Pengertian Bait dalam Teks Puisi | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Delapan) Revisi

searchpengertian.com | Selamat datang di searcpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian bait dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia. Mudah-mudahan apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian bait dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia. Dan semoga apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian bait dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia.

Pengertian Bait dalam Teks Puisi | Bahasa Indonesia Kelas VIII (Delapan) Revisi
 www.searchpengertian.com

A. Pengertian Bait
Bait adalah bagian dari teks berirama yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis. Bait adalah kumpulan larik atau kumpulan baris. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna.

B. Contoh Teks Puisi
Di bawah ini adalah beberapa contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII (Delapan) revisi terbaru. Adapun beberapa contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut. Selamat membaca semoga bermanfaat.

Ibu
Karya: M'sa

Ibu engkau pelita dihidupku
Engkau tak pernah lelah menunggu kehadiranku
Dengan segala beban dan keringat yang membasahi wajahmu
Tiada engkau merasakan pilu
Langkah kecilmu yang selalu engkau tempuh
Walaupun begitu berat terasa di tubuhmu
Engkau terus memperjuangkanku di dalam kandunganmu
Tanpa merasa lelah yang engkau tunjukkan diwajahmu
Terima kasihku padamu Ibu
Engkau telah menunjukkan surga untukku
Surga yang hanya ada di telapak kakimu
Dan doa yang engkau haturkan selalu untukku

Karawang-Bekasi
Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu 
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kamu cuma tulang-tulang berserakan 
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami

Menjaga bung Karno
Menjaga bung Hatta
Menjaga bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi

Aku
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku 
Tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari hingga pedih dan perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
sudah itu mati

Maju
bagimu negeri
Menyediakan api.
Punah di atas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
serang Terjang

Kita Berjuang
Karya: Usmar Ismail

Terbangun aku, terloncat duduk
Kulayangkan pandang jauh keliling
Kulihat harilah terang jernilah falak

Kuisap
Legalah dada
Kupijak tanah
Kudengar bisikan
Hatiku rawan
Kita berjuang!
Kita berjuang!

Sebagai dendang menyanyi kalbu
Bangkitlah hasrat damba dan larang
Ingin meda ridlah menyerbu
"Beserta saudara turut berjuang"

Derita Negeriku
Karya: IC- Surabaya

Suara hatiku membisikkan kata
Menyapa puing-puing berserakan
di negeri tercinta

Saudara-saudaraku yang menderita
Di tenda-tenda pengungsian
Banyak yang sakit dan meninggal
Diserang sakit dan kurang pangan

Karena kerusuhan tiada henti
Perang antara saudara sendiri
Ingin kuulurkan tangan
Membantu dengan tulus ikhlas