AKM : Pengertian, Kompetensi Literasi Membaca, Kompetensi Numerasi, dan Contoh Soal

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Kompetensi Literasi Membaca, Kompetensi Numerasi, dan contoh soal dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasan. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Kompetensi Literasi Membaca, Kompetensi Numerasi, dan contoh soal dilengkapi dengan kunci jawaban.

Gambar: freepik.com

A. Pengertian AKM

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi atau kemampuan mendasar yang dilakukan kepada peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi mendasar yang dinilai dalam AKM adalah Literasi Membaca dan Numerasi (Pusmenjar, 2020). Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tidak menggantikan peran Ujian Nasional (UN) dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar peserta didik secara individual. Namun, AKM akan menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu pendidikan yang ada di suatu wilayah.

B. Kompetensi Literasi Membaca

Sebelum berlatih soal-soal AKM Literasi Membaca dan Numerasi, peserta didik terlebih dahulu perlu memahami alasan yang harus memiliki kompetensi dalam Literasi Membaca dan Numerasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V, literasi mempunyai tiga arti, yaitu sebagai berikut:

  1. Kemampuan menulis dan membaca.
  2. Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu.
  3. Kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi menurut National Institut Literacy adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. 

Apakah semua orang mampu menulis dan membaca dapat dianggap sudah memiliki kemampuan literasi?

1. Kemampuan Menulis

Jika seorang hanya sekadar mampu menulis kalimat dari menyalin teks buatan orang lain, orang tersebut tidak bisa disebut memiliki kemampuan literasi. Kemampuan menulis di sini artinya kemampuan menyampaikan pikirannya kepada orang lain secara tertulis menggunakan pilihan kalimat yang santun dan sesuai dengan kaidah berbahasa.

2. Kemampuan Membaca

Jika seorang hanya sekadar mampu membaca kalimat tetapi belum mampu memahami isi teks yang dibaca, orang tersebut tidak bisa disebut memiliki kemampuan literasi.

3. Kemampuan Menghitung

Jika seseorang hanya sekadar mampu menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi bilangan, tetapi belum mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan angka, orang tersebut tidak bisa disebut memiliki kemampuan literasi.

Jadi, meskipun seseorang mampu menulis tetapi hanya menyalin tulisan orang lain, mampu membaca tetapi belum mampu memahami isi teks yang dibaca, dan mampu menghitung tetapi belum mampu menggunakannya hitungannya untuk memecahkan masalah sehari-hari berkaitan dengan angka, orang tersebut tidak bisa disebut memiliki kemampuan literasi.

C. Kompetensi Numerasi

Pada zaman dahulu, seorang harus mampu berhitung untuk keperluan saat berbelanja atau kegiatan sehari-hari lainnya. Namun, kita dapat sekarang menggunakan alat-alat perhitungan untuk mempermudah keperluan tersebut. Oleh karena itu, kemampuan berhitung untuk keperluan tersebut sudah kurang relevan lagi.

Kemampuan numerasi masih diperlukan agar kita dapat turut serta memajukan bangsa dan negara. Tentu banyak orang yang berpikir bahwa kemampuan numerasi cukup diajarkan pada matematika jenjang pendidikan tinggi saja. Namun, banyak penelitian yang memperlihatkan bahwa keterampilan ini harus mulai dikembangkan sejak jenjang pendidikan dasar.

Kemampuan numerasi yang perlu dikembangkan saat ini sudah berbeda zaman dahulu. Keterampilan atau kemampuan berhitung yang dahulu menjadi tujuan utama, sudah dapat digantikan oleh alat hitung atau komputer. Dengan demikian, kemampuan apa saja yang perlu dikembangkan saat ini?

Kita dapat mengembangkan kemampuan ini melalui matematika, khususnya tentang numerasi. Berbeda dengan zaman dahulu yang sekadar mengikuti urutan pengerjaan di numerasi, saat ini peserta didik juga dapat mengembangkan sikap dalam memecahkan masalah. Misalkan, kita harus menjumlahkan 37 + 78.

