Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contoh Majas Litotes | 30+ Contoh Majas Litotes

Majas Litotes | Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan contoh majas litotes. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan contoh majas litotes. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan belajar anak didik dalam memahami pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan contoh majas litotes. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contoh Majas Litotes | 30+ Contoh Majas Litotes

Pengertian Majas Litotes

Majas litotes adalah majas yang menggambarkan keadaan dengan kata yang artinya berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya (kenyataan) tujuannya yaitu untuk merendahkan diri, tetapi maksudnya untuk meninggikan. Dengan kata lain majas litotes yaitu majas yang mengecilkan keadaan yang sebenarnya terjadi atau mengecilkan suatu hal yang positif menjadi hal yang negatif. Majas litotes di dalam pengungkapannya yaitu melemahkan atau mengurangi kenyataan yang sebetulnya terjadi. Litotes merupakan ungkapan yang berupa mengecilkan sebuah fakta dengan tujuan untuk menghaluskan atau menjaga kesopanan.

Ciri-Ciri Majas Litotes

Gaya bahasa majas litotes memunyai ciri-ciri sebagai berikut
  1. Menyampaikan sebuah maksud tertentu yang tinggi dengan kata-kata yang tersusun halus untuk tetap menjaga sebuah kesopanan kalimat.
  2. Menggunakan sebuah kata-kata pembanding yang meliputi, bagai, bak, laksana, bagaikan, dan lain-lain.
  3. Biasanya memakai kata-kata yang abstrak untuk menggambarkan sebuah maksud dan tujuan dari isi cerita dan sajak.
  4. Menggunakan kata-kata kiasan yang terdapat sebuah pilihan kata yang menyamakan suatu hal dengan suatu yang lainnnya.
Fungsi Majas Litotes
Gaya bahasa majas litotes memunyai beberapa fungsi sebagai berikut
  1. Digunakan untuk menjelaskan sebuah maksud yang akan disampaikan dengan cara menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami.
  2. Menambah intensitas perasaan dari seorang dalam menghantarkan sebuah makna dan sikap pada setiap pembaca dan pendengar.
  3. Menghasilkan tambahan sebuah imajinasi sehingga salah satu hal yang terlihat abstrak akan menjadi lebih konkrit untuk dinikmati.
  4. Menghasilkan sebuah efek kesenangan yang bersifat imajinatif pada penggambarannya.
Contoh Majas Litotes

Berikut ini beberapa contoh gaya bahasa majas litotes 
  1. Perjuangan diriku ini hanya setitik embun yang berada diluasnya samudra.
  2. Kamu bagaikan Ratu Elizabeth, sehingga aku tidak pantas bersanding dengan dirimu.
  3. Diriku ini bagaikan semut kecil dengan impian menjadi pasangan hidupmu.
  4. Terimalah diriku yang apa adanya ini untuk menjadi pasangan hidupmu.
  5. Suara falsku tidak pantas disandingkan dengan suara penyanyi yang setara dengan Agnes Monica.
  6. Bila suatu saat nanti kamu kembali lagi, jangan lupa untuk singgah ke gubuk tua kami ini.
  7. Tubuh yang sudah renta ini tampaknya tidak pantas jika harus mendapatkan sebuah penghargaan dari orang sekuat dirimu.
  8. Akhirnya aku dapat membeli mobil jelek ini menggunakan hasil kerja kerasku selama 15 tahun.
  9. Kami dapat bertahan hidup seperti ini karena usaha kecil-kecilan yang sedang kami jalani.
  10. Aku seorang anak lelaki kecil dengan beberapa impian dan harapan yang begitu besar.
  11. Silakan menikmati jamuan kami hidangan yang alakadarnya saja ini!
  12. Apalah arti seseorang yang hanya bisa memberikan cinta dan kasih sayang seperti diriku ini, dibandingkan dengan dia yang mampu memberikan segalanya.
  13. Di hari yang sangat istimewa ini, terimalah hadiah ulang tahunmu yang tak seberapa ini dariku.
  14. Sudilah kamu untuk singgah ke gubukku yang reot ini.
  15. Aku hanya memakai pakaian yang apa adanya untuk pergi ke jamuan makan malam itu.
  16. Inilah hidupku dan duniaku. Hidup  di dalam dunia yang penuh dengan kesederhanaan dan sebuah tantangan.
  17. Jangan pernah merasa sungkan untuk meminta bantuan kepada orang bodoh seperti diriku ini.
  18. Penghasilanku bekerja di perusahaan tersebut hanya cukup untuk makan sekeluarga dengan lauk yang seadanya.
  19. Aku hanya bekerja sebagai seorang pengawai di Kantor Kelurahan Jakarta.
  20. Hadirlah ke dalam sebuah pesta kecil-kecilan yang aku adakan dirumahku nanti malam.
  21. Hanya dengan beralaskan tanah dan beratap langit, dia tinggal di rumah tersebut dengan riang bersama keluarganya
  22. Keluarga besarku tinggal di gubuk sederhana yang terletak di daerah pinggiran kota ini.
  23. Janganlah sungkan untuk meminta bantuan kepada orang yang kurang pengalaman seperti diriku ini.
  24. Andi hanyalah orang biasa yang berasal dari kampung terpencil, apakah pantas untuk bersanding denganmu.
  25. Jangan lupa ketika Anda nanti pergi ke desa itu, mampirlah sejenak di gubuk Pak Almando.
  26. Budi hanyalah buruh pabrik miskin yang berpenghasilan di bawah rata-rata sehingga selalu kekurangan.
  27. Rini adalah karyawan baru yang belum mengerti apa-apa akan tugasnya di kantor.
  28. Bersediakah engkau Putri Permaisuri bersanding dengan pangeran tak segagah di kayangan seprti aku ini.
  29. Apakah engkau bersedia merawatku yang telah tua renta dan bertenaga ini.
  30. Kami hanyalah anak-anak jalanan yang jauh dari nikmat pendidikan, sehingga cita-cita kami tergilas oleh zaman.