Memunyai irama
  6. Memerhatikan bentuk (tipografi)
3. Unsur-Unsur Teks Puisi

Suatu puisi dibentuk oleh struktur batin dan struktur fisik yang ada dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam teks puisi adalah sebagai berikut.

1) Struktur Batin

Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal, seperti:
a. Tema/Makna (sense)
Tema/makna adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair di mana medianya berupa bahasa.
b. Rasa (feeling)
 Rasa adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan sebagainya.
c. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
d. Tujuan (intention)
Tujuan adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

2) Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini.
a. Perwajahan Puisi (tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.
b. Diksi 
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diingikan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.
c. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat memengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.
d. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalhnya penggunaan kata 'salju' untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga  mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas.
f. Rima/Irama
Rima/irama adalah adanya persamaan bunyi dalam menyampaikan puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu:
  1.  Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalhnya 'ng' yang mengandung efek magis.
  2. Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
  3. Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
4. Contoh Teks Puisi

Berikut ini adalah contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Karawang-Bekasi
Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu 
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kamu cuma tulang-tulang berserakan 
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami

Menjaga bung Karno
Menjaga bung Hatta
Menjaga bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi

Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku 
Tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari hingga pedih dan perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

DIPONEGORO
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
sudah itu mati

Maju
bagimu negeri
Menyediakan api.
Punah di atas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
serang Terjang