Pada zaman dahulu, peserta didik hanya diminta menjalankan suatu urutan pengerjaan. Saat ini, peserta didik dituntut untuk memiliki sikap dan keterampilan, yaitu berani dan mampu untuk memecahkan masalah dengan cara yang lebih mudah. Misalkan, keberanian untuk menjumlahkan dengan cara seperti berikut.

37 + 78 = 50 + 75

Dengan cara tersebut, hasil penjumlahan menjadi lebih mudah dihitung. 

Menurut Polya, seorang matematikawan, kemampuan dan keterampilan numerasi tersebut dapat dikembangkan dengan cara berikut.

1. Kita harus memahami permasalahan yang dihadapi menggunakan bahasa kita sendiri.

Salah satu cara memecahkan masalah numerasi adalah mengubah permasalahan tersebut menjadi model atau persamaan matematika.

Bacalah permasalahan yang disajikan sebanyak tiga kali dengan tahapan sebagai berikut.

  • Bacalah permasalahan yang diberikan secara utuh. Mulai dari kalimat pertama hingga kalimat terakhir.
  • Bacalah sekali lagi permasalahan tersebut. Kali ini, setelah membaca satu kalimat, buatlah diagram atau persamaan matematika yang diperlukan. Lanjutkan tahap ini hingga kalimat terakhir, yaitu hal yang ditanyakan dalam permasalahan tersebut.
  • Bacalah untuk ketiga kalinya, untuk memeriksa apakah hal yang sudah dipahami pada langkah kedua perlu diperbaiki atau tidak.

2. Dalam memecahkan masalah, cobalah perhatikan hal yang diketahui.

Perhatikan jika ada rumus yang sudah tersedia untuk memecahkan masalah tersebut. 

Perhatikan contoh:

Sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang memiliki keliling 40 m. Ukuran panjang tanah tersebut 4 m lebih panjang dari lebarnya. Tentukan luas tanah tersebut.

Permasalahan tersebut dapat diselesaikan menggunakan rumus keliling dan luas persegi panjang dengan mengikuti langkah-langkah berikut.

Langkah -1

Bacalah soal dengan saksama. Setelah itu, tentukan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan.

Diketahui:

Bentuk tanah: persegi panjang

Keliling tanah = 40 m

Panjang tanah = 4 m + lebar tanah

Ditanyakan:

Luas tanah = ?

Langkah -2

Kita dapat menggambar sketsa tanah tersebut berdasarkan informasi yang diketahui pada langkah 1 untuk mempermudah penggunaan rumus dalam perhitungan nanti.

Keterangan:

p : panjang tanah

l : lebar tanah

Langkah -3

Gunakan rumus keliling dan luas persegi panjang untuk memecahkan masalah tersebut. Kita tentukan panjang dan lebar tanah terlebih dahulu menggunakan rumus keliling persegi panjang seperti berikut.

Keliling = 40 m

2 x (p + l) = 40 m

p + l = 40 m : 2

(4 m + l) + l = 20 m

4 m + 2l = 20 m

2l = 20 m - 4 m

2l = 16 m → l = 16 m : 2 = 8 m

Diperoleh:

Lebar tanah (l) = 8 m

Panjang tanah (p) = 4 m + 8 m = 12 m

Setelah diketahui panjang dan lebarnya, kita baru dapat menghitung luasnya menggunakan rumus luas persegi panjang, seperti berikut.

Luas persegi panjang = p x l = 12 m x 8 m = 96 m².

Jadi, luas tanah tersebut adalah 96 m².

Sekarang, permasalahan tersebut sudah terpecahkan. 

D. Contoh Soal AKM

Contoh Soal Teks Informasi

Pertanyaan -1

Cermati infografis berikut!

