Teks Cerita Inspiratif | Pengertian, Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Cerita Inspirasi

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian, struktur, ciri kebahasaan, dan contoh teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian, struktur, ciri kebahasaan, dan contoh teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan selanjutnya, apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian, struktur, ciri kebahasaan, dan contoh teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Teks Cerita Inspiratif | Pengertian, Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Cerita Inspirasi
www.searchpengertian.com

Pengertian Cerita Inspirasi

Teks cerita inspirasi adalah cerita yang mampu mengilhami, menggugah kesadaran, dan membuka pencerahan pembaca agar terjadi perubahan menuju kebaikan. Melalui teks cerita inspirasi, pembaca akan belajar untuk lebih peka terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar.

Ciri-Ciri Cerita Inspirasi

Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri dari cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun ciri-ciri dari cerita inspirasi adalah sebagai berikut.
  1. Memiliki judul
  2. Cerita sistematis
  3. Bentuk cerita tidak terlalu panjang
  4. Isi cerita mengandung simpati, kepedulian, atau empati
  5. Ide cerita bisa muncul dari fenomena dalam masyarakat
  6. Cerita mampu menggugah pembaca untuk melakukan perubahan yang lebih baik
  7. Pesan yang disampaikan secara implisit dan disampaikan dengan memilih kata-kata yang menyentuh hati
  8. Menarik dan mudah dimengerti

Ciri Kebahasaan Cerita Inspirasi

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri kebahasaan teks cerita inspirasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa ciri-ciri kebahasaan cerita inspirasi adalah sebagai berikut.

1. Jenis-Jenis Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang terbentuk atas satu klausa atau lebih dan mempunyai intonasi akhir. Dalam bahasa tulis,syarat kalimat harus memiliki setidaknya subjek dan predikat. Teks cerita inspirasi menggunakan berbagai jenis kalimat. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat berita.
a. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang digunakan untuk bertanya. Jika teks cerita inspirasi disampaikan secara tulis, kalimat tanya diakhiri tanda tanya. Jika teks inspirasi disampaikan secara lisan, kalimat tanya diakhiri dengan intonasi akhir naik. Kalimat tanya juga sering digunakan dalam persyaratan langsung. Kalimat tanya menghendaki jawaban dari orang yang ditanya. Dalam teks cerita inspirasi, kadang-kadang jawaban yang disampaikan tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Selain itu, dalam teks cerita inspirasi, kalimat tanya tidak selalu berarti sebagai pertanyaan.
b. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah diakhiri tanda seru. Dalam teks cerita inspirasi kalimat perintah sering digunakan dalam pernyataan-pernyataan langsung.
c. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang sering digunakan dalam bagian abstrak dan koda. Bentuk kalimat ini sering digunakan untuk membuat pernyataan tidak langsung. Kalimat berita dapat berimplikasi perintah jika disampaikan dalam konteks tertentu.
2. Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung atau penghubung. Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, da antarkalimat. Konjungsi adalah penghubung antarkata sampai antarkalimat. Konjungsi adalah partikel yang berfungsi untuk mengabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
Ada beberapa jenis-jenis konjungsi. Pembagian jenis-jenis konjungsi dibedakan menjadi dua yakni konjungsi antarklausa dan konjungsi antarkalimat. Untuk konjungsi antarklausa di bagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
1) Konjungsi Antarklausa
Yang dimaksud konjungsi antarklausa atau konjungsi intra kalimat adalah kata yang menghubungkan klausa induk kalimat dan klausa anak dalam satu kalimat. Biasanya konjungsi antarklausa ada di tengah-tengah kalimat. Secara umum ada dua jenis konjungsi antarklausa yakni konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
- Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Yang termasuk dalam konjungsi koordinatif adalah.
1. penghubung penambahan → dan, serta
2. penghubung pemilihan → atau
3. penghubung perlawanan → tetapi, melainkan
4. penghubung pertentangan → padahal, sedangkan, meski
- Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Yang termasuk dalam konjungsi subordinatif adalah.
1. penghubung atributif → yang
2. penghubung tujuan → agar, supaya, biar
3. penghubung syarat → jika, bila, kalau, asalkan, bilamana, manakala
4. penghubung waktu → sejak, sewaktu, selama, begitu, sambil, sehabis, setelah, sebelum, sedari, tatkala.
5. penghubung permisalan → andaikan, walaupun, sekalipun
6. penghubung konsesif → biarpun, walaupun, sekalipun
7. penghubung penyebab → karena, sebab
8. penghubung akibat → sehingga, makanya
9. penghubung cara → dengan, tanpa
10. penghubung perbandingan → sebagaimana, laksana, ibarat, seolah-olah
11. penghubung penjelasan → bahwa
2) Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Ada banyak fungsi konjungsi antarkalimat, antara lain sebagai penyataan kelanjutan, keadaan, pertentangan, konsekuensi dan sebagainya. Yang termasuk dalam konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.
1) menyatakan konsekuensi → dengan demikian, akibatnya
2) menyatakan kebalikan → sebaliknya
3) menyatakan kelanjutan → sesudah itu, kemudian, selanjutnya
4) menyatakan pendahulu → sebelum itu, sebelumnya
5) menyatakan penguatan → malahan, tak hanya itu, bahkan
6) menyatakan keadaan → sesungguhnya, bahwasanya
7) menyatakan pertentangan → akan tetapi, sayangnya, namun
8) menyatakan penambahan → selain itu, lagi pula
9) menyatakan kesediaan → biarpun begitu, meskipun demikian, walau begitu

