searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan pengertian, unsur-unsur, dan ciri-ciri, dan kumpulan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 7. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam memahami pengertian, unsur-unsur, ciri-ciri, dan kumpulan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian, unsur-unsur, ciri-ciri, dan kumpulan contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
A. Pengertian Teks Puisi
Puisi adalah karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusuna lirik dan bait, serta penuh dengan makna. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang hendak disampaikan. Suatu karya puisi yang baik memiliki makna yang mendalam, makna diungkapkan dengan memadatkan segala unsur bahasa. Bahasa pada puisi tidak sama dengan bahasa yang kita pakai sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas namun penuh makna dan kata-kata yang digunakan mengandung banyak pengertian. Luasnya pengetahuan pembaca sangat penting saat membaca puisi, karena untuk menemukan makna dalam sebuah puisi, pembaca harus membaca puisi dengan seksama dan memperhatikan banyak faktor dalam puisi tersebut.
B. Unsur-Unsur Teks Puisi
Suatu puisi dibangun berdasarkan 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik Puisi
a. Unsur Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang menjadi dasar suatu puisi. Setiap puisi mempunyai banyak hal yang dibahas, namum pasti memiliki satu topik utama dari pembahasan tersebut. Nah, topik utama itulah yang disebut tema.
b. Unsur Suasana (Latar)
Suasana adalah unsur pemikiran dan perasaan penyair yang mampu membuat suasana terhadap pembaca atau pendengar setelah membaca atau mendengar suatu puisi. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan kepada pembaca atau pendengar. Suasana yang ditimbulkan bisa gembira, sedih, terharu, dll. Semakin tersampaikan suasana tersebut kepada pembaca atau pendengar, maka semakin bagus puisi tersebut.
c. Unsur Imaji
Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud bisa menyentuh pembaca atau pendengar melalui indra manusia, pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Tujuan adanya imaji adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami benar-benar mengerti makna dari puisi tersebut.
d. Unsur Simbol (Lambang)
Simbol atau lambang merupakan unsur puisi yang menyatakan bahwa kata-kata dalam puisi bisa saja merupakan suatu lambang untuk maksud dan tujuan yang lain. Contohnya "Hati yang Terbuat dari Baja", kata "Baja" dalam baris puisi tersebut bisa melambangkan atau menjadi simbol kekuatan yang sulit untuk dipecahkan.
e. Unsur Musikalitas (Nada/Bunyi)
e. Unsur Musikalitas (Nada/Bunyi)
Sebuah puisi disusun atas kata-kata tertentu yang penuh makna dan juga indah untuk didengar. Kata-kata tersebut berfungsi terhadap keseluruhan makna yang terdapat dalam puisinya. Musikalisasi puisi yang dimaksud adalah penyusunan kata-kata yang bermakna,indah, dan juga menarik didengar bunyinya sehingga menarik bagi pembaca atau pendengar puisi tersebut.
f. Unsur Gaya Bahasa
Dasar dari suatu susunan puisi adalah bahasanya. Setiap penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda, gaya bahasa ini menjadi pilihan penyair sesuai dengan pikiran dan perasaan saat membuat puisi tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan pemilihan kata pada puisi, diantaranya adalah bedanya zaman, pengalaman hidup penyair, perbedaan tempat budaya, dll.
g. Unsur Amanat
Setiap puisi memiliki makna tertentu. Oleh karena itu, puisi yang baik memiliki amanat yang hendak disampaikan. Amanat merupakan pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar setelah memahami tema, makna, bunyi, dan makna dalam puisi tersebut. Amanat dalam suatu puisi biasanya disampaikan secara tersirat. Jadi, kita harus memahami puisi tersebut dengan benar untuk mendapatkan amanat penyair tersebut.
2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik adalah unsur pada penyair yang tidak berhubungan secara langsung dengan puisi tersebut. Artinya, unsur ekstrinsik adalah unsur luar puisi, diantaranya adalah: Keadaan sosial penyair, Lingkungan penyair, Profesi penyair, Pengalaman penyair, Kondisi ekonomi penyair, Peran penyair dalam masyarakat, dll.
Pada prinsipnya unsur dan ciri puisi tidak jauh berbeda. Namun, secara umum puisi memiliki ciri-ciri sederhana sebagai berikut.
1. Pola Bunyi (rima)
Pola bunyi atau rima adalah penataan bunyi dai kata-kata yang menyusun puisi tersebut. Penataan bunyi tersebut dapat dilihat dari setiap baris juga bisa diamati dari beberapa baris dalam satu bait. Penataan bunyi puisi bisa dilakukan secara senggaja oleh penyair dan bisa juga tertata secara kebetulan.
2. Irama (ritme)
Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar terhadap puisi.
3. Diksi (pemilihan kata)
Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata-kata dalam puisi tidak sama dengan yang dipakai sehari-hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut.
D. Kumpulan Contoh Puisi
Berikut ini adalah beberapa kumpulan puisi. Adapun beberapa kumpulan puisi tersebut adalah sebagai berikut.
f. Unsur Gaya Bahasa
Dasar dari suatu susunan puisi adalah bahasanya. Setiap penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda, gaya bahasa ini menjadi pilihan penyair sesuai dengan pikiran dan perasaan saat membuat puisi tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan pemilihan kata pada puisi, diantaranya adalah bedanya zaman, pengalaman hidup penyair, perbedaan tempat budaya, dll.
g. Unsur Amanat
Setiap puisi memiliki makna tertentu. Oleh karena itu, puisi yang baik memiliki amanat yang hendak disampaikan. Amanat merupakan pesan dari penyair kepada pembaca atau pendengar setelah memahami tema, makna, bunyi, dan makna dalam puisi tersebut. Amanat dalam suatu puisi biasanya disampaikan secara tersirat. Jadi, kita harus memahami puisi tersebut dengan benar untuk mendapatkan amanat penyair tersebut.
2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik adalah unsur pada penyair yang tidak berhubungan secara langsung dengan puisi tersebut. Artinya, unsur ekstrinsik adalah unsur luar puisi, diantaranya adalah: Keadaan sosial penyair, Lingkungan penyair, Profesi penyair, Pengalaman penyair, Kondisi ekonomi penyair, Peran penyair dalam masyarakat, dll.
Pada prinsipnya unsur dan ciri puisi tidak jauh berbeda. Namun, secara umum puisi memiliki ciri-ciri sederhana sebagai berikut.
1. Pola Bunyi (rima)
Pola bunyi atau rima adalah penataan bunyi dai kata-kata yang menyusun puisi tersebut. Penataan bunyi tersebut dapat dilihat dari setiap baris juga bisa diamati dari beberapa baris dalam satu bait. Penataan bunyi puisi bisa dilakukan secara senggaja oleh penyair dan bisa juga tertata secara kebetulan.
2. Irama (ritme)
Irama bisa diartikan sebagai pergantian, keras lembut, lambat cepat, panjang pendek, atau tinggi rendahnya pengucapan kata dalam puisi. Irama digunakan untuk memperindah puisi sehingga nilai puisi tersebut baik. Irama dapat mempengaruhi ketertarikan pembaca atau pendengar terhadap puisi.
3. Diksi (pemilihan kata)
Puisi memiliki pemilihan kata yang khas, kata-kata dalam puisi tidak sama dengan yang dipakai sehari-hari. Penyair biasanya memilih susunan kata yang indah, enak didengar, dan juga memiliki makna yang mendalam sehingga pembaca atau pendengar dapat menikmati puisi tersebut.
D. Kumpulan Contoh Puisi
Berikut ini adalah beberapa kumpulan puisi. Adapun beberapa kumpulan puisi tersebut adalah sebagai berikut.
Karawang-Bekasi
Karya: Chairil Anwar
Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami
terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi
jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa
memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kamu cuma tulang-tulang berserakan
tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami
Menjaga bung Karno
Menjaga bung Hatta
Menjaga bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi
Aku
Karya: Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari hingga pedih dan perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
sudah itu mati
Maju
bagimu negeri
Menyediakan api.
Punah di atas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
serang Terjang
Kita Berjuang
Karya: Usmar Ismail
Terbangun aku, terloncat duduk
Kulayangkan pandang jauh keliling
Kulihat harilah terang jernilah falak
Kuisap
Legalah dada
Kupijak tanah
Kudengar bisikan
Hatiku rawan
Kita berjuang!
Kita berjuang!
Sebagai dendang menyanyi kalbu
Bangkitlah hasrat damba dan larang
Ingin meda ridlah menyerbu
"Beserta saudara turut berjuang"
Derita Negeriku
Karya: IC- Surabaya
Suara hatiku membisikkan kata
Menyapa puing-puing berserakan
di negeri tercinta
Saudara-saudaraku yang menderita
Di tenda-tenda pengungsian
Banyak yang sakit dan meninggal
Diserang sakit dan kurang pangan
Karena kerusuhan tiada henti
Perang antara saudara sendiri
Ingin kuulurkan tangan
Membantu dengan tulus ikhlas
Teratai
Karya: Sanusi Pane
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengenang
Biarpun ia diabagaikan orang
Semoga kembang gemilang mulia
Teruslah oh teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman
Pahlawan Tak Dikenal
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilaman ia datang
Kedua tangannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda
Raden Ajeng Kartini
Karya: Sides Sudiyarto Ds
Bagai lilin menyala dalam gelap semesta
Kau terangi kaum wanita Indonesia
Hingga mampu meraba jalan masa depan
Melawan nasib yang tiada nyata arahnya
Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam
Kau sinari langit kelabu udara beku
Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju
Meski jauh jalan berliku penuh batu
Kartini yang agung
Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan
Kuntum bunga pujaan nusantara
Juangmu terpatri dalam sejarah bangsa