Sikap manakah yang sesuai dengan ajakan pada poster? (Jawaban lebih dari satu) 

  • Melisa membangun toleransi dengan beribadah mengikuti ibadah agama lain
  • Ketut memberi kesempatan Yusuf untuk menjalankan salat saat azan zuhur berkumandang
  • Asrul membantu orang tuanya berjualan di pasar tradisional
  • Meskipun berasal dari Jawa Tengah,  Rey senang belajar tari Kecak

Jawaban:

  • Meskipun berasal dari Jawa Tengah, Rey senang belajar tari Kecak
  • Ketut memberi kesempatan Yusuf untuk menjalankan salat saat azan zuhur berkumandang

Pembahasan:

Soal ini menyajikan poster berisi fakta dan ajakan. Poster tersebut bertema perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh. Konten poster merupakan teks informasi karena didasarkan pada data atau fakta, dengan konteks sosial-budaya. Soal ini menuntut kalian untuk membuat kesimpulan dari poster, kemudian merefleksikannya pada contoh yang menjadi opsi pada soal.

Kata kunci pertama yang harus kalian cermati pada soal ini adalah "jawaban lebih dari satu", menginformasikan secara tidak langsung tentang jenis soal (pilihan ganda kompleks). Kalian harus menjawab lebih dari satu pernyataan. Selanjutnya cermati kembali soal. Kata kunci yang perlu kalian garis bawahi adalah "sikap", "sesuai", "ajakan poster". Dengan  kata kunci tersebut, kalian sudah dapat memahami apa yang harus dicari pada poster.

Poster menyajikan data tentang keberagaman yang ada di Indonesia. Kalimat ajakan terdapat pada bagian bawah poster, Sepatutnya kita berbangga dengan tetap menjaga keharmonisan untuk terwujudnya Indonesia Damai.

Contoh sikap yang sesuai dengan ajakan pada poster ditujukan oleh kegiatan Rey dan Ketut. Rey yang berasal dari Jawa senang mempelajari budaya lain, tari Kecak dari Bali. Sementara itu, Ketut memberikan kesempatan kepada Yusuf untuk menjalankan ibadah setelah mendengar suara azan. Keduanya menunjukkan sikap toleransi yang sesuai dengan ajakan pada poster. Asrul melakukan tindakan terpuji, yaitu membantu orang tuanya. Akan tetapi, yang dilakukan Asrul tidak berhubungan dengan isi poster. Sikap yang dilakukan Melisa juga tidak tepat. Toleransi beragama tidak dilakukan dengan beribadah mengikuti ibadah agama lain.

Pertanyaan -2

Cermati infografis berikut ini!

Ada banyak persoalan di Indonesia, salah satunya di bidang transportasi. Berdasarkan infografis tersebut, sebutkan cara penguraian kemacetan di Indonesia!

Jawaban:

Meningkatkan penggunaan alat transportasi umum.

Pembahasan:

Soal ini menyajikan stimulus berupa infografis bertema kota dan permukiman berkelanjutan. Infografis tersebut disusun dengan menyajikan fakta-fakta sehingga konten ini termasuk teks informasi. Untuk menjawabnya, kalian harus membaca dengan cermat infografis yang disajikan. Dengan demikian, kalian dapat menyusun inferensi (kesimpulan) berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) di dalam teks informasi.

Soal ini meminta kalian menjawab sesuai dengan informasi pada infografis. Selanjutnya, cermati infografis pada soal. Pertama, perhatikan judul "Membangun Transportasi Umum Mengurai Kemacetan". Memfokuskan perhatian membaca pada judul sangat penting karena judul mencerminkan isi infografis atau teks visual. Dari judul, kalian dapat mengetahui jika transportasi umum dijadikan sebagai solusi dari persoalan kemacetan. Pada infografis disebutkan persoalan yang ada di DKI Jakarta, yaitu kemacetan dan jumlah kendaraan. Pada infografis juga disebutkan kesimpulan berupa permasalahan dan solusi. Solusi yang dimaksud yaitu peningkatan penggunaan angkutan umum.