Unsur-Unsur dalam Cerita Imajinasi | Bahasa Indonesia Kelas VII (Revisi K13)

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan unsur-unsur dalam teks cerita Imajinasi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang unsur-unsur dalam teks cerita Imajinasi mata pelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami unsur-unsur dalam teks cerita Imajinasi mata pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan oleh Bapak Ibu Guru di sekolah.

Unsur-Unsur dalam Cerita Imajinasi | Bahasa Indonesia Kelas VII (Revisi K13)

Unsur-unsur cerita imajinasi terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri seperti tema, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, alur, dan konflik. Dan unsur ekstrinsik meliputi bahasa, latar belakang pengarang, nilai-nilai yang terkandung dalam cerita imajinasi. Untuk lebih jelasnya, silakan simak penjelasannya berikut ini.

A. Unsur Intrinsik Cerita Imajinasi

1. Tema

Tema merupakan makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema dapat bersinonim dengan ide utama dan tujuan utama. Jadi, tema adalah gagasan dasar umum, dasar cerita sebuah karya yang digunakan pengarang untuk mengembangkan cerita.

Tema yang sering diangkat dalam karya yaitu masalah kehidupan. Masalah tersebut berupa pengalaman bersifat individual dan sosial. Contoh tema yang diangkat, antara lain cinta (cinta terhadap Tuhan, tanah air, orang tua, dan kekasih), kesetiakawanan, dan keadilan. Sementara itu, contoh tema cerita imajinasi yang berlatar masa depan antara lain keajaiban.

2. Latar

Latar atau setting disebut landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

  • Latar tempat, yaitu menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi.
  • Latar  waktu, yaitu latar yang berhubungan dengan masalah "kapan" terjadinya peristiwa -peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi.
  • Latar sosial, yaitu menyaran pada unsur-unsur yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial mencakup kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap.

3. Penokohan

Penokohan merupakan pelukisan gambaran jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Pelukisan gambaran tokoh cerita ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan aspek yang dilakukan dalam tindakan.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pandang yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Bentuk sudut pandang orang ketiga dan pertama.

  • Sudut pandang orang ketiga yaitu pengisahan cerita pada umumnya mempergunakan sudut pandang orang ketiga. Narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama diri atau kata ganti orang ketiga. Kata ganti tersebut misalnya, Potter, Hanum, ia, dia, dan mereka.
  • Sudut pandang orang pertama yaitu dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, narator merupakan seorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah "aku", tokoh yang mengisahkan kesadaran diri sendiri.
  • Sudut pandang campuran yaitu dalam pengisahan cerita, pengarang menggabungkan penggunaan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

5. Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan dalam sebuah cerita mencerminkan pandangan hidup pengarang. Pesan yang ingin disampaikan disebut pesan moral. Pesan moral tersebut dapat berupa penerapan sikap dan tingkah laku para tokoh yang terdapat pada sebuah cerita. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh tersebut diharapkan dapat menyajikan hikmah.

Jenis pesan moral yang disampaikan dalam yang disampaikan dalam cerita bersifat tidak terbatas. Pesan moral dapat mencakup persoalan hidup. Persoalan hidup dan kehidupan manusia dapat dikategorikan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, hubungan manusia dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan.

6. Alur

Alur merupakan jalan cerita yang memunyai hubungan sebab-akibat. Berikut macam-macam alur.

  • Alur konvensional atau alur maju, yaitu peristiwa dalam cerita dinarasikan secara kronologis atau urut dari awal sampai akhir.
  • Alur nonkonvensional atau alur mundur, yaitu peristiwa dalam cerita dinarasikan dengan menoleh ke belakang atau membayangkan masa lalu.
  • Alur campuran atau alur maju mundur, yaitu peristiwa dalam cerita meloncat-loncat antara masa lalu dan masa kini.

Adapun alur cerita dalam drama melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

  1. Perkenalan, dalam tahap ini penulis memperkenalkan tokoh-tokoh dan latar cerita.
  2. Konflik, tahap ini ketika mulai timbul permasalahan antartokoh.
  3. Klimaks, tahap ini yaitu ketika masalah memuncak.
  4. Antiklimaks, yaitu tahap ini ketika mulai menurun karena sudah ada penyelesaian masalah.
  5. Penyelesaian, pada tahap ini merupakan akhir cerita. Akhir cerita dapat berakhir bahagia, sedih, atau dibuat menggantung.

7. Konflik

Konflik merupakan sesuatu yang dramatik. Konflik mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang, menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi. Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan diantara dua pendapat dari pelaku cerita. Konflik juga dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatan antara ego satu dan ego yang lain.

Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam diri seorang (tokoh). Konflik ini juga sering disebut psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini biasanya berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri.

Konflik eksternal juga dapat terjadi antara tokoh dengan lingkungan sekitarnya (alam). Konflik seperti ini sering disebut dengan physical or element conflict atau konflik sosial. Konflik jenis ini biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan atau memanfaatkan serta membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

B. Unsur Ekstrinsik Cerita Imajinasi

1. Bahasa

Bahasa adalah sarana yang digunakan dalam karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra dipengaruhi oleh bahasa pengarang. Unsur bahasa daerah dimungkinkan masuk ke karya sastra tersebut. Bahasa pengarang berkaitan erat dengan unsur ekstrinsik.

2. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup pengarang dan juga sejarah hasil karangan-karangan yang ditulis pengarang sebelumnya. Latar belakang pengarang terdiri atas biografi pengarang, kondisi psikologis pengarang, dan aliran sastra yang dianut pengarang.

3. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Cerita Imajinasi

Cerita imajinasi mengandung nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut menggambarkan norma, tradisi, aturan, dan kepercayaan yang dianut atau dilakukan oleh masyarakat. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai moral, sosial, budaya atau adat istiadat, dan religi.

  • Nilai moral adalah nilai kehidupan berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti (baik dan buruk). Contoh nilai moral yaitu berbakti kepada orang tua, jujur, sabar, dan ikhlas.
  • Nilai sosial adalah nilai kehidupan yang terkait dengan norma atau aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai sosial berhubungan dengan orang lain. Contoh nilai sosial yaitu saling memberi, tenggang rasa, dan saling menghormati pendapat orang lain.
  • Nilai budaya adalah nilai-nilai berkaitan dengan kebiasaan atau tradisi yang berlaku dalam masyarakat. Contoh nilai budaya yaitu adat istiadat perkawinan atau kematian, adat cara berpakaian, budaya kesenian, dan upacara adat.
  • Nilai religi adalah nilai berkaitan dengan kehidupan beragama. Contoh nilai religi yaitu cara beribadah kepada Tuhan dan sistem kepercayaan.
  • Nilai politik adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan gejolak tata pemerintahan di suatu daerah. Gejolak tersebut menjadi latar cerita. Latar peristiwa politik dijadikan salah satu dokumen sejarah bangsa.