Jenis-Jenis Konjungsi Berdasaran Fungsinya
  1. Konjungsi aditif adalah konjungsi yang berfungsi mengabungkan dua kata, frasa, klausa atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat. (dan, lagi, lagi pula, serta).
  2. Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. (tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, namun).
  3. Konjungsi disjungtif adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih. (atau, maupun, entah).
  4. Konjungsi waktu adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa baik yang sederajat atau tidak sederajat. (apabila, bila, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sejak, selama, sementara, setelah, sesudah).
  5. Konjungsi situasi adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. (sedang, sedangkan, padahal, sambil).
  6. Konjungsi penanda adalah konjungsi yang berfungsi untuk menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. (umpama, contoh, terutama, misalnya, antara lain).
  7. Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang berfungsi menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan. (kecuali, selain, asal).
  8. Konjungsi urutan adalah konjungsi yang fungsinya untuk menyatakan urutan sesuatu hal dalam kalimat. (mula-mula, lalu, kemudian).
  9. Konjungsi konsesif adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan suatu hal serta menolak hal yang lain. (meskipun, walaupun, biarpun, sekalipun).
  10. Konjungsi penjelas adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. (bahwa).
  11. Konjungsi penegas adalah konjungsi yang berfungsi menegaskan atau meringkas suatu bagain kalimat yang telah disebut sebelumnya. (bahkan, apalagi, yaitu, umpama, misalnya).
  12. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga saling mempengaruhi. (semakin, kian, bertambah, sedemikian rupa, sehingga).
  13. Konjungsi perbandingan adalah konjungsi yang berfungsi membandingkan dua hal tertentu. (sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan, ibarat, daripada).
  14. Konjungsi tak bersyarat adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. (walaupun, meskipun, biarpun).
  15. Konjungsi kondisional adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan syarat-syarat pada suatu hal yang dapat terjadi. (jika, bila, jikalau, apabila, asalkan, kalau, bilamana).
  16. Konjungsi konsekutif adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan akibat suatu peristiwa atau kejadian tertentu. (sehingga, sampai, akibatnya).
  17. Konjungsi kausal adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian tertentu. (sebab, sebab itu, karena, karena itu).
  18. Konjungsi final adalah konjungsi yang berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. (supaya, guna, untuk, agar).

Struktur Teks Cerita Inspiratif

Berikut ini adalah struktur teks cerita inspiratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun struktur teks cerita inspiratif adalah sebagai berikut.
  1. Abstrak, berisi inti dari teks cerita inspiratif (opsional)
  2. Orientasi, berisi pengenalan tema, latar, dan tokoh cerita.
  3. Komplikasi, berisi konflik sampai klimaks cerita.
  4. Evaluasi, berisi munculnya pemecahan dan penyelesaian masalah.
  5. Resolusi, berisi pemecahan masalah yang dialami oleh tokoh
  6. Koda, berisi amanat dan pesan-pesan positif

Unsur-Unsur Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif

Berikut ini adalah beberapa unsur-unsur yang terdapat dalam teks cerita inspiratif. Adapun unsur-unsur dalam cerita inspiratif adalah sebagai berikut.
  1. Menggunakan kata/kalimat deskriptif
  2. Menggunakan kata ekspresif
  3. Menggunakan majas (metafora, perumpamaan, repetisi)

Cara Menulis Cerita Inspiratif


Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa kalian gunakan dalam menulis sebuah teks cerita inspiratif agar menarik di baca dan dapat menginspirasi orang lain. Adapun langkah-langkah atau cara yang bisa kalian gunakan adalah sebagai berikut.
  1. Tentukan tema dan amanat cerita inspiratif.
  2. Buat kerangka isi cerita inspiratif.
  3. Buat paragraf awal yang menarik
  4. Gunakan bahasa yang ringan dan mengalir
  5.  Libatkan emosi secukupnya
  6. Ending (akhir cerita inspiratif) harus istimewa
  7. Pemilihan judul sangat penting

Contoh Teks Cerita Inspiratif

Berikut ini adalah salah satu contoh cerita inspiratif singkat yang bisa kalian jadikan sebagai bahan referensi dalam membuat contoh teks cerita inspiratif yang menarik dan tidak membosankan. Adapun contoh teks cerita inspiratif tersebut adalah sebagai berikut.

Mencari Jodoh yang Terbaik

Pada suatu hari di sebuah perguruan silat, seorang murid bertanya kepada gurunya. Murid ini adalah murid terbaik dan paling disayang oleh sang guru. "Guru, sekarang saya sudah makin dewasa, tolong ajarkan saya satu ilmu yang baru."

Lalu gurunya berkata, "Hmm, besok pagi kamu bertemu dengan saya ya, di ladang jagung di tepi hutan sebelah sana. Saya akan ajarkan kamu satu ilmu baru." Sang murid pun setuju saja untuk bertemu dengan gurunya.

Keesokan harinya, sang murid bertemu dengan gurunnya di tepi hutan, di mana ada ladang jagung yang sangat luas. Sepanjang mata memandang hanya ada ladang jagung. Si murid bertanya, "Guru, apa yang akan kita lakukan di sini?"

Kata gurunya, sekarang kamu saya berikan tugas, kamu masuk ke ladang jagung, dan kamu pilih 1 jagung yang terbaik untuk dibawa pulang. Syarat pertama adalah, kamu sudah jalan, kamu tidak boleh balik lagi dan waktu kamu cuma 1 jam.

Kata muridnya, baik guru, saya akan mencari jagung terbaik yang paling besar, yang paling segar, yang saya benar-benar suka. Lalu dimulailah jalan, dia melihar satu per satu jagung. Sampai dia melihat satu jagung yang agak besar. Lalu dia bergumam dalam hati. "Wah apa ini jagungnya ya? Tapi saya cuma boleh bawa satu jagung, jangan-jangan di depan sana ada jagung yang lebih besar. Ya sudahlah, yang di sana saja, pasti di sana ada jagung lain yang lebih besar.

Lalu dia berjalan dan mencari lagi, tak lama kemudian ia menemukan yang lebih besar. Lalu dia kembali bergumam, "Nah ini, benar ternyata, ada yang lebih besar. Tapi, jangan-jangan di sana nanti ada yang lebih besar lagi."

Akhirnya dia tinggalkan lagi, dan mencari yang lain di sana, betul saja, apa yang diharapakan benar terjadi. Dia mendapatkan buah jagung yang lebih besar lagi dari jagung pertama dan kedua itu.  Tetapi dia masih penasaran dengan jagung yang masih banyak di depannya. Sampai akhirnya di tiba di ujung ladang jagung dan di sana dia berpikir, "Sepertinya justru jagung yang paling bagus adalah jagung pertama yang saya temui."

Sayangnya, ladang jagungnya sudah terlanjur lewat dan waktunya sudah terlanjur habis. Akhirnya dia kembali ke gurunya dan tidak membawa satu jagung pun. Kemudian gurunya berkata, "Seperti itulah perumpamaan kamu mencari jodoh atau memilih jalan hidup."