Teks Cerpen | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian tentang cerpen anak lengkap dengan contohnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian dan contoh cerpen anak. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah, khususnya dalam memahami lebih dalam tentang teks cerpen anak dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah pengertian dan contoh teks cerpen anak.
Cerpen anak merupakan cerita pendek yang dibuat untuk menjadi bacaan anak, terutama anak usia sekolah dasar. Cerpen anak muncul pada majalah dan tabloid anak, misalnya Bobo dan Fantasi. Cerpen anak juga terdapat pada halaman khusus anak sejumlah surat kabar dan majalah umum.
Kalimat yang digunakan dalam cerpen anak sangat sederhana. Kata-kata dalam cerpen anak mudah dipahami. Kalimatnya pendek-pendek sehingga maksud cerita mudah dimengerti pembaca. Persoalan yang diangkat dalam cerpen anak adalah peristiwa sehari-hari yan dialami anak. Panjang cerpen anak sekitar dua sampai tiga halaman kuarto dengan spasi ganda. Namun, cerpen anak di surat kabar biasanya lebih pendek dibandingkan dengan cerpen anak di majalah.
Contoh Cerpen Anak
Pesan Mama
Yarda sedang bermain kelereng bersama Soni, Momon, dan Dion di halaman rumahnya yang teduh ketika Mama memanggilnya.
"Da,
Yarda, mainnya sudah, dong! Sudah sore, ayo lekas mandi sana!" tegur
Mama sambil mengendong Yossy, adik Yarda satu-satunya yang baru berumur
setahun. Kelihatannya Mama baru saja memandikan Yossy.
"Sebentar, deh, Ma. Tanggung, nih!" Yarda membantah.
"Sudah jam setengah lima, tuh.
Kalau mandinya kesorean, nanti masuk angin," Mama mengingatkan. "Habis
mandi nanti kamu ke warung Mbak Iyah, beli minyak tanah dan gula pasir.
Pesediaan Mama sudah habis."
Memang, halaman rumah Yarda selalu dijadikan tempat bermain anak-anak di
kampung itu. Sebab, halaman rumah itulah yang paling luas dan rindang
oleh pepohonan dibanding halaman rumah yang lain. Anak-anak sering
keasyikan bila sudah di sana sehingga mereka sering lupa waktu.
Mau
tidak mau Yarda menghentikan acara bermainnya. Padahal, ia masih kalah.
Dua puluh lima butir kelereng yang tadinya ia bawa, sekarang tinggal
lima butir. Ia berambisi sekali membalas kekalahannya itu. Ya, paling
tidak modal kelerengnya bisa kembali. Tapi, belum apa-apa Mama telah
memanggilnya.
Dengan
wajah ditekuk, Yarda berjalan ke arah Mama. Mama tersenyum melihat si
sulung yang baru kelas 2 SD itu meski agak bandel, pada akhirnya
menuruti juga perintahnya.
"Soni,
Dion, Momon, kalian juga harus pulang sebelum orang tua kalian menyusul
kemari," Mama menegur teman-teman Yarda. Ketiga anak laki-laki sebaya
Yarda pun bubar meninggalkan lokasi bermain mereka.