6+ Ciri Orang yang Memelihara Iman dan Cara Memelihara Iman

searchpengertian.com | Selamat datang di situs searchpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan tentang ciri orang yang memelihara iman dan cara memelihara iman. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang ciri orang yang memelihara iman dan cara memelihara iman. Dan harapannya, apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri orang yang memelihara iman dan cara memelihara iman.
6+ Ciri Orang yang Memelihara Iman dan Cara Memelihara Iman
 www.searchpengertian.com

A.  Ciri Orang yang Memelihara Iman

Tiap manusia mempunyai harapan akan kebahagiaan sejati yang telah ditanamkan dalam setiap hati manusia. Harapan ini adalah suatu keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tidak akan memunyai pengharapan. Harapan inilah yang membuat manusia bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di surga. Harapan yang membuat manusia dapat berdiri tengak di tengah-tengah berbagai persoalan dan tantangan kehidupan. orang yang memelihara iman adalah mereka yang memiliki sikap berikut.
1. Bijaksana dalam memposisikan diri ditengah krisis yang sedang dihadapi
Dalam Daniel 1:8, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memiliki iman bahwa pembuangan yang dialaminya memiliki dimensi pengajaran sehingga mereka peka bagaimana seharusnya mengambil sikap sikap. Karena iman, mereka tidak menyantap makanan yang diberikan raja dengan kemewahanya. Karena iman, mereka percaya akan lebih bugar dengan santapan sederhana. Itulah praktik peran iman mereka yaitu tahu memposisikan diri di tengah krisis. Mereka tidak mau menyembah patung berhala raja meskipun diancam hukuman berat. Sebagai akibat dari ketaatan kepada Tuhan, mereka dicampakkan ke dalam api yang menyala namun, Tuhan menyelamtkan mereka. Hasilnya, raja pun takut kepada Tuhan yang mereka sembah.
2. Tetap menghormati norma sosial masyarakat
Konteks hidup Daniel dan kawan-kawan di tengah lingkungan pluralistik mirip dengan konteks Indonesia yang majemuk. Namun, Daniel yang beriman tidak menjadikannya langsung menolak semua norma sosial masyarakat. Contoh, Daniel mengikuti kebiasaan setempat dalam memberi salam kepada raja dan ia tidak keberatan ketika nama mereka diganti dengan nama Babel.
3. Menerima keterbatasannya sebagai manusia.
Manusia adalah mahkluk yang diciptakan Allah. Sebagai ciptaan-Nya, manusia memiliki keterbatasan. Karena keterbatasan itu, maka manusia menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Percaya dan memberikan diri dipimpin oleh Tuhan tidak berarti manusia bersikap pasif. Orang beriman termotivasi untuk belajar dan bekerja dengan giat.
4. Terus menjaga dan membina hubungan yang akrab dengan Tuhan melalui doa dan membaca Alkitab
Berbagai persoalan yang dihadapi dalam hidup baik itu menyenangkan, maupun tidak dalam segala situasi orang beriman tetap memelihara hubungan yang akrab dengan Tuhan. Hal itu dilakukan melalui kesetiaan dalam berdoa dan membaca Alkitab.
5. Tetap setia apapun keadaannya.
Orang beriman tetap setia dan percaya pada Tuhan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Iman mereka tidak pernah surut dan tidak hilang percaya kepada Tuhan. Terkadang dalam menghadapi masalah, apalagi jika masalah itu berat, manusia cenderung meragukan Tuhan.
6. Menerima baik-buruknya peristiwa kehidupan sebagai kedaulatan Tuhan.
Orang beriman menerima berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya seraya mengakui kedaulatan Allah dalam hidupnya. Hal ini berbeda dengan sikap "pasrah" yang fatalistik. Tentu saja dalam menghadapi masalah, orang beriman akan berupaya mengatasinya tetapi tidak mengandalkan kemampuannya sendiri namun, sambil berupaya mereka tetap berdoa dan percaya kepada Tuhan.

B. Cara Memelihara Iman

Nampaknya Rasul Paulus mencoba menggambarkan betapa beratnya upaya untuk mempertahankan dan memelihara iman. Ia tidak hanya memelihara iman dengan berdoa, namun juga bersaksi memberitakan Injil Kerajaan Allah, berani mengatakan kebenaran dan menegur yang bersalah, memiliki penguasaan diri, sabar dan tabah dalam penderitaan.

"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. (Efesus 6:13-18).

Perisai iman yang disebutkan di bagian kitab tersebut ditutup dengan sebuah pernyataan, yaitu berdoalah setiap waktu dengan permohonan yang tak putus-putusnya, artinya, manusia beriman harus selalu mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan kehendak-Nya. Melalui doa, orang beriman bisa datang lebih dekat kepada Tuhan. Doa menjaga relasi orang beriman dengan Allah menjadi semakin akrab, sehingga Allah semakin dikenal. Dengan doa kita dapat mengetahui apakah kehendak Allah dalam hidup ini.

Sangat menyedihkan bahwa banyak orang Kristen berpikir bahwa Yesus Kristus akan menyelamatkan mereka dari neraka, dosa, dan maut hanya dengan menyebut nama-Nya setiap waktu. Untuk itu, Yesus telah mengatakan: "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga".