Pengertian dan Contoh Teks Tanggapan | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)

Teks Tanggapan | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian dan contoh teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian dan contoh teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan belajar anak didik dalam memahami pengertian dan contoh teks tanggapan dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Pengertian dan Contoh Teks Tanggapan | Bahasa Indonesia Kelas 9 (Revisi)

Pengertian Teks Tanggapan 

Teks tanggapan adalah karangan berisi tanggapan terhadap masalah. Tanggapan kritis merupakan tanggapan atau komentar seseorang terhadap masalah berdasarkan cara berpikir kritis. Dalam mengemukakan tanggapan, seseorang harus tajam menganalisis masalah yang ada. Tanggapan kritis tersebut dapat berupa kritik dukungan pernyataan setuju atau tidak setuju tentang baik buruknya suatu masalah disertai dengan alasan logis. Alasan tersebut harus memberi dukungan atau solusi permasalahan yang ada atau masalah yang dibahas.

Contoh Teks Tanggapan

Di bawah ini beberapa contoh teks tanggapan yang kalian bisa jadikan sebagai bahan dalam membuat contoh teks tanggapan.

Contoh 1

Metode Mengajar yang Mengasyikkan,
Menyenangkan, dan Menghasilkan

Foxfire merupakan metode penugasan atau pemberian tugas kepada peserta didik untuk melakukan kajian kemasyarakatan ke suatu daerah. Selanjutnya, hasil kajian itu disusun dalam bentuk tulisan singkat dan akhirnya diterbitkan sebagai bentuk laporan. Tentu saja materi penugasan tersebut terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan metode ini adalah untuk (1) meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga warisan sosial dan budaya masyarakat, (2) meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pengumpulan data, (3) meningkatkan keterampilan menulis.
Ada dua persyaratan utama untuk dapat menerapkan metode foxfire ini. Pertama, guru harus bersedia untuk bekerja sama dengan siswa. Guru berperan sebagai mentor yang membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswa. Kedua, hasil kegiatan pengumpulan data harus diadministrasikan dengan baik untuk memudahkan pekerjaan guru dan siswa.
Foxfire merupakan metode pembelajaran yang cukup baru dan cukup unik karena mengembangkan pendekatan pembelajaran siswa aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan (PAKEM). Metode pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama, para siswa akan memiliki keterampilan dalam proses pengumpulan data lapangan. Kedua, para siswa akan memiliki keterampilan dalam menulis. Ketiga, terjadi kerja sama yang sinergis antara sekolah dengan penerbit. Keempat, metode ini memberikan bekal keterampilan kepada siswa untuk dapat memeroleh penghasilan melalui menulis. Kelima, jika hasil karya siswa tersebut dapat diterbitkan dan laku dijual, kegiatan siswa ini akan dapat menghasilakan pendapatan ekonomi atau finansial (generate income).
Meskipun demikian, metode pembelajaran ini juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, diperlukan waktu yang cukup lama sehingga menyulitkan wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk membuat jadwal yang dapat mengakomodasi pelaksanaan metode ini. Kedua, diperlukan guru yang benar-benar memiliki kemampuan membimbing siswa untuk dapat menulis.
Secara umum, metode ini dikatakan baru dan cukup unik sejalan dengan penerapan pendekatan PAKEM yang sedang dikembangkan. Walaupun terdapat kelemahan dalam penerapannya, metode ini masih mungkin dapat dilaksanakan dengan model penugasan proyek. Waktu yang digunakan siswa adalah waktu di luar kegiatan belajar-mengajar (KBM). Model penugasan proyek ini sangat dianjurkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Jika metode ini dapat diterapkan, saya yakin akan berdampak sangat positif kepada siswa. Apalagi kalau hasil pekerjaan siswa tersebut diterbitkan dan dipasarkan, tentu sangat membanggakan.

Contoh 2
Hidup dalam Balutan Konsumerisme

Kata diskon atau potongan harga sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Hampir semua masyarakat akan tergiur ketika mendengar kata diskon. Terutama kalangan wanita gemar belanja. Jangankan 50%, diskon 10% pun menjadi daya tarik bagi wanita gemar belanja tersebut.

Diskon menjadi istimewa karena masyarakat bisa memeroleh barang dengan harga lebih murah. Akan tetapi, waktu pemberian diskon tidak setiap hari. Pemilik toko atau mall hanya memberikan potongan harga pada waktu tertentu, misalnya pada akhir tahun., lebaran, atau ulang tahun toko atau mall. Masyarakat dapat memanfaatkan momen tersebut sebaik mungkin.

Tidak sedikit masyarakat, khususnya wanita, tergiur dengan barang yang didiskon. Sikap tersebut menimbulkan budaya konsumtif pada wanita Indonesia. Budaya konsumtif tersebut dapat mengubah gaya hidup seseorang. Gaya hidup konsumtif tidak sesuai dengan budaya asli Indonesia.

Dampak globalisasi terjadi pada semua aspek kehidupan. Salah satu dampaknya kebiasaan memburu barang yang mendapat potongan harga. Kebiasaan membeli barang diskonan tersebut tidak hanya menjadi gaya hidup. Gaya hidup tersebut dianggap penting dalam penyusunan identitas diri seseorang (prestise).

Contoh 3
Gaya Pakaian Remaja

Gaya berpakaian remaja saat ini tidak sebanding dengan gaya berpakaian remaja terdahulu. Gaya berpakaian remaja saat ini cenderung mengikuti tren masa kini. Tentu saja tren gaya berpakaian orang barat.

Remaja mengikuti cara berpakaian orang barat dari berbagai media, seperti majalah, televisi, dan situs jejaring sosial. Remaja pun belum mampu menyaring budaya tersebut dengan baik. Pengaruh negatif muncul pada diri generasi muda. Banyak remaja mengecat rambut dengan remaja laki-laki mengenakan anting. Sementara itu, remaja putri menggunakan pakaian memperlihatkan bagian tubuh. Padahal, cara berpakaian tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Namun, cara berpakaian tersebut masih tetap diikuti para remaja Indonesia. Hanya sedikit remaja mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Sebagian besar remaja selalu mengubah penampilan mereka sesuai dengan perkembangan zaman. menurut mereka, penampilan adalah nomor satu. Jika kita lihat, remaja Indonesia mengenakan pakaian modern dan mengikuti gaya berpakaian orang barat. Sebagian besar dari mereka melupakan budaya kita. Bagi mereka berpakaian bukan melindungi tubuh dari panas, dingin, dan gigitan serangga, melainkan terkait dengan status sosial dan identitas.

Contoh 4
Melestarikan Kebudayaan Tradisional

Salah satu kewajiban kita, sebagai generasi muda, adalah melestarikan tari tradisional. Saat ini banyak remaja kurang tertarik terhadap tari tradisional. Mereka lebih suka tari modern (modern dance).

Sesungguhnya tari tradisional tidal kalah bagus dari tari modern. Tari tradisional sarat nilai budaya. Namun, kesadaran terhadap keindahan tari tradisional jauh dari benak mereka. Mereka justru dengan dengan tari modern yang populer saat ini. Tarian modern tidak mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.

Dengan meniru kebudayaan bangsa lain, ciri khas kebudayaan Indonesia luntur. Seharusnya sebagai penerus bangsa, kita dapat membanggakan kebudayaan sendiri kepada seluruh dunia. Kita dapat menunjukkan kepada bangsa lain bahwa tari tradisional Indonesia sangat beragam.