Pengertian Cita-Cita dan 6 Sikap dalam Merencanakan Cita-Cita

Budi Pekerti | Kali ini kita akan membahas tentang pengertian cita-cita dan 6 sikap yang harus dimiliki dalam merencanakan cita-cita dalam kehidupan. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian cita-cita dan sikap dalam meraih cita-cita. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat membantu dan memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan belajar anak didik baik di sekolah maupun di rumah. Berikut ini pengertian cita-cita dan 6 sikap dalam persiapan meraih cita-cita.

Pengertian Cita-Cita dan 6 Sikap dalam Merencanakan Cita-Cita

Cita-Cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita adalah perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita merupakan bagian atau salah satu dari unsur dari pandangan hidup manusia yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuat dapat disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.

Ada 6 Sikap Persiapan yang Matang dalam Merencanakan Cita-Cita

Berikut ini adalah 6 sikap yang matang dalam merencanakan cita-cita dalam kehidupan kita.
1. Mengenal diri
Mengenal diri apa adanya, intelektual, keadaan fisik, sifat-sifat dasar sangat penting dalam menentukan cita-cita dan sebagai basis pengembangan cita-cita. Keadaan fisik ikut mempengaruhi cita-cita kita, walaupun tidak mutlak. Banyak orang yang mengalami keterbatasan fisik atau cacat, namun tetap bisa mewujudkan cita-cita yang dimilikinya. Perlunya mengenal diri apa adanya. Keadaan diri akan menentukan cita-cita. Maka perlu mengenal kemampuan belajar kita. Kalau saya bercita-cita jadi dokter maka saya perlu mempunyai kemampuan belajar yang tinggi karena dokter itu perlu orang yang mampu dan rajin mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Demikian juga fisik, kalau sering sakit-sakitan dan fisik lemah maka saya tidak tepat menjadi dokter karena seorang dokter adalah orang yang sehat jasmaninya.

2. Mengenal keluarga
Yang dimaksud dengan mengenal keluarga di sini secara khusus mengenal keadaaan riil keuangan, harapan-petunjuk, keadaan orang tua dan saudara lain. Keuangan orang tua perlu menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan cita-cita. Apakah keuangan orang tua mencukupi untuk biaya dan persiapan pendidikan yang kita butuhkan. Berani menerima kenyataan yang ada supaya tidak menuntut tanpa dasar dan berani menerima yang lebih baik.

3. Melengkapi sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana penting dalam mengembangkan potensi diri kita lebih maksimal. Sarana dan prasarana untuk menempuh pendidikan, untuk mengikuti pelatihan atau kursus, dan apa saja yang terkait dengan usaha pengembangan potensi.

4. Menghargai dan memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien
Memakai waktu sebaik mungkin untuk kegiatan-kegiatan yang berguna. Waktu adalah hadiah yang sangat besar dari Allah bukan buatan manusia atau pemberian antarmanusia. Time is money ... time is Precious. Ada kecenderungan kita untuk memboroskan waktu dengan bermalas-malasan, bekerja tanpa timetable, tanpa target, menunda-nunda. Kita perlu menerapkan prinsip:What can you do today, don't wait till tomorrow. Jangan tunggu sampai besok apa yang dapat kamu kerjakan hari ini.

5. Bijaksana dalam pergaulan
Bergaul dengan sesama dapat membangun diri. Namun, kita perlu berhati-hati memilih teman dalam bergaul. Ada berbagai godaan yang bisa kita ikuti karena terpengaruh dengan teman. Pengaruh teman bisa membawa pengaruh positif dan bisa juga membawa pengaruh negatif, dalam hal inilah kita harus tetap bijak dalam menjalin relasi.

6. Bersikap kritis dengan tawaran zaman
Dalam kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi sekarang ini tersedianya beragam fasilitas hidup bisa menjadi tantangan dan godaan penyalahgunaan. Janganlah cita-cita sampai dihancurkan oleh pergaulan bebas, pengaruh buruk dari teman-teman, kecenderungan mau sok jagoan, mentalitas konsumeristis, serta keinginan menempuh jalan pintas.